Uji Normalitas Populasi Uji Homogenitas Uji Ketuntasan Belajar Uji Pihak Kiri

3.8.2.1 Uji Normalitas Populasi

Uji normalitas digunakan untuk menentukan jenis statistik yang digunakan. Langkah-langkah pengujian normalitas sama dengan langkah-langkah uji normalitas pada analisis data awal.

3.8.2.2 Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk menyelidiki apakah kemampuan pemecahan masalah kedua sampel mempunyai varians yang sama atau tidak. Langkah-langkah pengujian homogenitas sama dengan langkah-langkah uji homogenitas pada analisis data awal.

3.8.2.3 Uji Ketuntasan Belajar Uji Pihak Kiri

Uji ketuntasan belajar dalam penelitian ini meliputi ketuntasan secara individual dan klasikal. Ketuntasan secara individual digunakan untuk mengetahui pembelajaran yang dilakukan dapat mencapai KKM yang sudah ditetapkan oleh SMP Negeri 1 Semarang yaitu 70. Ketuntasan secara klasikal digunakan untuk mengukur keberhasilan kelas dilihat dari sekurang-kurangnya 75 dari jumlah peserta didik yang ada di kelas tersebut telah tuntas belajar. Uji ketuntasan individual digunakan untuk mengetahui rata-rata data akhir pada kelas sampel memenuhi ketuntasan individual atau tidak. Uji ketuntasan individual menggunakan uji rata-rata satu pihak yaitu uji pihak kiri. Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut. rata-rata data akhir kurang dari atau sama dengan 70. H 1 : µ 1 70 rata-rata data akhir lebih dari 70. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut. Keterangan: t : uji t; : rata-rata; : standar ketuntasan minimal; s : simpangan baku gabungan; n : banyak peserta didik, Sudjana, 2005: 230. Kriteria yang digunakan adalah H ditolak jika t hitung t 1- n-1 dengan taraf signifikansi 5 dapat diperoleh dengan menggunakan daftar tabel distribusi z. Uji ketuntasan klasikal digunakan untuk mengetahui persentase ketuntasan belajar data akhir pada kelas sampel memenuhi ketuntasan klasikal atau tidak. Uji ketuntasan klasikal menggunakan uji proporsi satu pihak yaitu uji pihak kiri, dengan hipotesis: : ; persentase ketuntasan belajar peserta didik yang tuntas kurang dari atau sama dengan 75 persentase ketuntasan belajar peserta didik yang tuntas lebih dari 75 Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut. Keterangan: z : nilai t yang dihitung; x : banyaknya peserta didik yang tuntas secara individual; : nilai yang dihipotesiskan, dengan 75 n : jumlah anggota sampel Sudjana, 2005: 234. Kriteria pengujian H ditolak jika dengan taraf signifikansi 5 dapat diperoleh dengan menggunakan daftar tabel distribusi z Sudjana, 2005: 234.

3.8.2.4 Uji Kesamaan Rata-rata Uji Pihak Kanan

Dokumen yang terkait

KEEFEKTIFAN MODEL TREFFINGER BERBANTUAN ALAT PERAGA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS PESERTA DIDIK PADA MATERI GEOMETRI

0 21 456

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN PAIR CHECK BERBANTUAN APLIKASI PREZI TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PADA MATERI SEGITIGA KELAS VII

4 34 369

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN ARIAS BERBANTUAN ALAT PERAGA TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA KELAS VII MATERI SEGIEMPAT

0 6 256

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MODEL TPS BERBANTUAN GEOMETER’S SKETCHPAD PADA PENCAPAIAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATERI SEGITIGA KELAS VII

1 20 431

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN POGIL BERBANTUAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK (LKPD) TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH

1 15 251

KEEFEKTIFAN MODEL ELICITING ACTIVITIES TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PESERTA DIDIK KELAS X PADA MATERI TRIGONOMETRI.

2 10 301

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATERI POKOK SEGIEMPAT PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 12 MAGELANG.

0 0 1

(ABSTRAK) KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN VAN HIELE BERBANTUAN ALAT PERAGA TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATERI SEGI EMPAT PADA PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 2 PEGANDON.

0 0 2

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN VAN HIELE BERBANTUAN ALAT PERAGA TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATERI SEGI EMPAT PADA PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 2 PEGANDON.

0 0 122

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E BERBANTUAN ALAT PERAGA PADA MATERI SEGITIGA KELAS VII TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA

1 1 12