Pengertian Keluarga Lembaga Keluarga

Bab 3 - Lembaga Sosial 73 Dari gambaran tersebut, maka lembaga keluarga dapat diartikan sebagai satuan sosial yang paling dasar dan terkecil dalam masyarakat, yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anaknya. Keluarga dapat disebut sebagai masyarakat dan bahkan lembaga karena dari keluarga juga terlahir suatu kebudayaan. Keluarga juga memiliki norma-norma, kaidah-kaidah, tata nilai, dan tujuan-tujuan yang jelas. Dalam lingkup masyarakat yang lebih besar, lembaga keluarga juga memiliki peran serta yang cukup besar dalam menjaga kelangsungan kehidupan bermasyarakat.

b. Ciri-Ciri Keluarga

Sebagaimana telah dipaparkan di muka, keluarga merupakan unit sosial terkecil yang mempunyai perbedaan nyata dengan organisasi sosial yang lain. Bagi individu, keluarga mempunyai arti yang lebih mendalam daripada kelompok sosial lainnya. Keluarga merupakan suatu gemeinscaft yang ciri-cirinya yaitu: antar-anggota keluarga mempunyai hubungan yang intim dan hangat, face to face, kooperatif, anggota keluarga memperlakukan anggota yang lain sebagai tujuan, bukan alat untuk mencapai tujuan. Untuk lebih jelasnya dalam mencari definisi mengenai istilah keluarga, maka alangkah baiknya Anda cermati beberapa pendapat tentang ciri-ciri keluarga sebagai berikut. 1 Teori R.M. Iver dan C.H. Page Menurut Iver dan Page, mengetengahkan karakteristik dan ciri- ciri suatu lembaga disebut sebagai keluarga, yakni sebagai berikut. a Keluarga adalah hubungan batiniah melalui perkawinan. b Lembaga keluarga dibentuk secara disengaja dengan tujuan tertentu. c Memiliki garis keturunan sesuai dengan norma yang berlaku. d Memiliki fungsi ekonomi dalam rangka mencapai kebutuhannya. e Memiliki fungsi reproduksi untuk melanjutkan keturunan dan membesarkan anak. f Mempunyai tempat tinggal bersama sebagai tempat berkumpulnya anggota keluarga. 2 Teori Burgess dan Locke Sedangkan menurut Burgess dan Locke, mengemukakan empat karakteristik lembaga keluarga, yakni sebagai berikut. a Keluarga merupakan kesatuan orang yang diikat melalui jenjang perkawinan untuk melanjutkan fungsi reproduksi. b Keluarga memiliki anggota keluarga, yaitu suami, isteri, anak, atau saudara yang berada dalam satu naungan rumah tangga. c Anggota keluarga memiliki peranan sosial masing-masing sesuai dengan norma yang berlaku. d Keluarga berfungsi untuk memelihara kebudayaan yang pada prinsipnya berakar dari masyarakat. Sosiologi SMA Kelas XII 74 3 Khairudin Hal senada juga disampaikan oleh Khairudin, yang menyampaikan bahwa ciri-ciri keluarga adalah sebagai berikut. a Kebersamaan, di antara bentuk-bentuk organisasi sosial yang lain keluarga merupakan bentuk yang paling universal, yang dapat ditemukan dalam semua masyarakat. b Dasar-dasar emosional, hal ini didasarkan pada suatu dorongan yang mendasar, seperti perkawinan, menjadi ayah, dan perhatian orang tua. c Pengaruh perkembangan, hal ini membentuk karakter individu melalui pengaruh kebiasaan-kebiasaan organis maupun mental. d Ukuran yang terbatas, keluarga dibatasi oleh kondisi-kondisi biologis. e Tanggung jawab para anggota, keluarga memiliki tuntutan yang lebih besar dan kontinu daripada asosiasi-asosiasi yang lainnya. f Aturan kemasyarakatan, masyarakat diatur oleh peraturan yang sah dan kaku dalam hal yang tahu. g Sifat kesetaraan, keluarga merupakan suatu yang demikian permanen dan universal dan sebagai asosiasi merupakan organisasi terkelompok di sekitar keluarga yang menuntut perhatian khusus.

c. Terbentuknya Keluarga

Sebagaimana dalam definisi di muka, bahwa keluarga merupakan kesatuan masyarakat terkecil yang dibentuk melalui perkawinan yang sah dalam rangka untuk melestarikan kebudayaan. Sedangkan perkawinan itu sendiri memiliki definisi tersendiri sesuai dengan terminologi masing- masing. Berdasarkan UU No. 1 Tahun 1974, yang dimaksud dengan perkawinan adalah ikatan lahir dan batin antara seorang pria dan wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa pasal 1. Perkawinan adalah sah apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agama atau kepercayaan pasal 2a. Tiap-tiap perkawinan dicatat menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku pasal 2b. Perkawinan harus didasarkan persetujuan kedua calon mempelai, keduanya sebaiknya sudah berusia 21 tahun ke atas pasal 6. Tidak begitu berbeda dengan definisi dalam kajian sosiologis yang mendefinisikan bahwa, perkawinan adalah ikatan lahir dan batin antara seorang laki-laki dan perempuan dalam suatu hubungan suami istri yang diberikan kekuatan sanksi sosial. Dalam pengertian ini, perkawinan merupakan tuntutan sosial yang berlaku umum dalam masyarakat untuk membina ketertiban dan kelangsungan dalam kehidupan bermasyarakat.