Sistemat ika Penulisan

G. Sistemat ika Penulisan

Unt uk mendapat gambaran yang ut uh dan menyeluruh, t esis ini dit ulis dengan menggunakan sist emat ika pembahasan sebagai berikut :

33 Dalam pengutipan hadits, penulis sengaja hanya mengambil hadits-hadits yang terdapat dalam Kutub al-Sittah , ini tentu saja untuk menghindari terlalu luasnya kajian yang akan dibahas dalam penulisan tesis ini,

mengingat peneletian tesis ini memang tidak spesifik untuk meneliti kualitas hadits dari segi matan dan sanad. Penulis juga lebih memprioritaskan hadits yang terdapat dalam Éaèîè Bukhãri dan Éaèîè Muslim, dengan alasan karena kualitas matan dan sanad hadits yang terdapat dalam kedua kitab ini sudah tidak perlu dipermasalahkan. Maka dengan demikian, pada kajian teoritis di dalam bab II, penulis hanya akan melakukan penelitian atas kualitas sanad dan matan yang di ambil dari hadits yang terdapat dalam kitab Sunan Tirmidziy, Sunan Abu Daud, Sunan Nasã'i, dan Sunan Ibnu Majah. Selanj utnya, karena menilik hadits yang cukup banyak dalam tesis ini, maka tidak semua periwayat hadits diungkap secara eksplisit, penulis hanya menuliskan periwayat yang bermasalah dan kontroversial.

Dalam pendekatan kritik sanad, mengacu pada kaidah atau standar kesahihan sanad hadits, yaitu dengan kriteria hadits yang harus bersambung sanadnya sampai ke Rasulullah saw, perawi harus punya sifat 'ãdil dan çabit , t idak mengandung unsur syadz dan t idak mengandung unsur illat . Lihat: Nuruddin 'Iër, Manhaj al-Naqd fî 'Ulum al-Èadît s, (Beirut: Dãr al Fikr al-Mu'aéir, 1997), h. 242. Begitu j uga definisi hadits sahih menurut Ibnu Éalãh yang mengatakan bahwa, hadits éahih adalah: musnad yang bersambung sanadnya, dan di terima dari perawi yang adil lagi çabit dan dari orang yang adil lagi çabit pula sampai uj ungnya, dan tidak ada syadz serta muallal (terkena 'illat) sedikitpun. Lihat: Abu 'Amru 'Utsman bin 'Abd al-Rahmãn, Muqaddimah Ibn Éalãh fî 'Ulüm al-Hadîts, (Beirut: Dãr al-Kutub al-'Ilmiyyah, 1416 H- 1995 M), h. 16.

Dalam hal pendekatan kritik matan hadits j uga mengacu kepada kaidah keéaèîèan matan hadits yang telah disepakati oleh para muhadit sîn dalam empat kategori: matan hadits tersebut tidak bertentangan dengan al-Quran, tidak bertentangan dengan hadits éaèîè, tidak bertentangan dengan sunnah yang tetap, tidak bertentangan dengan sirah nabawiyah dan tidak bertentangan dengan akal, bukti empirik j uga kenyataan sej arah. Lihat: Éalahuddin ibn Aèmad al-Adlibi, Manhaj al-Naqd Mat an 'inda 'Ulamã' al-Èadîts al-Nabawiy, (Beirut: Dãar al-Afaq, t.t), h. 239-329. Abu Bakar Ibn Fark, menambahkan bahwa hadits tidak bersumber dari periwayat yang sangat fanatik terhadap mazhabnya, hadits tidak mengandung pahala yang berlebihan atas amalan yang kecil atau siksa yang berlebihan atas dosa yang rendah, suatu hadits tidak hanya diriwayatkan oleh seorang mengenai suatu peristiwa yang seandainya benar terj adi dapat dipastikan akan diketahui masyarakat umum dan diriwayatkan oleh banyak orang. Lihat: Abu Bakar ibn Fark, Musykil al-Èadît s wa Bayãnuhu, (Beirut: 'Alam al-Kutub, 1985), h. 15-16

Bab I berupa pendahuluan yang mencakup lat ar belakang masalah, ident ifikasi masalah, pembat asan dan perumusan masalah, t uj uan penelit ian dan manf aat penelit ian, def inisi operasional, kaj ian t erdahulu dan sist emat ika penulisan.

Bab II membahas t ent ang kaj ian t eorit is, yang t erbagi dalam t iga pokok bahasan, yait u: per t ama dzikir dalam al-Quran dan hadit s. Pada bab ini dipaparkan t ent ang 4 sub bahasan. Pert ama, t ent ang definisi dzikir. Kedua, dzikir dalam perspekt if al-Quran dan hadiê, menget engahkan t ent ang: adab berdzikir, berdzikir dengan anggot a t ubuh, berdzikir dengan

f enomena alam, dzikir sebagai salah sat u karakt er oleh yang beriman dan bert aqwa, dzikir dalam set iap sit uasi dan kondisi dan t erakhir akibat dari lalai dan melupakan dzikir Allah bagi manusia. Ket iga, bent uk-bent uk dzikir dan lafadz-lafadz dzikir yang diut amakan. Dan keempat yait u, f adhilah dari maj lis dzikir. Pokok bahasan yang kedua adalah , t ent ang kesehat an f isik, yang berisi t ent ang konsep kesehat an fisik, f akt or-fakt or pendukung kesehat an f isik, dan t erakhir pembahasan t ent ang dzikir Allah dan pengobat an penyakit fisik. Dan pokok pembahasan ket iga , t ent ang kesehat an ment al. Menj elaskan t ent ang pengert ian kesehat an ment al, peran agama dalam kesehat an ment al, kesehat an ment al dan kesehat an

f isik, dit ut up dengan pembahasan t erakhir dalam kaj ian t eorit is ini yang menj elaskan t ent ang dzikir Allah dan kesehat an ment al. Bab III menget engahkan t ent ang met ode penelit ian, didalamnya t erdapat Jenis penelit ian, variable penelit ian, populasi dan sampel, t ehnik pengambilan sampel, prosedur pengambilan dat a, inst rumen penelit ian, prosedur penelit ian, dan t erakhir analisis dat a.

Pada bab IV adalah analisis hasil penelit ian, yang menggambarkan gambaran umum subyek, deskripsi dat a, dan t esis t ent ang hubungan ant ara dzikir dengan kesehat an ment al dan kesehat an f isik

Dit ut up dengan bab V yang menyert akan t ent ang diskusi, kesimpulan, implikasi dan saran.