Pada awal berdirinya pesantren, situasi dan kondisi pesantren masihlah sangat sederhana. Pesantren Darul Arafah terdiri atas 10 lokal, 6 pintu rumah guru, satu
buah mesjid dengan nama Assallam, 2 pintu rumah karyawan, dapur umum dan gudang, 1 ruang gardu listrik, ruang makan santri, 1 buah aula, kamar mandi, warung
sederhana dan sarana olahraga. Selain fasilitas di atas masyarakat Islam khususnya warga sekitar dan orangtua santri juga memberikan bantuan kepada Yayasan Badan
Wakaf
4
pesantren Darul Arafah berupa karpet, mesin ketik, meja, kursi, buku dan sebagainya.
3.4 Dampak bagi Masyarakat Desa Lau Bekeri Terhadap Pendirian Pesantren
Darul Arafah
Pada awal pembangunan diakui oleh Pak Lubis selaku pimpinan Pesantren Darul Arafah gangguan tersebut berupa mistik
55
namun dengan kekuatan doa gangguan tersebut bisa diatasi dan bisa terlewati dengan baik. Seiring waktu berjalan
penduduk mulai bisa menerima kehadiran Pesantren Darul Arafah apalagi sejak berdirinya pesantren tersebut, Desa Lau Bekeri mulai diperhatikan oleh pemerintah
yaitu dengan adanya pembangunan jalan dan masuknya sarana PLN dimana hal ini juga terjadi atas permintaan Kelurahan, selain itu sarana transportasi pun semakin
lancar. Pada awalnya angkutan umum sangat jarang dimana angkutan yang ada hanya KOPABRI
6
Koperasi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia, yaitu angkutan bantuan pemerintah dimana angkutan ini ada pada jam-jam tertentu
4
Badan yang dibentuk pesantren Darul Arafah untuk menampung segala bentuk sumbangan dari masyarakat
5
Santri pernah mengalami kesurupan
6
Wawancara dengan Bapak Hasan tanggal 24 Mei 2007dimana Beliau adalah penduduk setempat
Universitas Sumatera Utara
sehingga tidak bisa dipergunakan penduduk setiap waktu implikasinya penduduk harus berjalan kaki atau menggunakan sepeda untuk melakukan aktivitas mereka,
sejak adanya Pesantren angkutan menuju Desa Lau Bekeri semakin lancar sehingga memudahkan penduduk dalam melaksanakan aktifitas mereka. Selain itu pimpinan
pesantren membuka kesempatan seluas-luasnya bagi anak-anak penduduk setempat yang beragama Islam untuk menuntut ilmu di Pesantren Darul Arafah dan mereka
sama sekali tidak dikenakan biaya. Selain kemajuan di atas ada lagi kemajuan yang dapat jelas terlihat yaitu dengan adanya pertambahan jumlah penduduk yang cukup
banyak. Selain dari santri yang belajar di pesantren dan para pegawai, jumlah penduduk ini juga berasal dari para penduduk yang mulai bermukim di desa Lau
Bekeri. Hal ini juga membangkitkan minat para investor real estate yaitu dengan pembangunan 2 dua perumahan pada tahun 1990 di lokasi yang tidak jauh dari
pesantren sehingga karena perubahan ini desa Lau Bekeri menjadi 9 sembilan dusun dimana tambahannya adalah Dusun Perumahan Bumi Tuntungan I dan dusun
Perumahan Bumi Tuntungan II.
3.4 Penerimaan Santri dari Tahun ke Tahun