: banyaknya butir soal ∑
: jumlah varians skor tiap-tiap butir soal : varians total
Rumus Alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan
dan , misalnya angket atau soal bentuk uraian. Perhitungan reliabilitas kemudian dibandingkan dengan tabel r product moment. Jika
maka soal tersebut reliabel Arikunto, 2012:125.
Diketahui harga dengan
dan tafar signifikan adalah . Berdasarkan analisis tes uji coba yang dilakukan terhadap soal uraian,
diperoleh . Karena
sehingga soal reliabel. Perhitungan reliabilitas soal dapat dilihat pada Lampiran 16.
3.9.1.3 Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan soal untuk membedakan antara peserta didik yang pandai berkemampuan tinggi dengan peserta didik yang bodoh
berkemampuan rendah Daryanto, 2008:183. Perhitungan daya pembeda mengukur sejauh mana butir soal mampu membedakan peserta didik yang sudah menguasai
kopetensi dengan peserta didik yang belum atau kurang menguasai kompetensi. Daya pembeda ini berkisar antara 0,00 sampai 1,00. Pada pengujian daya
beda soal, terdapat tanda negatif. Tanda negatif pada daya beda berarti soal tersebut tidak dapat membedakan peserta didik yang pandai dan peserta didik yang kurang
pandai. Atau dengan kata lain, anak yang kurang pandai bisa mengerjakan tetapi anak yang pandai justru tidak bisa mengerjakan.
-1,00 0,00
1,00 Daya beda
Daya beda Daya beda
negatif rendah
tinggi positif Suatu butir soal dikatakan tidak baik atau tidak mempunyai daya beda jika
soal tersebut dapat dijawab oleh peserta didik pandai maupun peserta didik kurang pandai. Demikian pula jika soal tersebut tidak dapat dikerjakan oleh peserta didik
pandai maupun peserta didik kurang pandai. Butir soal yang baik adalah soal yang dapat dijawab dengan benar oleh peserta didik yang pandai saja.
Untuk menentukan daya beda langkah pertama yang dilakukan adalah membagi seluruh peserta tes menjadi dua kelompok yaitu kelompok pandai atau
kelompok atas upper group dan kelompok kurang pandai atau kelompok bawah lower group. Jika seluruh peserta kelompok atas dapat menjawab soal tersebut
dengan benar, sedangkan seluruh peserta kelompok bawah menjawab salah, maka soal tersebut mempunyai daya beda paling besar yaitu 1,00. Sebaliknya jika semua
peserta kelompok atas menjawab salah, tetapi semua peserta kelompok bawah menjawab benar, maka daya bedanya -1,00. Tetapi jika peserta kelompok atas dan
peserta kelompok bawah sama-sama menjawab benar atau sama-sama salah, maka soal tersebut memiliki daya beda 0,00 atau dengan kata lain tidak mempunyai daya
beda sama sekali.
Rumus untuk menghitung daya pembeda adalah:
Daryanto, 2008:186. Keterangan:
TK : Tingkat Kesukaran
: Rata-Rata Skor Kelompok Atas : Rata- Rata Skor Kelompok Bawah
maks : Skor maksimal Selanjutnya menginterpretasikan koefisien daya pembeda dengan kriteria:
Tabel 3.2 Kategori Daya Pembeda Daya Pembeda
Kriteria jelek
cukup baik
sangat baik Daryanto, 2008:190.
Butir soal yang masuk kategori ideal atau baik adalah butir soal yang mempunyai daya beda
sampai . Berdasarkan analisis tes uji coba terhadap 8 soal uraian, diperoleh tiga soal yang termasuk dalam kategori baik yaitu soal nomor
dan ; tiga soal termasuk dalam kategori cukup, yaitu soal nomor dan ; dua soal yang termasuk kategori jelek, yaitu soal nomor
dan . Perhitungan daya pembeda soal dapat dilihat pada Lampiran 17.
3.9.1.4 Tingkat Kesukaran