Pendewasaan Pro-embrio Early-Globular Membentuk Embrio Somatik

36 Gambar 10 Globular dewasa berwarna hijau dengan dua kutub bipolar Globular akhir berwarna hijau, tumbuh dan berkembang ke tahap berikutnya membentuk embrio somatik fase heart dan torpedo Gambar 11. 5, 6. Fase kotiledon dalam proses embriogenesis somatik tidak lagi dikelompokkan pada embrio somatik karena tidak dapat mengalami masa istirahat dorman seperti fase kotiledon dari embrio zigotik yang masih terlindung dalam biji karena biji yang telah berkembang masih memiliki seed coat integument dan sedikit jaringan endosperm. Embrio somatik fase kotiledon selanjutnya akan dapat berkembang membentuk kecambah - planlet Gambar 11.7 dan 8. Hal ini seperti yang dijelaskan juga oleh Zimmerman 1993. Demikian pula dengan suspensor, massakompleks pro-embrio dan embrio somatik dalam proses embriogenesis somatik jeruk keprok SoE Gambar 11 tidak memperlihatkan adanya suspensor seperti yang ada pada embrio zigotik dalam proses embriogenesis zigotik. Seperti yang dijelaskan dalam Zimmerman 1993 suspensor berfungsi sebagai penyalur bahan makanan untuk embrio zigotik melalui funiculus, juga berfungsi untuk membantu embrio zigotik fase kotiledon sebagai penguat untuk masuk ke dalam jaringan endosperm. Kalus embriogenik yang terdiri atas massa pro-embrio PEM dan early globular pun akan tumbuh berkembang menjadi banyak. Sebagian membentuk kalus embriogenik baru dan sebagian yang lain membentuk, tumbuh dan berkembang menjadi embrio somatik dewasa fase selanjutnya. Tahap akhir dari pertumbuhan ES adalah terbentuknya kotiledon dan pada akhirnya membentuk kecambah dan menghasilkan tanaman utuh bertunas dan berakar karena sifat bipolarnya.

3.4 Simpulan

1. Kalus embriogenik jeruk keprok SoE dapat diinduksi dari biji matang mature seed dengan penambahan BAP konsentrasi 3 mg L -1 dalam medium MW. 2. Penambahan ABA hingga 0 – 4 mg L -1 tidak menunjukkan pengaruh yang nyata pada proses proliferasi dan sinkronisasi kalus embriogenik membentuk embrio somatik fase globular transisi. 37 3. Penambahan air kelapa menunjukkan pengaruh yang nyata pada proses sinkronisasi kalus embriogenik membentuk embrio somatik fase globular transisi. 4. Penambahan ABA 1 mg L -1 dapat meningkatkan pendewasaan embrio somatik sebesar 98.5 dari kontrol, sedangkan penambahan air kelapa belum dapat meningkatkan pendewasaan embrio somatik melebihi perlakuan kontrol. 5. Penambahan GA 3 dan air kelapa tidak menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada perkecambahan embrio somatik membentuk kecambah. 6. Embrio somatik berawal dari individu sel yang kompeten yang membelah membentuk pro-embrio PEM fase tetrad, kuadran, oktan, dan fase globular muda; fase globular transisi dengan ciri bipolar; embrio somatik fase hati dan torpedo; dan embrio dewasa fase kotiledon.