Memberdayakan Perekonomian Ummat ke Arah yang Lebih Baik menuju
58 upah.Dari hasil data yang diperoleh, penulis melihat adanya keselarasan dari
pernyataan para nasabah dengan tujuan program yang dimaksud, berikut penjelasannya :
a. Terhindar dari Praktik Ribawi
BMT Usaha Mulyaberupaya memudahkan masyarakat dalam transaksi pembiayaan dengan harapan dapat memenuhi setiap kebutuhan
anggota atau nasabah untuk bermuamalah secara nyaman, penuh berkah dan terhindar dari praktik ribawi. Tanpa akses yang tetap pada lembaga
keuangan mikro syariah seperti BMT ini, hampir seluruh masyarakat dan pedagang kecil akan menggantungkan pembiayaan pada kemampuan
sendiri yang sangat terbatas atau pada kelembagaan keuangan informal rentenir. Yang mana prosedur penyaluran dana menggunakan sistem riba
bunga. Sedangkan yang telah kita ketahui bahwasannya sistem riba itu diharamkan oleh Islam.
Para nasabah BMT Usaha Mulya menyadari bahwasannya ada resiko besar apabila mengajukan pembiayaan pada bank keliling atau pun
pada bank konvensional, disebabkan karna lembaga keuangan tersebut menggunakan sistem riba bunga. Seperti yang dikatakan oleh Ibu Yanti
pedagang warung kelontong, nasabah BMT Usaha Mulya : “Disini mah masih banyak emba bank keliling itu, dia juga
ngedateng-datengin yang punya warung yang punya usaha, dia juga nawarin tapi saya mah ga tertarik. Aduuh bunganya bisa nyekek,
apalagi kalo ngambilnya yang harian. Emang sih emba gampang persyaratannya cuma jaminan BPKB aja kan. Ah engga lah saya.
Saya mah mau cari amannya aja, kalo BMT kan katanya bagi hasil, bukan bunga.
”
10 10
Wawancara Pribadi dengan Ibu Yanti, Bekasi, 13 Juli 2014.
59 Dengan memilih bergabung menjadi nasabah di BMT Usaha
Mulya, Ibu Yanti akan merasa nyaman dalam melakukan pinjaman, dan bahkan hidupnya maupun usaha yang dijalaninya menjadi berkah,
dikarenakan telah mengikuti serta mengaplikasikan muamalah menurut tuntunan syariah Islam.
b. Prinsip Bagi Hasil dan Jual Beli dengan Keuntungan
Selain terhindar dari praktik ribawi, muamalah menurut tuntunan syariah Islam juga menerapkan prinsip bagi hasil dan prinsip jual beli
dengan keuntungan. Prinsip bagi hasilmerupakan suatu sistem yang meliputi tata cara pembagian hasil usaha antara pemodal dengan pengelola
dana. Sedangkan
prinsip jual
beli dengan
keuntungan dalam
pelaksanaanya BMT mengangkat nasabah sebagai agen yang diberi kuasa melakukan pembelian barang atas nama BMT, kemudian BMT
bertindak sebagai penjual, menjual barang tersebut kepada nasabah dengan harga sejumlah harga beli ditambah keuntungan bagi BMT. Keuntungan
yang diperoleh BMT akan dibagi juga kepada penyedia atau penyimpandana. Seperti yang dikatakan oleh Bapak Edy Purwanto, selaku
Ketua Pelaksana BMT Usaha Mulya, sebagai berikut : “Kalo yang murabahah pure, misalkan dia warung kelontong
butuh modal, biasanya warung kelontong itukan butuh kaya beras, minyak, sembako lah, karna kita itu ga ada gudang jadi kita
percayakan sama dia untuk belanja tapi nanti dia dengan menyerahkan nota belanja. Nominalnya berapa yang dia
belanjakan. Misalkan pengajuan awalnya cuma lima juta, yang habis terpakai cuma empat juta, berarti sisa yang satu jutanya itu
harus dikembalikan. Untuk angsurannya nanti kita hitung lagi. Dengan bagi hasil juga. Karena kan dari hasil penjualannya itu dia