Struktur Organisasi Pesantren Darul Arafah Jumlah Guru di Pesantren Darul Arafah Kepemimpinan di Pesantren Darul Arafah

Sekolah Tinggi Agama Islam Darul Arafah adalah perguruan tinggi yang dibangun oleh Bapak Amrullah Naga Lubis dengan pertimbangan bahwa guru yang mengajar di Pesantren Darul Arafah hanyalah tamatan Aliyah Gontor yang tidak memiliki ijazah dan rata-rata mereka berkeinginan untuk melanjutkan ke Perguruan Tinggi dalam hal ini hanya IAIN yang menerima tamatan Gontor yang tidak memiliki ijazah tadi. Melihat jarak yang lumayan jauh dari Pesantren Darul Arafah ke IAIN dan hal ini dirasa akan memakan waktu dan mengganggu proses belajar mengajar di Pesantren maka Dewan Pendiri memutuskan untuk membangun Sekolah Tinggi di pesantren. Jadi Sekolah ini diperuntukkan buat guru-guru yang mengajar di Pesantren Darul Arafah.

3.8 Struktur Organisasi Pesantren Darul Arafah

9 Badan Pendiri Ketua Yayasan Wakil Sekretaris Bendahara Ass. Bid. Administrasi Ass. Bid Pendidikan Ass. Bidang Kegiatan Kepala Sekolah 9 Struktur organisasi ini baru terbentuk pada tahun 1988. kepemimpinan di pesantren Darul Arafah pada tahun 1986 dapat dilihat pada lampiran. Universitas Sumatera Utara Badan Pendiri 1. H. Amrullah Naga Lubis 2. Hj. Nurhayati Hasibuan 3. Ir. Hj. Dumasari Lubis 4. H. Indra Perkasa Lubis Pembina Pesantren Darul Arafah Dr. H. M Hasballah Thaib M.A. Yayasan Pesantren Darul Arafah Ketua : H. Indra Perkasa Lubis Wakil Ketua : Harun Lubis Sekretaris : H. Ikrom Saputra, M. Hum Bendahara : Ir. Hj. Dumasari Lubis Asisten Bidang Administrasi : Dra. Eli Kastuti Asisten Bidang Pendidikan : Drs. Ali Sahbana Daulay Asisten Bidang Kegiatan : M. Ali Sitorus, S. Ag Kepala Sekolah MTs Darul Arafah : Ahmad Rifa’I, S. Ag MAS Darul Arafah : Idad Darusallam Universitas Sumatera Utara

3.9 Jumlah Guru di Pesantren Darul Arafah

Seperti yang telah disinggung diatas guru yang mengajar di pesantren Darul Arafah merupakan santri yang belajar di Gontor. Mereka datang ke pesantren Darul Arafah dalam rangka untuk mendapatkan ijazah dari Kyai mereka di PP Gontor. Pada awal berdirinya guru yang mengajar terdiri dari 8 delapan orang termasuk Bapak H. Amrullah Naga Lubis beserta Ibu Hj. Nurhayati Hasibuan. Secara jujur diakui oleh Bapak Naga bahwa guru-guru ini tidak digaji di samping karena kondisi keuangan yang belum stabil guru-guru utusan dari Gontor ini secara iklas mengajar untuk santri-santri di pesantren Darul Arafah. Mereka hanya diberi penginapan dan makan makanan yang disediakan pihak pesantren 10

3.10 Kepemimpinan di Pesantren Darul Arafah

Kepemimpinan di pesantren secara konvensional biasanya terpusat pada figur seorang Kyai sebagai pemilik dan pengelola oleh karena itu pesantren sering diidentikkan dengan seorang Kyai. Hal ini terjadi hampir terjadi di seluruh pesantren yang ada di Jawa bahkan di Indonesia. Mastuhu memberikan tiga model kepemimpinan pesantren sebagi proses suksesi. Pertama dari kharismatik ke rasional, kedua dari otoriter paternalistic ke diplomatik partisipatif dan ketiga dari laissez faire ke birokratik. Berpijak pada kategorisasi yang dilakukan oleh Mastuhu diatas akhirnya penulis mengambil suatu kesimpulan model kepemimpinan laissez faire ke birokratik yang mana model kepemimpinan ini berbentuk organisasi. Posisi yang tertinggi dipegang oleh Badan Pendiri lihat struktur organisasi. Dari keterangan dalam struktur organisasi dapat 10 Wawancara dengan Ibu Hj. Nurhayati Hasibuan, istri dari Pak Naga Lubis, tanggal 8 Juni 2007 Universitas Sumatera Utara kita lihat bahwa kepemimpinan di Pesantren Darul Arafah masih diwarnai oleh “Nepotisme” dimana kepemimpinan di pesantren Darul Arafah dipegang oleh keluarga Bapak H. Amrullah Naga Lubis. Universitas Sumatera Utara BAB IV KIPRAH PESANTREN DARUL ARAFAH SEBAGAI LEMBAGA PENDIDIKAN

4.1 Usaha-Usaha Yang Dilakukan Untuk Pengembangan Pesantren Darul Arafah