Kerangka Berpikir TINJAUAN PUSTAKA

2.2 Kerangka Berpikir

Rendahnya kemampuan berpikir kritis peserta didik di Indonesia salah satunya disebabkan oleh model pembelajaran yang diterapkan. Sampai saat ini model pembelajaran yang masih umum digunakan oleh guru adalah model pembelajaran ekspositori. Akibat dari model pembelajaran yang berpusat pada guru adalah peserta didik cenderung menghafal materi daripada memahami materi yang diajarkan oleh guru. Kebiasaan peserta didik yang menghafal materi menyebabkan peserta didik menjadi lebih pasif dan menerima begitu saja apa yang disampaikan oleh guru sehingga kemampuan berpikir kritis mereka menjadi tidak berkembang. Kemampuan berpikir kritis ini sangat penting dimiliki oleh peserta didik dalam mempelajari matematika, apalagi berpikir kritis memerankan peranan penting dalam berinovasi. Perkembangan kemampuan berpikir kritis peserta didik harus didukung oleh pembelajaran yang mengaktifkan peserta didik, hal ini sejalan dengan teori belajar aktif dari Piaget dan Bruner. Salah satu model yang dapat digunakan untuk mengaktifkan peserta didik adalah model pembelajaran kooperatif tipe Creative Problem Solving CPS. Model pembelajaran CPS mengharuskan peserta didik untuk menemukan sendiri langkah-langkah dalam memecahkan suatu masalah. Selain itu, pembelajaran yang didukung dengan adanya lembar kegiatan dan bantuan alat peraga menjadikan kegiatan lebih mudah dan menarik. Hands on activity HOA merupakan model pembelajaran yang dirancang untuk melibatkan peserta didik dalam menggali informasi, bertanya, beraktivitas, menemukan, mengumpulkan, dan menganalisis data serta menyimpulkan sendiri secara mandiri. Diharapkan peserta didik mampu berpikir secara kritis dan kreatif sehingga dapat menemukan pemecahan dari masalah yang sedang dihadapi kemudian membangun konsep sendiri melalui pemahaman yang dimiliki setelah menyelesaikan masalah. Hal ini melatih peserta didik untuk mandiri sehingga kemampuan berpikir kritisnya bisa berkembang. Berdasarkan argumentasi tersebut, penulis menyatakan bahwa jika terdapat dua kelas berbeda, yaitu kelas yang diajar dengan model pembelajaran CPS berbasis HOA dan kelas yang diajar dengan pembelajaran ekspositori maka diduga kemampuan berpikir kritis peserta didik yang diajar dengan model pembelajaran CPS berbasis HOA lebih baik dibandingkan dengan kemampuan berpikir kritis peserta didik yang diajar dengan pembelajaran ekspositori. Hasil belajar yang dicapai peserta didik dengan model pembelajaran CPS berbasis HOA akan mencapai kriteria ketuntasan minimal KKM yang ditetapkan. Kerangka berpikir yang telah dikemukakan di atas disajikan pada Gambar 2.7 berikut. Gambar 2.7 Bagan Kerangka Berpikir

2.3 Hipotesis

Dokumen yang terkait

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CPS DENGAN STRATEGI TS TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS VII MATERI SEGIEMPAT

0 18 223

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF PESERTA DIDIK PADA MATERI POKOK SEGIEMPAT

2 11 301

KEEFEKTIFAN PBL BERBASIS NILAI KARAKTER BERBANTUAN CD PEMBELAJARAN TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATERI SEGIEMPAT KELAS VII

45 173 294

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN INVESTIGASI KELOMPOK BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VII DI MTs NEGERI SALATIGA MATERI SEGIEMPAT

0 42 427

KEEFEKTIFAN PROBLEM BASED LEARNING DENGAN PENILAIAN SERUPA PISA TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PESERTA DIDIK KELAS VII SMP MATERI SEGIEMPAT

1 13 331

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA BERNUANSA ETNOMATEMATIKA TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PESERTA DIDIK PADA MATERI SEGIEMPAT

0 46 479

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CPS BERBANTUAN CD PEMBELAJARAN TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATERI POKOK GEOMETRI KELAS X

1 7 313

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING BERBASIS GALLERY WALK TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATERI SEGIEMPAT SISWA KELAS VII

2 77 435

KEEFEKTIFAN STRATEGI PEMBELAJARAN TTW (THINK TALK WRITE) BERBANTUAN LKPD TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK KELAS X

3 33 315

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATERI POKOK SEGIEMPAT PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 12 MAGELANG.

0 0 1