jawab pesantren, mereka semuanya wajib mengikuti seluruh kegiatan atau aktivitas yang diselenggarakan pesantren sementara santri kalong adalah santri yang belajar di
pesantren bedanya mereka tidak menginap di pesantren.
2.2.3 Materi Pelajaran dan Metode Pengajaran
Sebagai lembaga pendidikan Islam, pesantren pada dasarnya hanya mengajarkan agama, sedangkan sumber kajian atau mata pelajarannya ialah kitab-
kitab dalam bahasa Arab. Pelajaran agama yang dikaji di pesantren ialah Al-Quran dengan tajwidnya dan tafsir, aqa’id dan ilmu kalam, fiqh dan ushul fiqh, hadis
dengan mushthalah hadis, bahasa Arab dengan ilmu alatnya seperti nahwu, sharaf, bayan, ma’ani, badi’ dan arudh, tarikh, mantiq dan tasawuf. Kitab yang dikaji di
pesantren umumnya kitab-kitab yang ditulis dalam aba pertengahan yaitu antara abad ke-12 sampai dengan abad ke-15 atau lazim disebut dengan “KITAB KUNING”
Dalam sebuah pesantren metode yang lazim digunakan ada 3 yaitu:
1. Wetonan
Wetonan adalah metode kuliah para santri mengikuti pelajaran dengan duduk di sekeliling kyai yang menerangkan pelajaran. Santri menyimak kitab masing dan
dicatat bila perlu. Istilah weton berasal dari kata waktu Jawa, yang berarti waktu, karena pengajian tersebut diberikan pada waktu-waktu tertentu, yaitu sebelum atau
sesudah melakukan shalat fardu. Di Jawa Barat metode ini disebut Bandongan, sedang di Sumatera sebut dengan Halaqah. System ini juga dikenal dengan sebutan
Balaghan, yaitu belajar secara kelompok grup, yang diikuti oleh seluruh santri.
Universitas Sumatera Utara
2. Sorogan
Metode sorogan ialah suatu metode dimana seorang santri menghadap guru atau kyai seorang demi seorang dengan membawa kitab yang dipelajarinya. Kyai
membacakan dan menerjemahkan kalimat demi kalimat, kemudian menerangkan maksudnya. Santri menyimak bacaan kyai dan mengulanginya sampai
memahaminya. Istilah Sorogan berasal dari kata Sorog yang berarti menyodorkan kitab ke depan kyai atau asistrennya. Menurut Dhofier, metode sorogan ini
merupakan metode yang paling sulit dari keseluruhan metode pendidikan Islam tradisional sebab sistem ini memerlukan kesabaran, kerajinan, ketaatan dan disiplin
pribadi santri, namun metode ini juga diakui paling intensif karena dilakukan seorang demi seorang dan ada kesempatan untuk tanya jawab langsung.
3. Hafalan
Metode hafalan ialah metode santri menghapal teks atau kalimat tertentu dari kitab yang dipelajarinya. Biasanya cara menghapal ini diajarkan dalam bentuk syair
atau nazham. Dengan cara ini memudahkan santri untuk menghapal, baik ketika sedang belajar maupun disaat berada di luar jam belajar. Kebiasaan menghapal,
dalam sistem pendidikan pesantren, merupakan tradisi yang sudah berlangsung sejak awal berdirinya. Hapalan tidak hanya terbatas pada ayat-ayat Al-Quran dan hadist
maupun nazham tetapi juga isi atau kitab tertentu karena itu pula oleh sebahagia kyai diajarkan secara berangsur, kalimat demi kalimat sehingga santrinya mengerti benar
apa yang diajarkannya.
2.2.4 Sekilas Tentang Kitab Kuning