Sosiologi SMA Kelas XII
48
Misalnya, perubahan-perubahan dalam bidang pemerintahan dan administrasi yang menuju ke arah demokrasi. Dengan adanya
perubahan tersebut, individu berusaha untuk mendapat pendidikan yang lebih tinggi sebagai bekal hidup dalam suasana yang demokratis, dimana
kemampuan yang merupakan unsur terpenting untuk dapat bertahan dan menyesuaikan diri dengan perubahan. Apabila tidak mempunyai
bekal pendidikan dan tidak mampu menyesuaikan diri dengan perubahan, maka individu yang demikian hanya akan menjadi “budak” dari
perubahan. Individu yang bersangkutan tidak memiliki identitas diri karena tidak mampu melakukan penyesuaian. Akan lain dengan mereka
yang dapat menyesuaikan diri dengan situasi baru, maka eksistensinya dalam masyarakat akan dominan.
2 Penyesuaian Lembaga-Lembaga Kemasyarakatan Suatu situasi, dimana masyarakat berhasil menyesuaikan
lembaga-lembaga kemasyarakatan yang ada dengan keadaan yang mengalami perubahan sosial dan kebudayaan. Penyesuaian yang
demikian dinamakan sebagai penyesuaian lembaga.
b. Maladjustment Ketidakpenyesuaian Sosial
Maladjusment adalah kebalikan dari adjustment, dimana masyarakat tidak dapat menyesuaikan diri dengan perubahan yang
memungkinkan terjadinya anomie. Kemampuan dan ketidakmampuan masyarakat dalam menyesuaikan diri, adakalanya diakibatkan oleh adanya
pertentangan antara unsur baru dengan unsur lama, dan secara bersamaan mempengaruhi norma-norma dan nilai-nilai yang kemudian berpengaruh
pula terhadap warga masyarakat.
2. Disintegrasi dan Reintegrasi a. Disintegrasi
Dampak perubahan sosial yang destruktif adalah munculnya perpecahan di kalangan masyarakat. Perpecahan dalam konsep umum
disebut dengan istilah disintegrasi. Disintegrasi merupakan suatu keadaan dimana tidak ada suatu keserasian pada bagian-bagian dari satu kebulatan.
Disintegrasi dapat dirumuskan sebagai suatu proses berpudarnya norma- norma dan nilai-nilai dalam masyarakat, hal mana disebabkan oleh
perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat. Contohnya, ketika dalam lembaga pemerintahan yang sebelumnya bersifat otoriter, kemudian
karena adanya suatu revolusi maka berubah menjadi demokratis, maka untuk sementara waktu terjadi disintegrasi antara pihak-pihak yang
mempertahankan sistem otoriter dengan pihak-pihak yang menghendaki sistem demokrasi. Padahal sebelumnya, mereka merupakan suatu kebulatan
lembaga. Apabila tidak cepat dilakukan upaya penyelesaian oleh pihak- pihak terkait, maka akan menimbulkan disintegrasi fisik yang menyeret
pada situasi peperangan.
Bab 2
- Dampak Perubahan Sosial
49
b. Reintegrasi
Adanya kesadaran masyarakat untuk menyatukan pandangan terhadap berbagai perubahan merupakan sutau proses reintegrasi.
Dengan demikian, reintegrasi adalah suatu proses pembentukan norma- norma dan nilai-nilai yang baru untuk menyesuaikan diri dengan lembaga-
lembaga kemasyarakatan yang telah mengalami perubahan. Tahap reintegrasi dilakukan apabila norma-norma dan nilai-nilai yang baru telah
melembaga dalam diri warga-warga masyarakat.
Sebagai contoh, disintegrasi yang terjadi pada petani desa di Jawa yang pindah ke kota-kota untuk mencari penghidupan di kota. Di daerah
asalnya, mereka merupakan bagian dari masyarakat yang masih tradisional. Sedangkan di kota, mereka dihadapkan pada masyarakat modern yang
memiliki pola kehidupan yang berbeda. Muncullah disintegrasi norma-norma dan nilai-nilai yang terjadi pada individu yang mengalami perubahan keadaan
sosial budaya tersebut. Adapun sikap dari individu tersebut, dapat menolak ataupun menerima keadaan masyarakan baru yang hendak ia tempati.
Ketika disintegrasi terjadi dengan sangat cepat, misalnya karena adanya revolusi, maka akan muncul hal-hal yang sulit untuk dikendalikan.
Dalam keadaan yang demikian reintegrasi tidak dapat terjadi dengan cepat, oleh karena terlebih dahulu harus menyesuaikan diri dengan masyarakat.
Dalam situasi ini, akan terjadi suatu keadaan dimana norma-norma yang lama sudah hilang karena disintegrasi tadi, sementara norma-norma baru
belum terbentuk. Hal ini menimbulkan krisis norma dan nilai dalam masyarakat. Dalam kondisi demikian, akan dijumpai suatu anomie, yaitu
suatu keadaan dimana tidak ada pegangan terhadap apa yang baik dan apa yang buruk, sehingga anggota-anggota masyarakat tidak mampu untuk
mengukur tindakan-tindakannya, oleh karena batas-batas tidak ada. Anomie tersebut dapat pula terjadi pada waktu disintegrasi meningkat ke tahap
reintegrasi.
3. Penolakan dan Penerimaan Perubahan Sosial
Kalian pasti mengalami juga adanya perubahan dalam lingkungan masyarakat kalian. Terkadang, adanya perubahan tidak disadari oleh masyarakat,
sehingga secara tidak sadar pula masyarakat telah berubah dalam tatanan baru. Tetapi apabila perubahan menyangkut hal yang mendasar, terutama yang terkait
dengan norma-norma yang berlaku, maka perubahan tersebut akan mengalami hambatan. Itu artinya masyarakat dapat menerima atau tidak terhadap
perubahan tersebut. Dengan demikian, tidak semua perubahan diterima dengan baik oleh masyarakat, melainkan ada pula yang ditolak. Menurut Spicer, suatu
perubahan akan mengalami penolakan apabila dalam prosesnya perubahan tersebut mengalami hal sebagai berikut.