narkotika. Jika sudah demikan, tidak ada lagi rasa nikmat akan tetapi rasa sakit dan
penderitaan.
17
Pada sebagian remaja, penyalahguna obat merupakan alat interaksi sosial, yaitu agar diterima oleh teman sebaya atau merupakan perwujudan dari
penentangan terhadapa orangtua dalam rangka membentuk identitas diri dan supaya diaanggap sudah dewasa.
18
Oleh karena itu perlu peran perhatian dari semua elemen masyarakat untuk dapat mengenali remaja yang berisiko rentan oleh narkoba, dan bisa membantu
dalam mengarahkan remaja kedalam kegiatan yang positif dan berguna untuk masa depannya.
2. Pengertian Narkoba
Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat atau bahan berbahaya. Selain narkoba, istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia adalah Napza yang merupakan singkatan dari narkotika, psikotropika, dan zat adiktif.
19
Narkoba juga merupakan zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan
atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dapat menimbulkan ketergantungan yang dibedakan ke dalam golongan-
17
Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia, Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Bagi Remaja, Jakarta: Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia, 2011 h. 13-14.
18
Subagyo Partodiharjo, Kenali Narkoba dan Musuhi Penyalahgunaannya, Erlangga, h. 11.
19
http:id.wikipedia.orgwikiNarkoba, diakses pada20 Mei 2014.
golongan sebagaimana terlampir dalam undang-undang ini atau yang kemudian ditetapkan sebagaimana Keputusan Menteri Kesehatan.
20
3. Jenis-Jenis Narkoba
Karena bahaya ketergantungan, penggunaan, dan peredaran narkoba diatur undang-undang, yaitu UU No. 22 Tahun 1997 tentang narkotika dan UU No. 1997
tentang psikotropika. Karena itu, menurut undang-undang, narkoba dibagi ke dalam narkotika dan Psikotropika.
a. Narkotika
Menurut potensi yang menyebabkan ketergantungannya, naekoba dikelompokan menjadi:
1 Narkotika golongan I: berpotensi sangat tinggi menyebabkan ketergantungan dan tidak digunakan untuk terapi. Contoh: heroin, kokain, ganja, dan putaw.
2 Narkotika golongan II: berpotensi tinggi menyebabkan ketergantungan dan digunakan pada terapi pilihan terakhir. Contoh: morfin dan petidin.
3 Narkotika golongan III: berpotensi ringan menyebabkan ketergantungan dan banyak digunakan dalam terapi: Contoh kodein.
b. Psikotropika
1 Psikotropika golongan I: amat kuat menyebabkan ketergantungan dan tidak digunakan dalam terapi. Contoh: MDMA ekstasi, LSD, dan STP.
20
Hadiman, Pengawasan serta Peran Aktif Orang Tua dan Aparat dalam Penanggulangan dan Penyalahgunaan Narkoba, Balai Pustaka, 2005 h. 69.