Hakikat Belajar KAJIAN TEORI

14

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 KAJIAN TEORI

2.1.1 Hakikat Belajar

2.1.1.1 Pengertian Belajar Beberapa ahli mendefinisikan istilah belajar dengan beberapa pengertian. Menurut Hamdani 2011: 96 belajar dapat diartikan sebagai suatu aktivitas yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Susanto 2013: 4 mendefinisikan belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan seseorang dengan sengaja dalam keadaan sadar untuk memperoleh suatu konsep, pemahaman, atau pengetahuan baru sehingga memungkinkan seseorang terjadinya perubahan perilaku yang relatif tetap baik dalam berpikir, merasa, maupun dalam bertindak. Gagne dalam Suprijono, 2012: 2 menyatakan belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara alamiah. Sedangkan menurut Arsyad 2014: 1 belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Oleh karena itu, belajar dapat terjadi kapan saja dan di mana saja. Salah satu pertanda bahwa seseorang itu telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada diri orang itu yang mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan dan sikapnya. Berdasarkan beberapa pengertian belajar tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar adalah perubahan perilaku dan kemampuan secara permanen yang diakibatkan oleh pengalaman dari interaksi dengan lingkungan, tingkah laku tersebut menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, keterampilan dan sikap. 2.1.1.2 Ciri-Ciri dan Prinsip Belajar Setiap individu melakukan suatu usaha untuk memperoleh suatu perubahan yang sesuai dengan pengertian belajar, namun seseorang dapat dikatakan belajar jika sudah memenuhi beberapa ciri-ciri belajar. Beberapa ciri belajar menurut Darsono dalam Hamdani, 2011: 22 yaitu: 1. Belajar dilakukan dengan sadar dan mempunyai tujuan. Tujuan ini digunakan sebagai arah kegiatan, sekaligus tolok ukur keberhasilan belajar. 2. Belajar merupakan pengalaman sendiri, tidak dapat diwakilkan kepada orang lain. Jadi, belajar bersifat individual. 3. Belajar merupakan proses interaksi antara individu dan lingkungan. Hal berarti individu harus aktif apabila dihapadkan pada lingkungan tertentu.Keaktifan ini dapat terwujud karena individu memiliki berbagai potensi untuk belajar. 4. Belajar mengakibatkan terjadinya perubahan pada diri orang yang belajar. Perubahan tersebut bersifat integral, artinya perubahan dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotor yang terpisahkan satu dengan lainnya. Proses dan hasil belajar sangat ditentukan oleh prinsip-prinsip belajar. Prinsip-prinsip belajar dalam pembelajaran menurut Hamdani 2011: 22 adalah 1 kesiapan belajar; 2 perhatian; 3 motivasi; 4 keaktifan siswa; 5 mengalami sendiri; 6 pengulangan; 7 materi pelajaran yang menantang; 8 balikan dan penguatan; 9 perbedaan individual. Gagne dalam Rifa’i dan Anni 2011: 95-96 berpendapat bahwa ada 3 prinsip belajar yang harus ada pada diri siswa, yaitu: 1. Informasi faktual, dapat diperoleh melalui tiga cara, yaitu dikomunikasikan kepada siswa, dipelajari oleh siswa sebelum memulai belajar baru, dan dilacak dari memori. 2. Kemahiran intelektual, siswa harus mempunyai berbagai cara untuk mempelajari hal-hal baru. 3. Model, siswa harus mampu mengaktifkan model untuk menghadirkan stimulus yang kompleks, membuat kode stimulus, memecahkan masalah, dan melacak kembali memori. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prinsip belajar mencakup: 1. Siswa sebagai pembelajar harus melakukan sendiri. 2. Siswa belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya. 3. Siswa harus mampu membangun model untuk menguasai materi dengan sempurna, sehingga belajar menjadi lebih bermakna. 4. Motivasi dan penguatan sangat dibutuhkan oleh siswa agar dapat belajar dengan baik dan optimal. Prinsip belajar akan mengantarkan pembelajar mencapai potensi, bakat, dan minatnya secara optimal. Seorang individu dikatakan belajar apabila melakukan proses untuk mencapai perubahan dalam tingkah lakunya, dari yang semula tidak tahu menjadi tahu, dari yang semula tidak bisa menjadi bisa. 2.1.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar Menurut Rifa’i dan Anni 2011: 97, faktor-faktor yang memberikan kontribusi terhadap proses dan hasil belajar adalah kondisi internal dan kondisi eksternal peserta didik. 1. Kondisi Internal Kondisi internal mencakup kondisi fisik, seperti kesehatan organ tubuh, kondisi psikis, seperti kemampuan intelektual, emosional, dan kondisi sosial seperti kemampuan bersosialisasi dengan lingkungan. Oleh karena itu kesempurnaan dan kualitas kondisi internal yang dimiliki oleh peserta didik akan berpengaruh terhadap kesiapan, proses dan hasil belajar. 2. Kondisi eksternal Beberapa faktor eksternal adalah variasi dan tingkat kesulitan materi belajar stimulus yang dipelajari direspon, tempat belajar, iklim, suasana lingkungan dan budaya belajar masyarakat akan mempengaruhi kesiapan, proses, dan hasil belajar. Sedangkan menurut Slameto 2010: 54 faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. 1. Faktor intern Faktor intern dibagi menjadi tiga yaitu faktor jasmaniah, faktor psikologis dan faktor kelelahan. 1 Faktor jasmaniah Faktor jasmaniah dibedakan menjadi dua yaitu faktor kesehatan dan cacat tubuh. Faktor kesehatan sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan proses belajar. Jika kesehatan seseorang terganggu, maka proses belajar seseorang akan terganggu. Sedangkan keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi belajar. Siswa yang cacat, belajarnya juga terganggu. 2 Faktor psikologis Sekurang-kurangnya ada tujuh faktor yang tergolong ke dalam faktor psikologis yang mempengaruhi belajar. Faktor-faktor itu adalah : intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kelelahan. 3 Faktor kelelahan Kelelahan pada seseorang dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Agar siswa dapat belajar dengan baik haruslah menghindari jangan sampai terjadi kelelahan dalam belajarnya. 2. Faktor ekstern Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar terbagi menjadi tiga yaitu cara faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat. 1 Faktor keluarga Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa: cara orangtua mendidik, relasi antar anggota keluarga, susasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga. 2 Faktor sekolah Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah. 3 Faktor masyarakat Faktor masyarakat juga memiliki pengaruh yang besar terhadap keberlangsungan proses belajar. Faktor ini meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat yang semuanya mempengaruhi belajar. Dari beberapa pendapat di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa keberhasilan dalam proses belajar peserta didik sangatlah ditentukan oleh dua faktor yang berasal dari dalam diri faktor intern dan dari luar diri faktor ekstern peserta didik. Oleh karena itu diperlukan adanya keseimbangan dari keduanya sehingga kesiapan, proses serta hasil belajar dari peserta didik dapat terlaksana dan tercapai dengan baik.

2.1.2 Pengertian Pembelajaran

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL ARIAS BERBANTUAN MEDIA VIDEO PADA SISWA KELAS IVA SDN 01 WATES SEMARANG

2 11 274

PENERAPAN MODEL SNOWBALL THROWING BERBANTUAN MEDIA POWERPOINTUNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS IV SD TUNAS HARUM BANGSA KOTA SEMARANG

1 19 261

PENERAPAN MODEL MIND MAPPING BERBANTUAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS IVA SDN WONOSARI 02 KOTA SEMARANG

0 9 243

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MENGGUNAKAN MODEL SNOWBALL THROWING DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL SISWA KELAS IVA SDN PURWOYOSO 03 KOTA SEMARANG

2 23 490

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL SNOWBALL THROWING BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS IVC SDN KALIBANTENG KIDUL 01 KOTA SEMARANG

5 26 325

PENERAPAN MODEL MIND MAPPING BERBANTUAN MEDIA VISUAL UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS IV SDN KANDRI 01 KOTA SEMARANG

3 15 216

PENERAPAN MODEL SIKLUS BELAJAR BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS IVA SDN KALIBANTENG KIDUL 01 KOTA SEMARANG

0 5 407

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING UNTUK MENNINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS V SDN KALIBANTENG KIDUL 01 KOTA SEMARANG

2 8 309

PENERAPAN MODEL MIND MAPPING BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SDN NGIJO 01 KOTA SEMARANG

1 13 224

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING UNTUK MENNINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS V SDN KALIBANTENG KIDUL 01 KOTA SEMARANG.

0 0 1