Bab 3
- Lembaga Sosial
71
4. Hubungan Antar Lembaga Sosial
Dalam masyarakat yang heterogen terdapat berbagai jenis lembaga sosial dimana satu sama lain saling berhubungan dan saling melengkapi dalam memenuhi
kebutuhan masyarakatnya. Sebagai contoh masyarakat Indonesia. Masyarakat Indonesia merupakan satu kesatuan dari struktur yang terdapat dalam masyarakat,
yang terdiri dari berbagai macam lembaga sosial, stratifikasi sosial, nilai dan norma sosial, dan kelompok-kelompok sosial.
Pada masyarakat Indonesia akan terlihat berbagai macam lembaga sosial yang ada, seperti halnya lembaga pendidikan, keluarga, rekreasi, politik, ekonomi,
dan lain sebagainya. Hubungan antara lembaga sosial dalam masyarakat tidak selalu sejalan dan serasi. Ketidakcocokan antara berbagai lembaga sosial dapat
kita lihat dalam kehidupan masyarakat. Misalnya kebiasaan merokok. Norma dalam lembaga kesehatan menekankan untuk menghindari kebiasaan merokok tersebut
karena berdampak pada masalah kesehatan. Tetapi berbeda dengan lembaga ekonomi yang justru menekankan norma yang berbeda. Berkembangnya industri
rokok, berarti akan berdampak pada peluasan lapangan kerja, peningkatan penerimaan pajak oleh negara, dan pembangunan sekolah serta rumah sakit oleh
pemerintah sebagai konsekuensi dari pajak yang diterima.
Hubungan antara lembaga sosial tertentu dengan lembaga sosial yang lain tidak selalu sejalan. Apabila tidak disadari secara arif, maka akan
menimbulkan konflik antar-lembaga sosial tersebut. Untuk mengatasi hal demikian, maka diperlukan komunikasi antar-lembaga sosial yang saling
berseberangan sehingga ditemukan solusi yang paling tepat. Dalam kasus lembaga industri rokok dengan lembaga kesehatan sebagaimana telah
dipaparkan di atas, maka diperlukan adanya komunikasi yang mengarah pada upaya bagaimana industri rokok berkembang tetapi tidak menurunkan
tingkat kesehatan masyarakat.
Sebagaimana penjelasan di muka, bahwa terbentuknya lembaga sosial adalah karena adanya kebutuhan pokok masyarakat yang menuntut adanya wahana sebagai
upaya pemenuhan. Oleh karena itu, lembaga sosial bukanlah suatu hal yang tetap atau langgeng, melainkan akan berubah sesuai dengan bertambahnya kebutuhan
masyarakat. Dalam hubungan antar-lembaga-lembaga yang ada dalam masyarakat adakalanya perubahan yang sifatnya cepat tidak dapat diikuti oleh lembaga lain,
dan hal ini akan berdampak pada adanya kesenjangan budaya culture lag. Perkembangan yang cepat dalam media massa, terutama media elektronik yang
menyebabkan banyaknya penyimpangan sosial, hal ini tidak disertai dengan pendidikan moral yang dapat dilakukan oleh lembaga pendidikan dan lembaga
keluarga. Akibatnya, terjadi ketimpangan sosial yang semakin jauh dari apa yang diharapkan tentang tatanan sosial.
Sosiologi SMA Kelas XII
72
4. Lembaga Total dan Lembaga Dominan
Masyarakat merupakan tatanan dari deretan peran-peran lembaga sosial yang ada. Perubahan suatu masyarakat berarti adanya kesempatan berpindah dari
naungan lembaga sosial yang satu ke lembaga sosial yang lain. Namun demikian, tidak semua warga masyarakat memiliki kesempatan tersebut untuk berpindah pada
lembaga sosial lain. Ada sebagian warga masyarakat yang keseharian hidupnya berada dalam satu lembaga sosial dalam kurun waktu yang panjang. Misalnya,
seorang penderita sakit jiwa yang terdaftar sebagai pasien rumah sakit jiwa tersebut, semenjak terdaftar pada rumah sakit tersebut aktivitas keseharian dengan lembaga
yang lain terhenti. Begitu pula seorang pengusaha yang melakukan tindak pidana berat, maka aktivitasnya pada lembaga ekonomi terhenti karena harus berada dalam
waktu lama di lembaga pemasyarakatan.
B . B .
B . B .
B . Jenis-jenis Lembaga Sosial
Jenis-jenis Lembaga Sosial Jenis-jenis Lembaga Sosial
Jenis-jenis Lembaga Sosial Jenis-jenis Lembaga Sosial
1. Lembaga Keluarga
a. Pengertian Keluarga
Lembaga keluarga adalah lembaga yang sifatnya universal, artinya seluruh masyarakat dunia mengenal akan lembaga tersebut. Dalam kajian
sosiologi, keluarga merupakan salah satu bentuk masyarakat dalam kesatuan sosial terkecil yang berfungsi untuk melangsungkan eksistensi
kemasyarakatan melalui fungsi reproduksi dan sosial. Lembaga keluarga tidak terlepas dari masalah seks yang diatur melalui perkawinan,
pemeliharaan anak, kekerabatan, pemenuhan kebutuhan pokok, pencapaian tujuan, dan pembinaan masalah kekeluargaan. Kelangsungan hidup dalam
keluarga, akan sangat tergantung dari partisipasi seluruh anggota keluarga untuk membinanya. Ayah berfungsi sebagai kepala keluarga yang berperan
sebagai pemimpin dalam aktivitas keluarga. Ibu berperan sebagai pengayom, pembina anak-anak, dan sebagai tempat untuk bertukar pikiran di antara
anggota kelarga. Begitu pula dengan anggota keluarga yang lain, seperti anak dan kerabat yang menjadi satu unit keluarga juga memiliki kewajiban
untuk ikut menjaga kehormatan keluarga dan juga kelangsungan keluarga.
Lembaga keluarga ialah kelompok sosial yang terdiri atas dua orang atau lebih yang mempunyai ikatan darah, perkawinan, atau adopsi.
Keluarga terbentuk atas satuan sosial yang terbatas, yaitu dua orang laki-laki dan wanita yang mengadakan ikatan tertentu yang disebut
perkawinan. Secara berangsur-angsur anggota keluarga semakin meluas, yaitu dengan kelahiran atau adopsi anak-anak.