Khalayak yang dihadapi Sosiologi 3 Kelas 12 Aman Grendy Hendrastomo Nur Hidayah 2009

Sosiologi SMA Kelas XII 170 Menghadapi khalayak yang beraneka ragam latar belakang seorang pembicara harus mampu membuat tolok ukur yang seragam terlebih dahulu. Tolok ukur ini yang dipakai harus mencakup dari pembahasan masalah yang diteliti. Diusahakan adanya pembatasan masalah yang dikaji sehingga tidak menimbulkan berbagai pertanyaan bagi khalayak yang nantinya akan mengancam konsistensi peneliti. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah, meminta data yang akan dihadapi dihadapi sebelum acar dilakasanakan. Dengan cara demikian peneliti dapat menegtahui kharakteristik dari kalayak.

2. Usaha agar khalayak menjadi pendengar yang aktif

Seorang peneliti dalam mengkomunikasikan hasil penelitiannya harus mengusahakan agar khalayak menjadi pendengar yang baik. Sehingga tujuan penelitian dapat dipahami dan menimbulkan rangsangan tehadap khalayak. Usaha ini ditujukan agar hasil penelitian benar-benar bermanfaat dan dapat menjadi pemecah dari masalah yang diteliti. Oleh karena itu, penyampainnya harus dapat menggunakan bahasa yang komunikatif dan tidak perlu menggunakan istilah- istilah yang tidak subtantif atau tidak penting. Adapun halangan-halangan untuk menjadi pendengar yang baik adalah sebagai berikut: a. Kesulitan memahami apa yang di bicarakan. b. Gangguan dalam pandangan. c. Hal-hal yang mengalihkan perhatiannya. d. Kelelahan atau keadaan sakit. e. Waktu yang terbatas f. Melamun. Halangan-halangan inilah yang harus dipecahkan oleh pembicara dalam menyampaikan hasil penelitiannya. Usaha-usaha yang dapat dilakukan oleh pembicara agar khalayak dapat memahami hasil dari penelitian sebagai berikut. Pertama, pembicara harus memberikan pengantar yang menarik dan mungkin mengangkat permasalahan yang kontrovesial sehingga pendengar terangsang untuk menanyakan materi penelitian yang disampaikan. Pengantar yang menarik inilah akan menciptakan suasanana yang menyenangkan dan meimbulkan pertanyaan bagi khalayak ramai. Tetapi kadang pembicara perlu menempatkan dirinya pada posisis yang lebih tinggi. Namun hendaknya hal itu dilakukan sebagai taktik agar dihargai oleh khalayak pendengar juga. Kedua, pembicara harus dapat menciptakan kewibawaan terhadap khalayak dalam penyampaian materi. Dalam usaha kedua ini yang dititik beratkan adalah faktor yang bersifat spiritual yaitu faktor penampilan, gaya berbicara, raut wajah, dan lain sebagainya. Ketiga, yaitu pembicara harus menciptakan landasan pengetahuan yang sama. Usaha ini dilakukan agar pembahasan tidak terlalu melebar dari inti permasalahannya. Dan sebisa mungkin pembicara dapat membatasi masalah dan menggiring khalayak ke pembahasan inti masalah. Bab 5 - Mengkomunikasi Hasil Penelitian Sosial 171

3. Usaha untuk mempengaruhi khalayak

Tujuan dari mengkomunikasikan hasil penelitian adalah menyampaikan masalah penelitian kemudian mencari solusi bersama khalayak. Maka seorang pembicara harus dapat mempengaruhi khalayak agar aktif dalam seminar. Langkah yang dapat dilakukan dalam mempengaruhi khalayak adalah mengembangkan suasana sehingga terjadi perubahan. Yang dilakukan dalam langkah ini adalah pembicara mengemukakan masalah yang sama-sama dihadapi, misalnya rendahnya taraf hidupnya dengan berikhtiar. Disamping itu pembicara juga dapat menyakinkan kalayak tentang masalah-masalah yang diteliti. Kedua, pembicara mulai melakukan interaksi dengan khalayak agar tercipta suasana yang menyenangkan. Keadaan ini harus tetap dipertahankan agar kegiatan penyampaian materi penelitian dapat memuat semua gagasan- gagasan yang dimaksud. Ketiga, pembicara mencoba dan mengajak khalayak untuk megadakan diagnosis terhadap keadaan yang dihadapi. Dalam tahap ini mulai menanggulangi masalah-masalah yang mengagangu dalam pembicaraan. Langkah ke-empat pembicara berusaha untuk menanamkan keinginan dimana pembicara diarahkan pada usaha agar khalayak mempunyai keinginan atau hasrat yang kuat untuk mengubah keadaan, sehingga dapat diduga bahwa pada suatu waktu keinginan tadi akan berubah menjadi tindakan-tindakan yang nyata. Tahap kelima, pembicara sayogyannya berusaha untuk menjelaskan keuntungan dan kerugian sebagai akibat terjadinya perubahan. Seorang peneliti harus mempunyai kemampuan agar dapat melakukan pembicara dengan baik dan benar. Kemampuan ini dapat diperoleh dengan menambah wawasan dan juga pengalaman-pengalaman. Yang terpenting yaitu harus mempunyai mental berani dalam mengkomunikasikan penelitian tersebut. Oleh karena itu, jika kalian rajin berlatih diri berbicara didepan umum maka kalian akan terbiasa dan akan menjadi pembicara yang handal. Dengan kemampuan ini maka ketika kalian dalam melakukan penelitian dapat mengkomunikasikan ke khalayak dengan baik sehingga hasil penelitian kalian sangat berguna. Berdasarkan hal-hal tersebut, maka seorang peneliti harus memiliki kemampuan-kemampuan dalam mengkomunikasikan hasil penelitian sebagai berikut. a. Menyajikan dengan bahasa yang sederhana tetapi benar, sehingga mudah dimengerti khalayak. b. Menyajikan bahan secara sistematis. c. Menguasai bahan yang disajikan. d. Memberikan contoh-contoh sederhana tetapi penting yang berasal dari kehidupan sehari-hari. e. Menyesesuaikan diri dengan khalayak secara serta merta dan cepat. f. Tidak menimbulkan ketegangan, walaupun harus menyajikan hal-hal yang kadang-kadang bersifat kontrovesial. g. Membentuk opini positif. h. Berdiskusi dengan benar. i. Membimbing kalayak ke arah kemampuan untuk memecahkan masalah- masalah yang dihadapinya secara mandiri.