Buku berisi tentang lembaga pendidikan Islam yang pada awalnya dilakukan di surau, langgar ataupun mesjid yang kemudian berkembang menjadi sebuah lembaga
pendidikan formal yang berbentuk pesantren.. Dari buku ini peneliti mendapat informasi tentang asal-usul dan perkembangan pesantren-pesantren di Indonesia.
Bagaimana proses pesantren yang identik dengan ilmu agama menjadi lebih fleksibel mengikuti perkembangan jaman. Dari pemaparan-pemaparan di atas penulis menarik
suatu kesimpulan bahwa sebuah pesantren sebagai lembaga pendidikan agama yang pada awalnya dianggap sebagian orang adalah lembaga untuk membentuk pribadi
yang agamais bisa menata dirinya sedemikian rupa sehingga tamatannya tidak hanya bisa menjadi mubaliqh, pendakwah atau yang berhubungan dengan agama tapi juga
bisa menjadi lebih luas lapangan pekerjaannya seperti tamatan dari sekolah umum lainnya.
Buku keempat adalah buku karangan Mastuhu yang berjudul Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren. Buku ini merupakan studi penelitian tentang 6 enam
pesantren besar yang ada di Jawa yaitu pesantren Guluk-guluk, pesantren Sukorejo, pesantren Blok Agung, pesantren Tebu Ireng, pesantren Paciran dan pesantren
Gontor. Penulis membandingkan keenam pesantren ini baik segi kepemimpinan, kurikulum, kehidupan para santri dan sebagainya. Dari pemaparan-pemaparannya
penulis dapat membandingkan pesantren-pesantren tersebut di atas dengan pesantren Darul Arafah
1.5 Metode Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mencapai penulisan sejarah, maka dalam melakukan penelitian ini diperlukan adanya sebuah metode yang dapat memudahkan
Universitas Sumatera Utara
penelitian untuk menghasilkan sebuah penelitian yang baik. Penggunaan metode penelitian dapat memunculkan lagi peristiwa masa lampau yang lebih objektif
dengan menyatukan potongan-potongan peristiwa tersebut
6
. Untuk mendukung penelitian ini maka dipergunakan 4 empat tahapan metode penulisan dalam sejarah.
Tahapan tersebut adalah pengumpulan data heuristik, kritik terhadap sumber, interpretasi dan historiografi.
Pada tahapan pengumpulan data heuristik ini penulis melakukan pengumpulan data yang berkaitan dengan topik yang diteliti. Proses pengumpulan
data ini dilakukan dengan studi pustaka dan studi lapangan. Pada studi pustaka, penulis meminjam buku-buku yang berkaitan dengan pesantren Darul Arafah. Pada
studi lapangan, penulis melakukan penelitian langsung kelapangan tepatnya di Desa Lau Bekeri Kecamatan Kutalimbaru. Disini penulis akan melakukan wawancara
terhadap tokoh-tokoh yang terlibat langsung maupun tidak langsung tetapi mengetahui proses berdirinya pesntren Darul Arafah. Selain melakukan wawancara,
penulis juga akan mengumpulkan dan menggunakan dokumen-dokumen dari pesantren tersebut.
Langkah kedua adalah kritik sumber. Kritik sumber adalah tahap penyaringan dan penyeleksian data-data yang telah diperoleh. Kesemua data yang diperoleh
terlebih dahulu diteliti ulang dikritisi untuk mendapatkan kebenaran data yang akurat.
Tahap ketiga adalah Interpretasi. Pada tahap ini kita akan menafsirkan sumber-sumber yang telah diteliti keakuratannya sebagai sumber sejarah, jadi pada
tahap ini kita akan berusaha memberikan sebuah analisa terhadap sumber-sumber
6
Luis Gottschalk, Mengerti Sejarah, terj. Nugroho Notosusanto, Jakarta: UI Press, 1985, hal. 32
Universitas Sumatera Utara
yang telah kita peroleh. Melalui interpretasi tersebut kita juga dapat mencari garis hubungan atau kesinambungan data-data yang kita peroleh.
Tahap terakhir adalah Historiografi. Tahap ini adalah langkah akhir dari metode penulisan sejarah. Data-data yang telah didapat dan telah dikritik kemudian
diinterpretasikan maka akan disusun menjadi sebuah penulisan sejarah.
1.6 Jadwal Penelitian