Induksi Mutasi dan Perbaikan Tanaman

17 Tabel 1 Deskripsi Huanglongbing berdasarkan Jepson 2009 dan NAPPO 2012 Lanjutan Siklus Hidup : - Candidatus Liberibacter adalah bakteri gram negatif - Selaput membrane sel ganda. - Ca.L. asiaticus, africanus dan americanus ditemukan pada tanaman hanya dalam sel-sel floem. - Bakteri berpindah melalui psyllids suatu tipe serangga, sesuai cara makan. - Ca. L. asiaticus dan americanus tersebar melalui citrus psyllid Diaphorina citri Kuwayana dewasa. - Ca. L. africcanus tersebar melalui psyllid Trioza erytreae Del Guercio dewasa. - Bakteri dapat diakuisisi melalui serangga pada tahap nimfa. - Bakteri dapat disebar sepanjang masa hidup psyllid serangga. - Telur diletakkan pada daun yang baru muncul dan menetas dalam 2-4 hari. - Nimfa lima instar menyelesaikan fasenya selama 11-15 hari. - Seluruh siklus hidup membutuhkan waktu 15-18 hari pada suhu dingin dan 45-47 hari pada suhu panas. - Betina dewasa dapat hidup beberapa bulan. - Betina dewasa bertelur hingga 800 butir selama hidupnya. - Ca. L. africanus ditemukan pada ketinggian lebih dari 700 m dan kurang toleran terhadap panas dibanding Ca.L. asiaticus. - Ca. L. americanus mirip dengan Ca. L. africanus kurang toleran panas. - Infeksi Ca. L. asiaticus dan Ca. L. americanus lebih parah dibanding Ca. L. africanus dan dapat menyebabkan kematian tanaman. Distribusi Geografi : - Ca. L. africanus ditemukan di timur, tengah dan selatan Afrika. - Ca. L. americanus ditemukan di negara bagian Sao Paulo Brazil. - Ca. L. asiaticus ditemukan di Asia dari Jepang sampai Cina Selatan, Asia Tenggara dan India sampai Pakistan, semenanjung Arab tidak termasuk Iran, Brazil, Kuba 2009, Republik Dominica 2009, Mexico 2009 dan di US di Florida 2005, Louisiana Juni 2008. - Vektor D. citri lebih luas penyebarannya di selatan dan tengah Amerika, termasuk Mexico sejak 2004, dan di US: di Texas 2001, Louisiana Mei 2008, Alabama Agustus 2008, Georgia Agustus 2008, Mississippi Agustus 2008, Carolina Selatan Agustus 2008, dan California September 2008. Menurut Saputra et al. 2012, gejala penyakit HLB terdiri atas gejala luar eksternal dan gejala dalam internal. Gejala luar berupa gejala yang nampak pada tanaman muda adanya kuncup yang berkembang lambat, pertumbuhannya 18 mencuat ke atas, daun-daun kecil dan belang-belang kekuningan. Tanaman biasanya menghasilkan buah yang berkualitas jelek. Gejala luar yang nampak pada tanaman dewasa, cabang yang daun-daunnya kuning dan kontras dengan cabang lain yang daun-daunnya sehat. Gejala ini dikenal dengan sebutan greening sektoral. Daun pada cabang-cabang yang terinfeksi menjorok ke atas seperti sikat, berukuran lebih sempit, lancip dengan warna kuning di antara tulang daun. Gejala-gejala ini mirip dengan gejala defisien Zn. Buah pada cabang yang terinfeksi biasanya tidak dapat berkembang normal dan berukuran kecil, terutama pada bagian yang tidak terkena sinar matahari. Pada pangkal buah biasanya muncul warna orange. Buah-buah yang terserang rasanya masam dan bijinya kempes, tidak berkembang dan berwarna kehitaman. Gejala dalam gejala internal, yaitu pada irisan melintang tulang daun tengah jeruk berturut-turut dari luar hingga ke tengah daun akan terlihat jaringan- jaringan epidermis, kolenkim, sklerenkim, floem. Floem tulang daun tanaman sakit lebih tebal dari floem tulang daun tanaman sehat. Pada floem tulang daun tanaman sakit terdapat sel-sel berdinding tebal yang merupakan jalur-jalur mulai dari dekat sklerenkim sampai dekat xilem. Dinding tebal tersebut terdiri dari beberapa lapis dinding sel yang berdesak-desakan, di dalam berbagai jaringan dalam daun terjadi pengumpulan secara berlebihan butir-butir halus zat pati Saputra et al. 2012. Pohon sehat yang terinfeksi HLB melalui vektor biasanya menimbulkan gejala sektoral, yaitu hanya di bagian tertentu dari tajuk; sedangkan jika sejak bibit terserang HLB, tanaman akan tumbuh lambat dan merana. Penyebaran patogen HLB dalam jaringan floem daun relatif lambat dibandingkan dengan yang diakibatkan serangan patogen sistemik lain seperti Tristeza, sehingga penyebaran gejala ke seluruh bagian tajuk lebih disebabkan oleh vektor dibandingkan dengan pergerakan patogen dalam jaringan tanaman. Buah dari pohon yang terserang HLB, jika dibelah dari ujung atas ke bawah nampak bagian buah yang tidak simetris lop-sided dan bijinya abortus, tidak bernas dan ujung biji berwarna coklat Supriyanto et al. 2010. Mekanisme infeksi sampai munculnya gejala penyakit Huanglongbing adalah prosesnya diawali dengan tertularnya jaringan tanaman oleh patogenbakteri Huanglongbing melalui stilet serangga vektor pada saat mengisap cairan dari floem tanaman jeruk. Kemudian patogen yang terdapat dalam floem tersebar ke bagian-bagian tanaman bersama translokasi fotosintat. Sel-sel bakteri menghasilkan protein virulen toksik yang kemudian berinteraksi dengan proten reseptor yang dihasilkan oleh sel-sel induk tanaman jeruk. Interaksi kedua molekul protein berikatan secara kimia dengan domain membran protein saluran channel protein sehingga mengganggu mekanisme transport ion ke dalam sel tanaman jeruk. Tanaman jeruk menjadi kekurangan unsur-unsur hara seperti Zn, Mn dan Ca, sehingga muncul gejala serangan penyakit Huanglongbing Wirawan et al. 2004. Beberapa kultivar dan bibit hibrida C. trifoliata memperlihatkan sifat resistentoleran terhadap strain Cand. Liberibacter asiaticus Las. C. trifoliata adalah jeruk yang terdokumentasi baik untuk sumber ketahanan terhadap Las walaupun C.trifoliata disambung ke beberapa batang bawah yang terinfeksi. Hal itu menjadi bukti bahwa sifat resistensitoleran terhadap HLB ada pada jeruk yang 19 dibudidayakan dan hal ini juga menjadi fokus dalam program pemuliaan jeruk Stover et al. 2012. Dalam tanaman terdapat protein pertahanan tanaman yang dapat meningkatkan ketahanan tanaman terhadap penyakit, yaitu chitinase dan β-1,3- glucanase. Chitinase dan β-1,3-glucanase telah diidentifikasi dalam akar, daun dan flavedo ‘Marsh’ jeruk bali, dan pada daun-daun dan bunga dari navel orange. Enzim-enzim ini mungkin dapat berguna dalam mengembangkan langkah-langkah pengendalian penyakit secara ekonomis dan ramah lingkungan Niedz et al. 1994. Thionin, suatu karbohidrat yang kaya akan sistein memperlihatkan aktivitas antimikroba secara in vitro. Thionin membentuk pori-pori pada membran sel dan menyebabkan kerusakan membran dan kematian sel bakteri. Ekpresi gen thionin meningkatkan ketahanan terhadap fitopatogenik pada sel bakteri. Reactive oxygen species ROS seperti H 2 O 2 dan O 2 berhubungan dengan protein dinding sel yang kaya akan hidroksiproline yang diduga terlibat dalam proses-proses yang berhubungan dengan respon hipersensitif Cornelissen Schram 2000. Wirawan et al. 2003 menemukan dua molekul protein khas pada tanaman jeruk yang terinfeksi penyakit HLB. Kedua molekul protein ini menghambat transport mineral ion ke dalam sel tanaman jeruk sehingga menyebabkan tanaman jeruk bergejala defisiensi unsur hara. Gen ketahanan untuk serangan penyakit HLB berhasil diisolasi dan mengklonnya pada plasmid vektor. Gen tersebut diberi nama GenCVPD dan Mereka jug berhasil dilakukan overexpression gen HLB dalam sel Escherichia coli. Deteksi adanya bakteri penyebab penyakit Huanglongbing pada tanaman jeruk dapat dilakukan dengan beberapa cara. Cara yang paling sederhana tapi cukup bisa dipercaya adalah penggunaan larutan yodium yang dioleskan pada irisan melintang daun tanaman jeruk yang memperlihatkan adanya gejala Huanglongbing Wirawan et al. 2003. Cara lain yang membutuhkan biaya relatif besar namun hasilnya akurat adalah dengan teknik analisis molekuler berbasis PCR. Daun tanaman jeruk yang terkena penyakit Huanglongbing dapat dideteksi dengan primer spesifik OI1OI2c dan A2J5 menghasilkan pita spesifik masing- masing 1160 bp dan 703 bp Ruangwong Akarapisan 2006. Deteksi bakteri Cand. Liberibacter sp. dapat pula menggunakan primer universal 16S rDNA Teixeira et al. 2005.