Pembelajaran CPS Berbasis HOA Kemampuan Berpikir Kritis

mencatat hasil diskusi. Hasil yang diharapkan, masing-masing peserta didik mampu membuat simpulan dari hasil kegiatan berupa sifat-sifat, keliling, dan luas segiempat.

2.1.6 Pembelajaran CPS Berbasis HOA

Pembelajaran CPS berbasis HOA yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pembelajaran CPS yang ditunjang dengan menggunakan kegiatan HOA. Pada tahap pengungkapan pendapat brainstorming, peserta didik mengumpulkan konsep- konsep yang dibutuhkan dalam memecahkan masalah yang disajikan. Pembelajaran HOA dirancang pada tahap ini untuk membantu peserta didik menemukan konsep- konsep yang dibutuhkan. Konsep-konsep materi pelajaran dalam matematika seharusnya ditemukan sendiri oleh peserta didik. Dengan kegiatan HOA, peserta didik mendapat pengalaman dan penghayatan terhadap konsep-konsep dalam pembelajaran Kartono, 2010:24. Aktivitas peserta didik dalam pembelajaran CPS berbasis HOA meliputi, menggambar, menggunting, membuat alat peraga, dan mencatat hasil diskusi. Dalam pembelajaran CPS berbasis HOA, peserta didik dipermudah dengan adanya lembar kegiatan peserta didik LKPD. LKDP berisi petunjuk, tuntunan pertanyaan, dan pengertian agar peserta didik lebih mudah dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

2.1.7 Kemampuan Berpikir Kritis

Ketika peserta didik mengikuti kegiatan pembelajaran, peserta didik melakukan kegiatan berpikir tentang objek yang sudah diberikan materi pelajaran dan tugas peserta didik adalah menggali pengetahuan tentang objek tersebut. Menurut Bochenski berpikir adalah perkembangan dalam ide dan konsep Rosnawati, 2012:3. Kegiatan berpikir bagi peserta didik akan terjadi apabila peserta didik sudah menyadari bahwa objek materi pelajaran yang dipelajari tidak sederhana. Peserta didik harus mengenal objek tersebut, selalu melihat, dan menganalisis objek tersebut dari berbagai sudut pandang yang berbeda. Keterampilan berpikir tidak otomatis dimiliki oleh peserta didik. Hal ini dikarenakan peserta didik jarang melakukan transfer sendiri keterampilan berpikir ini, sehingga perlu dibimbing. Keterampilan berpikir dapat didefinisikan sebagai proses kognitif yang dipecah-pecah ke dalam langkah-langkah nyata yang kemudian digunakan sebagai pedoman berpikir Rosnawati, 2012: 3. Terdapat tiga istilah yang berkaitan dengan keterampilan berpikir kritis, yaitu berpikir tingkat tinggi high level thinking, berpikir kompleks complex thinking, dan berpikir kritis critical thinking. Berpikir tingkat tinggi adalah operasi kognitif yang banyak dibutuhkan pada proses-proses berpikir yang terjadi dalam short-term memory. Jika dikaitkan dengan taksonomi Bloom, berpikir tingkat tinggi meliputi evaluasi, sintesis, dan analisis. Berpikir kompleks adalah proses kognitif yang melibatkan banyak tahapan atau bagian-bagian. Berpikir kritis merupakan salah satu jenis berpikir yang konvergen, yaitu menuju ke satu titik. Berpikir kritis adalah sebuah proses yang mana seseorang mencoba untuk menjawab dengan masuk akal pertanyaan-pertanyaan yang tidak dapat dijawab dengan mudah dan di mana semua informasi yang relevan tidak tersedia. Krulik dan Rundik mendefinisikan berpikir kritis adala berpikir yang menguji, menghubungkan, dan mengevaluasi semua aspek dari situasi masalah termasuk kemampuan mengelompokkan, mengorganisasikan, mengingat, dan menganalisis informasi Rochaminah, 2007:5. Menurut Pikket Foster berpikir kritis adalah jenis berpikir yang lebih tinggi yang bukan hanya menghafal materi tetapi penggunaan dan manipulasi bahan-bahan yang dipelajari Rosnawati, 2012:4. Berpikir kritis adalah berpikir reflektif yang beralasan dan terfokus pada penetapan apa yang harus dipercayai atau dilakukan Ennis, 2001:180. Berpikir kritis sebagai jenis pemikiran yang berkaitan dengan apa yang harus dipercaya atau dilakukan pada situasi atau peristiwa apapun. Berpikir kritis tersebut meliputi berpikir yang beralasan serta didukung oleh pembuktian dan berpikir yang reflektif Innabi, 2003:124. Tahap berpikir kritis yang dikemukakan oleh Ennis yaitu dirinci sebagai berikut. 1 Klarifikasi dasar elementary clarification Klarifikasi dasar terbagi menjadi tiga indikator yaitu 1 memfokuskan pertanyaan-pertanyaan, 2 menganalisis argumen, 3 bertanya dan menjawab pertanyaan suatu klarifikasi dan tantangan. 2 Dukungan utama basic support Tahap ini terbagi menjadi dua indikator yaitu 1 mempertimbangkan kredibilitas suatu sumber dan 2 mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi. 3 Menyimpulkan inference Tahap menyimpulkan terdiri dari tiga indikator 1 membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi, 2 membuat induksi dan mempertimbangkan hasil induksi, dan 3 membuat dan mempertimbangkan nilai keputusan. 4 Klarifikasi lebih lanjut advanced clarification Tahap ini terbagi menjadi dua indikator yaitu 1 mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan definisi dan 2 mengidentifikasi asumsi. 5 Strategi dan Taktik strategy and tactics Tahap ini terbagi menjadi dua indikator 1 memutuskan suatu tindakan dan 2 berinteraksi dengan orang lain. Pada penelitian ini, peneliti mengambil indikator kemampuan berpikir kritis yang dikemukakan oleh Ennis yaitu sebagai berikut. Tabel 2.2 Indikator Kemampuan Berpikir Kritis No Tahapan Indikator Berpikir Kritis Subindikator Berpikir Kritis 1 Klarifikasi dasar elementary clarification Memfokuskan pertanyaan focusing on a question. Mengidentifikasi atau merumuskan pertanyaan. Menganalisis argumen analyzing argument. Melihat persamaan dan perbedaan. Menanyakan dan menjawab pertanyaan asking and answering question. Menyebutkan contoh dan memberikan penjelasan sederhana. 2 Dukungan utama basic support Mempertimbangkan sumber yang dapat dipercaya judging the credibility of source. Menggunakan prosedur yang dapat dipercaya. 3 Menyimpulkan inference Membuat dan menentukan hasil pertimbangan making value judgment. Membuat dan menentukan hasil pertimbangan berdasarkan fakta. 4 Strategi dan Taktik strategy and tactics Memutuskan suatu tindakan deciding on an action. Merumuskan solusi alternatif. Costa, 1985:63-65.

2.1.8 Pembelajaran Ekspositori

Dokumen yang terkait

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CPS DENGAN STRATEGI TS TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS VII MATERI SEGIEMPAT

0 18 223

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF PESERTA DIDIK PADA MATERI POKOK SEGIEMPAT

2 11 301

KEEFEKTIFAN PBL BERBASIS NILAI KARAKTER BERBANTUAN CD PEMBELAJARAN TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATERI SEGIEMPAT KELAS VII

45 173 294

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN INVESTIGASI KELOMPOK BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VII DI MTs NEGERI SALATIGA MATERI SEGIEMPAT

0 42 427

KEEFEKTIFAN PROBLEM BASED LEARNING DENGAN PENILAIAN SERUPA PISA TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PESERTA DIDIK KELAS VII SMP MATERI SEGIEMPAT

1 13 331

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA BERNUANSA ETNOMATEMATIKA TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PESERTA DIDIK PADA MATERI SEGIEMPAT

0 46 479

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CPS BERBANTUAN CD PEMBELAJARAN TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATERI POKOK GEOMETRI KELAS X

1 7 313

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING BERBASIS GALLERY WALK TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATERI SEGIEMPAT SISWA KELAS VII

2 77 435

KEEFEKTIFAN STRATEGI PEMBELAJARAN TTW (THINK TALK WRITE) BERBANTUAN LKPD TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK KELAS X

3 33 315

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATERI POKOK SEGIEMPAT PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 12 MAGELANG.

0 0 1