Perumusan Masalah Induksi Mutasi Dengan Sinar Gamma Pada Populasi Kalus Embriogenik Jeruk Keprok Soe Untuk Ketahanan Terhadap Penyakit Huanglongbing

8 hamper tegak mulai ketiinggian 0.5-8 meter, warna batang agak kecoklatan, bentuk batang bulat tidak berduri, lingkar batang ± 40 cm, warna daun bagian atas hijau tua, warna daun bagian bawah hijau muda, lebar daun ± 3.850 cm, panjang daun ± 8.535 cm, tepi daun rata, permukaan daun mengkilap, bentuk bunga seperti lonceng, jumlah bungatandan 4-7 buah, warna buah matang kuning kemerah-merahan, bentuk buah bulat pendek, ukuran buah 6.86 cm x 6.66 cm, permukaan buah agak licin, puncak buah berlekuk, tebal kulit buah 0.15 cm, tingkat kekerasan buah lunak, warna daging buah agak orangepink, jumlah septa tiap buah 12, berat buah 100-125 gram rasa buah manis segar, tekstur daging buah berserat halus, aroma buah lembut, produksi buahpohonmusim 50-250 kgpohon, dapat diperbanyak secara vegetatif okulasi. Jeruk keprok SoE ini cocok untuk ketinggian 800 – 1200 meter dpl dan cocok pada tanah mediteriania atau berkapur. Jeruk keprok SoE memiliki rasa yang khas yang merupakan campuran antara manis dan asam yang segar, warna daging buah orange, dan tekstur daging buah lembut. Jeruk ini memiliki jumlah biji yang cenderung banyak 10 Pangestuti et al. 2005; Yulianti et al. 2010, mudah dikupas, tekstur kulit buah halus, mengkilap, bentuk buah bulat pipih, dan ukuran besar diameter buah 7-8 cm. Jeruk ini bila telah matang memiliki kulit buah dengan warna orange cerah kemerahan. Buah jeruk ini dapat dipetik apabila warna buah telah berwarna orange 50-80. Warna buah tersebut dapat dicapai pada umur 31-32 minggu setelah bunga mekar. Buah jeruk ini dapat disimpan pada suhu ruang 27-30 o C selama 3 minggu atau pada suhu dingin 9-11 o C selama 8 minggu Pangestuti et al. 2005.

2.1.2 Budidaya Tanaman Jeruk

Pada tanaman jeruk dapat terjadi penyerbukan sendiri ataupun penyerbukan silang. Penyerbukan silang biasanya dibantu oleh serangga Ortiz 2002. Jeruk dapat diperbanyak dengan cara generatif maupun vegetatif Purnomosidhi et al. 2007, secara in vivo maupun in vitro. Menurut Khan et al. 2007, semua jeruk komersial yang ada, tumbuh sebagai pohon hasil grafting dengan kultivar batang atas yang disambung pada kultivar terpilih sebagai batang bawah. Kombinasi yang baik antara batang atas dan batang bawah dapat menghasilkan buah jeruk yang unggul. Penyambungan batang atas pada tanaman batang bawah memberikan keuntungan varietas batang atas dapat mempersingkat fase juvenil sehingga dapat mulai berproduksi 1-2 tahun setelah pindah tanam. Tipe bibit jeruk seperti itu membutuhkan waktu beberapa tahun untuk mulai berbuah bila ditumbuhkan dari biji 3-15 tahun, tergantung pada jenis spesies. Perbanyakan dengan budding atau grafting pada batang bawah menyebabkan pohon akan menghasilkan buah yang identik dengan sumber mata tunas batang atas dan tipe tanaman yang seragam. Budiyati et al. 2013 menjelaskan bahwa benih jeruk keprok SoE yang dijadikan sebagai batang atas dapat disambung untuk meningkatkan kualitas dengan menggunakan tiga varietas jeruk sebagai batang bawah, yaitu Japanese Citroen JC, Rough Lemon RL dan Volkameriana. Jeruk memiliki sistem reproduksi yang unik, yaitu adanya apomiksis. Apomiksis secara luas didefinisikan sebagai reproduksi aseksual pada tumbuhan melalui biji, dan embrio yang terbentuk bukan hasil fertilisasi gamet. Apomiksis pada tanaman dapat terjadi karena: proses parthenogenesis dari sel telur yang 9 Gambar 2 Bagian-bagian biji tanaman berbiji tertutup Angiospermae. tidak dibuahi, apogamic dari sel-sel antipoda dan sinergid, ataupun dari embrio adventif seperti embrio nuselar Ortiz 2002; Kepiro Roose 2007. Istilah embrio nuselar atau nucellar embryony pada biji jeruk merujuk pada perkembangan embrio dari jaringan maternal yang disebut nuselus yang terletak di sekeliling kantung embrio. Embrio nuselar terkait pula dengan istilah poliembrioni terbentuk banyak embrio dalam satu biji, sehingga saat biji jeruk berkecambah akan dihasilkan banyak kecambah Kepiro Roose 2007. Bibit jeruk yang bersifat apomiksis dapat menghasilkan tanaman yang seragam Khan et al. 2007 dan mempunyai sifat yang sama dengan induknya Setiono Supriyanto 2005.

2.2 Embriogenesis Somatik

Perbanyakan tanaman jeruk secara in vitro dapat menggunakan teknik embriogenesis somatik. Embriogenesis somatik adalah proses di mana sel-sel somatik non-zigotik mengalami diferensiasi membentuk suatu struktur bipolar yang mengandung aksis tunas dan akar. Embriosomatik tersebut sama dengan embrio zigotik dan dapat menjadi matang dan berkecambah Smith 2000. Embriogenesis somatik merupakan cara perbanyakan dan sistem regenerasi tanaman yang paling cepat Mattjik 2005, metode yang efisien dari regenerasi tanaman untuk produksi cepat dalam jumlah besar tanaman sehat dalam waktu yang singkat Gholami et al. 2013, alat untuk mendapatkan tanaman jeruk bebas virus bila menggunakan eksplan ovule El-Sawy et al. 2006, eliminasi penyakit sistemik, seperti huanglongbing dan virus Citrus Tristeza, melalui pembentukan embriosomatik yang berasal dari eksplan nuselus Widyaningsih et al. 2013. Tanaman yang berasal dari embrio somatik adalah tanaman yang true-to- type, sama dengan induknya, karena berasal dari jaringan somatik Devy et al. 2012. Pada tanaman jeruk, bagian yang sering digunakan untuk menghasilkan tanaman yang true-to-type adalah jaringan nuselus Gambar 2 sebagai bahan eksplan untuk kultur nuselus. Selain dapat menghasilkan tanaman yang memiliki kesamaan karakter dengan tanaman induknya, kultur nuselus juga dapat menghasilkan tanaman bebas penyakit Widyaningsih et al. 2013.