Belajar dalam arti luas dapat diartikan sebagai kegiatan psiko-fisik menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya. Dalam arti sempit, belajar dimaksudkan
sebagai usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya. Relevan dengan ini maka
ada pengertian bahwa belajar adalah penambahan pengetahuan Sardiman, 2006: 20-21.
Definisi belajar yang selanjutnya, belajar adalah berubah. Dalam hal ini belajar berarti usaha mengubah tingkah laku. Perubahan itu tidak hanya berkaitan
dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, dan penyesuaian diri.
Dengan demikian, dapat dikatakan belajar merupakan rangkaian kegiatan jiwa raga, psiko-fisik untuk menuju ke perkembangan pribadi manusia seutuhnya, yang
berarti menyangkut unsur cipta, rasa dan karsa, ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik Sardiman, 2006: 21.
Berbagai teori yang mengkaji konsep belajar telah banyak dikembangkan oleh para ahli. Teori-teori belajar yang mendukung penelitian ini diuraikan
sebagai berikut.
2.1.1.1 Teori Belajar Piaget
Sugandi 2007: 35-36 mengemukakan tiga prinsip utama dalam pembelajaran menurut Piaget, yaitu:
1 Belajar Aktif Proses pembelajaran merupakan proses aktif, karena pengetahuan terbentuk
dari dalam subjek belajar. Untuk membantu perkembangan kognitif anak, perlu
diciptakan suatu kondisi belajar yang memungkinkan anak melakukan percobaan, memanipulasi simbol, mengajukan pertanyaan, menjawab dan membandingkan
penemuan sendiri dengan penemuan temannya. 2 Belajar melalui Interaksi Sosial
Dalam belajar perlu diciptakan suasana yang memungkinkan terjadi interaksi di antara subjek belajar. Piaget percaya bahwa belajar bersama akan membantu
perkembangan kognitif anak. Dengan interaksi sosial, perkembangan kognitif anak akan mengarah ke banyak pandangan, artinya khasanah kognitif anak akan
diperkaya dengan berbagai macam sudut pandang dan alternatif. 3 Belajar melalui Pengalaman Sendiri
Perkembangan kognitif anak akan lebih berarti apabila didasarkan pada pengalaman nyata daripada bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi. Jika
hanya menggunakan bahasa tanpa pengalaman sendiri, perkembangan kognitif anak cenderung mengarah ke verbalisme. Memusatkan perhatian kepada berfikir
atau proses mental anak, tidak sekedar kepada hasilnya. Selain kebenaran jawaban peserta didik, guru harus memahami proses yang digunakan anak sehingga sampai
pada jawaban
tersebut. Pengalaman-pengalaman
belajar yang
sesuai dikembangkan dengan memperhatikan tahap fungsi kognitif dan hanya jika guru
penuh perhatian terhadap metode yang digunakan untuk sampai pada kesimpulan tertentu, barulah dapat dikatakan guru berada dalam posisi memberikan
pengalaman yang dimaksud. Piaget juga menekankan pembelajaran melalui penemuan, pengalaman-
pengalaman nyata dan memanipulasi langsung alat, bahan atau media belajar yang
lain. Penggunaan alat peraga sebagai media belajar sesuai dengan teori belajar Piaget. Dengan demikian, teori Piaget yang penting dalam penelitian ini adalah
keaktifan peserta didik dalam berdiskusi kelompok dengan memanfaatkan media alat peraga dan pembelajaran dengan pengalaman sendiri akan membentuk
pembelajaran yang bermakna.
2.1.1.2 Teori Vygotsky