Peranan Agen Perubahan Penolakan dan Penerimaan Perubahan Sosial

Bab 2 - Dampak Perubahan Sosial 53 Banyak agen perubahan yang merupakan penyimpangan. Seorang non- konformis mungkin saja secara tidak sengaja melahirkan mode, gaya, bahasa, atau gerak tari baru. Para penemu merupakan orang yang senang mengerjakan hal yang aneh-aneh, mereka lebih tertarik pada tantangan ide baru daripada pesona kekayaan. Dalam hal ini, para pembaharu sosial merupakan orang yang jelas merasa kecewa terhadap tatanan lama. Dalam hal ini, misalnya apa yang dilakukan kaum reformis Indonesia yang berusaha mengganti tatanan lama dengan tatanan baru yang dianggap lebih baik. Yang jelas tanpa peranan para penyimpang, tidak mungkin terjadi perubahan sosial budaya. Ini menunjukkan bahwa peranan agen perubahan baik yang bernuansa positif maupun gejala-gejala negatif memiliki kontribusi terhadap perubahan sosial. f. Efek Sosial dari Perubahan Sosial Menurut Ogburn, setidaknya ada tiga bentuk efek sosial dari perubahan sosial yaitu: 1 Efek beruntun dari sebuah perubahan mekanik. 2 Efek sosial budaya lanjutan dari sebuah perubahan. Ini berarti sebuah perubahan menciptakan perubahan baru, lalu perubahan tersebut menimbulkan perubahan selanjutnya. 3 Munculnya beberapa pengaruh dari beberapa perubahan secara bersamaan. Temukanlah contoh nyata dalam lingkungan masyarakat kalian mengenai integrasi dan reintegrasi sebagai akibat perubahan sosial D . D . D . D . D . Sikap Kritis terhadap Dampak Perubahan Sosial Sikap Kritis terhadap Dampak Perubahan Sosial Sikap Kritis terhadap Dampak Perubahan Sosial Sikap Kritis terhadap Dampak Perubahan Sosial Sikap Kritis terhadap Dampak Perubahan Sosial Apabila seseorang mempelajari perubahan-perubahan sosial dalam masyarakat, perlu diamati ke arah mana perubahan dalam masyarakat tersebut bergerak. Pada umumnya, perubahan meninggalkan faktor yang diubah, namun setelah meninggalkan faktor tersebut, mungkin perubahan itu bergerak kepada suatu bentuk yang sudah ada di dalam waktu yang lampau. Usaha-usaha masyarakat Indonesia ke arah pembaharuan dalam pemerintahan, pendidikan, sistem ekonomi, militer, yang disertai dengan usaha untuk menemukan kembali kepribadian Indonesia, merupakan contoh dari kedua arah yang berlangsung pada waktu yang sama dalam masyarakat kita. A A A A A K K K K K T T T T T IIIII V V V V V IIIII T T T T T A A A A A S SS SS Sosiologi SMA Kelas XII 54 Dalam menyikapi pengaruh perubahan sosial budaya dalam masyarakat, dapat bersifat konservatif, progresif, maupun moderat.

1. Konservatif

Pada dasarnya sikap konservatif merupakan suatu sikap yang berusaha mempertahankan keadaan, kebiasaan, dan tradisi yang berlaku dalam masyarakatnya. Seseorang bersifat konservatif karena adanya penyesuaian terhadap perubahan sosial budaya, masih berupaya mempertahankan pola lama, yang telah menjadi tradisi dengan menghindarkannya dari kerusakan dan sikap masa bodoh, sesudah datang perubahan dan pembaharuan.

2. Progresif

Bersifat progresif karena ada hasrat untuk mengganti tradisi lama dengan tradisi yang betul-betul baru. Orang yang memiliki sikap progresif, maka pemikirannya berorientasi ke masa depan atau future oriented terkait dengan dinamika dan perubahan yang berlangsung dalam masyarakat. Orang yang bersikap demikian biasanya dapat menyesuaikan diri dengan perubahan.

3. Moderat

Seseorang yang bersikap moderat selalu menghindarkan perilaku atau pengungkapan yang ekstrem, berkecenderungan ke arah jalan tengah, dan dalam pandangannya ia mau mempertimbangkan pada pihak lain. Bersifat moderat berarti mendahulukan sesuatu yang baru daripada yang sudah menjadi tradisi, terutama disebabkan oleh penerapan ilmu pengetahuan positif, sehingga modernisasi merupakan suatu pikiran yang hendak berkuasa mengharmoniskan hubungan antara lembaga-lembaga yang telah lama ada dengan ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan dan teknologi memiliki peranan yang penting dalam proses modernisasi, maka cara berpikir yang kritis, sistematis, analitis, logis rasional, pikiran yang merelativiskan segenap nilai sosial budaya, cara berpikir yang mengarah ke desakralisasi dan profanisasi dalam kehidupan yang berpegang teguh kepada kebenaran ilmiah menjadi dasar yang kuat bagi upaya modernisasi tersebut. Artinya, di era modern perlu ditumbuhkan sikap kritis dalam melihat suatu perubahan sosial budaya agar dapat menyesuaikan diri. Sikap kritis di era modern ini menurut Alex Inkeles sebagaimana dikutip Harsojo adalah sebagai berikut. a. Memiliki sikap untuk siap menerima hal-hal atau pengalaman yang baru dan terbuka untuk inovasi dan perubahan Bab 2 - Dampak Perubahan Sosial 55 b. Memiliki pendapat tentang berbagai masalah yang timbul tidak semata- mata di lingkungan saja, tetapi juga di luar lingkungannya. c. Memiliki orientasi ke masa yang akan datang daripada ke masa silam. d. Mengadakan perencanaan dan pengorganisasian untuk mengatur kehidupan. e. Pentingnya belajar dalam batas-batas tertentu untuk menguasai lingkungan guna mencapai dan memajukan tujuannya. f. Segala sesuatu dapat dilaksanakan dengan perhitungan, dan bahwa lembaga-lembaga yang terdapat dalam masyarakat akan mampu memecahkan segala persoalan. g. Menghargai eksistensi dan kedudukan manusia lain dalam masyarakat. h. Ilmu dan teknologi merupakan hal yang penting bagi dinamisasi kehidupan masyarakat. i. Memahami peranan dan kedudukan dalam masyarakat. Lebih lanjut menurut Harsojo, saran yang dapat dipakai untuk menghadapi persoalan yang praktis mengenai masalah perubahan sosial sebagai berikut. a. Dalam menerima maupun menolak pengaruh perubahan sosial budaya, masyarakat pada umumnya memakai prinsip kegunaan, artinya apa yang penting baginya akan mendapat sambutan baik. b. Pengaruh baru itu diterima atau ditolak, tergantung pada sistem nilai yang berlaku bagi masyarakat yang menerima, bukan dari sistem nilai masyarakat yang memberi. c. Suatu pembaharuan harus dapat diintegrasikan dalam sistem nilai yang berlaku, artinya bahwa unsur-unsur baru tersebut harus dapat diterima tanpa merusak sistem kebudayaan. d. Jika ada suatu adat-istiadat yang perlu dihilangkan, sedapat mungkin harus ada penggantinya untuk mengurangi terjadinya disintegrasi. e. Apabila perubahan sosial budaya melalui paksaan, dimana ada kelompok yang ditekan maka dapat menimbulkan usaha kontra akulturasi yang sewaktu-waktu dapat meledak dalam suatu gerakan radikal. f. Untuk kepentingan integrasi kebudayaan, tiap-tiap kelompok dalam masyarakat harus sadar akan pentingnya integrasi kebudayaan tersebut. g. Dalam hal mempelajari masalah perubahan sosial budaya perlu memperhatikan soal moral, disintegrasi sosial, dan disintegrasi individual. h. Perubahan sosial budaya perlu mengikutsertakan tokoh-tokoh masyarakat untuk mengurangi disintegrasi sosial. i. Perubahan besar harus mempertimbangkan adanya disintegrasi sosial.