Percobaan 5 dan 6. Perkecambahan Embrio Somatik Jeruk Keprok SoE Pembesaran dan Aklimatisasi Planlet Jeruk Keprok SoE
30
Gambar 5 Grafik hubungan antara rata-rata diameter kalus embriogenik dan jumlah globular jeruk keprok SoE pada media perlakuan ZPT-ABA
mg L
-1
.
0.84 0.83
0.98 0.78
0.55 1.45
1.5 3.65
2.9 2.25
1 2
3 4
ABA0 ABA0,5
ABA1 ABA2
ABA4 R
ata -r
ata d
iam e
te r
kal u
s
e m
b ri
o g
e n
ik d
an ju
m lah
g lo
b u
lar
Media perlakuan ZPT-ABA mg L
-1
Diameter Kalus Jumlah Globular
Gambar 6 Grafik hubungan antara rata-rata diameter kalus embriogenik dan jumlah globular pada media perlakuan air kelapa .
0.39 0.29
0.14 0.11
0.27 0.9
0.05 2.55
3
1 2
3 4
AK0 AK5
AK10 AK15
AK20 R
ata -r
ata d
iam e
te r
kal u
s
e m
b ri
o g
e n
ik d
an ju
m lah
g lo
b u
lar
Media perlakuan air kelapa
Diameter Kalus Jumlah Globular
Berdasarkan analisis uji lanjut DMRT 5, untuk rata-rata diameter KE, perlakuan AK0 yang paling besar diameternya rata-rata 0.39 cm tidak berbeda
nyata dengan perlakuan AK5 dan AK20, tapi berbeda nyata dengan perlakuan AK10 dan AK15. Untuk parameter rata-rata jumlah globular, perlakuan AK20
tidak berbeda nyata dengan perlakuan AK15, tapi berbeda nyata dengan perlakuan AK0, AK5 dan AK10. Hal tersebut menunjukkan bahwa penambahan air kelapa
pada media MW sebanyak 15-20 per liter media MW dapat meningkatkan pembentukan jumlah ES globular. Sedangkan untuk proliferasi KE, tidak
memerlukan penambahan air kelapa.
Grafik batang digunakan untuk melihat lebih jelas pertambahan rata-rata diameter kalus embriogenik dengan jumlah globular yang terbentuk akibat dari
penambahan zat pengatur tumbuh ABA dan air kelapa AK Gambar 5 dan Gambar 6.
Berdasarkan grafik tersebut terlihat bahwa penambahan ABA 1 mg L
-1
merupakan konsentrasi ABA optimum yang dapat meningkatkan jumlah kalus embriogenik dan globular transisi jeruk keprok SoE. Perlakuan kontrol tanpa
31 penambahan ABA hingga konsentrasi ABA 1 mg L
-1
menghasilkan kalus lebih banyak dibandingkan perlakuan ABA 2 dan 4 mg L
-1
. Konsentrasi ABA yang rendah di bawah 1 mg L
-1
atau tanpa penambahan ABA menyebabkan globular transisi yang dihasilkan rendah bila dibandingkan dengan perlakuan ABA
konsentrasi 2 dan 4 mg L
-1
. Semakin tinggi konsentrasi ABA di atas 1 mg L
-1
dapat menekan proliferasi dan menurunkan jumlah kalus embriogenik yang terbentuk, dan dapat meningkatkan jumlah pembentukan globular transisi.
Penambahan air kelapa dengan konsentrasi 5-20 belum dapat meningkatkan rata-rata pembentukan kalus embriogenik. Penambahan air kelapa
5-10 belum dapat bahkan tidak dapat menghasilkan globular transisi. Perlakuan tanpa penambahan air kelapa dapat menghasilkan pembentukan globular transisi
dari kalus embriogenik yang ada, namun, penambahan air kelapa 15 dan 20 dapat meningkatkan jumlah globular yang terbentuk.