masyarakattetangga, kota, region, negara, dan dunia. Tipe kurikulum tersebut, didasarkan pada asumsi bahwa anak pertama-tama dikenalkan atau perlu
memperoleh konsep yang berhubungan dengan lingkungan terdekat atau diri sendiri. Selanjutnya secara bertahap dan sistematis bergerak dalam lingkungan
konsentrasi keluar dari lingkaran tersebut, kemudian mengembangkan kemampuannya untuk menghadapai unsur-unsur dunia yang lebih luas Hidayati,
2008: 1-27. Kegiatan pembelajaran IPS sebaiknya dilakukan dengan pendekatan yang
memungkinkan seorang siswa memperoleh pengalaman langsung agar para siswa dapat menyimpan serta memaknai pengetahuan sebagai bekal dalam menghadapi
hidup bermasyarakat.
2.1.5 Model Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang mengutamakan kerja sama untuk mencapai tujuan pembelajaran. pembelajaran kooperatif
merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif dengan struktur kelompok yang
bersifat heterogen. Majid, 2013: 174 Suprijono 2012: 54 menjelaskan pembelajaran kooperatif adalah konsep
yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru. Sementara itu menurut
Roger, dkk dalam Huda, 2012: 29 menjelaskan pembelajaran kooperatif merupakan aktivitas pembelajaran kelompok yang diorganisir oleh satu prinsip
bahwa pembelajaran harus didasarkan pada perubahan informasi secara sosial di
antara kelompok-kelompok pembelajar yang di dalamnya setiap pembelajar bertanggung jawab atas pembelajarannya sendiri dan didorong untuk
meningkatkan pembelajaran anggota-anggota lain. Menurut Rusman 2012: 202 pembelajaran kooperatif merupakan bentuk
pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4-6 orang dengan struktur
kelompok yang bersifat heterogen. Hal ini sesuai dengan pendapat Karli dan Yuliartiningsih dalam Hamdani, 2011: 165 menyatakan bahwa pembelajaran
kooperatif suatu strategi belajar mengajar yang menekankan pada sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara sesama dalam struktur
kerja sama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri atas dua orang atau lebih. Selanjutnya, menurut Lie dalam Thobroni, 2011: 286, sistem pengajaran
yang memberikan kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-
tugas yang terstruktur disebut sebagai “sistem pembelajaran gotong royong” atau Cooperative Learning .
Ibrahim dalam Majid, 2013: 176 menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri atau karakteristik sebagai berikut:
a. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan
materi belajar. b.
Kelompok dibentuk dari siswa yang mempunyai keterampilan tinggi, sedang, dan rendah heterogen.
c. Apabila memungkinkan, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku,
jenis kelamin yang berbeda.
d. Penghargaan lebih berorientasi kepada kelompok daripada individu.
Berdasarkan ciri-ciri dari beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang lebih
menekankan pada diskusi dan kerjasama dalam kelompok yang dibentuk secara heterogen sehingga siswa dapat berkomunikasi, saling berbagi ilmu, saling
bertukar pikiran, dan saling menghargai pendapat satu sama lain.
2.1.6 Model Snowball Throwing