Pengertian Kesehat an Ment al dan Indikator Kesehatan Mental

C.1. Pengertian Kesehat an Ment al dan Indikator Kesehatan Mental

166 Abdul Qadir Isa, Hakikat Tasawuf , t erj emahan dari kit ab. Haqã’ i q Taéãwuf , oleh: Khaoirul Amru Harahap, dkk. (Jakarta: Qist i Press, 2005), h. 99

167 Lihat Herbert Benson, Mirriam K. Zlipper, Bebas St ress dalam 10 Menit : Met ode Respons Relaksasi, (Bandung: Kaifa, 2000). Juga lihat Herbert Benson, William Proct or,

Kei manan yang Menyembuhkan: Dasar-dasar Respons Relaksasi , (Bandung: Kaifa, 2000)

Menurut M. Surya ment al hygiene dapat dit erj emahkan menj adi hygiene ment al at au “ ilmu kesehat an ment al” , dengan pengert ian sebagai usaha-usaha yang dilakukan agar t ercapai ment al yang sehat ( ment al heal t h ). Secara et imologis perkat aan hygiene berasal dari kat a hygea yait u nama seorang dewa dari kepercayaan Yunani kuno. Hygea adalah seorang dewa perempuan (dewi) yang bert ugas mengurus masalah kesehat an manusia di dunia. Dari kat a hygea it u kemudian muncul kat a hygiene unt uk

menunj ukkan suat u kegiat an yang bert uj uan mencapai kesehat an 168 . Pada uraian berikut penulis kemukakan pengert ian ment al hygiene dari beberapa

ahli, yait u sebagai berikut : Zakiyah Daraj at dalam pengukuhannya sebagai guru besar di IAIN Syarif Hidayat ullah j akart a, mengemukakan lima buah rumusan kesehat an ment al, yait u:

1. Kesehat an ment al adalah t erhindarnya orang dari gej ala gangguan j iwa ( neurose) dari gej ala-gej ala penyakit j iwa ( psichose).

2. Kemampuan unt uk menyesuaikan diri dengan dirinya sendiri, dengan orang lain dan masyarakat sert a lingkungan t empat ia hidup.

3. Terwuj udnya keharmonisan yang sungguh-sungguh ant ara f unsi-f ungsi j iwa, sert a mempunyai kesanggupan unt uk menghadapi problema- problema yang biasa t erj adi, sert a t erhindar dari kegelisahan dan pert ent angan bat in (konflik).

4. Penget ahuan dan perbuat an yang bert uj uan unt uk mengembangkan dan memanf aat kan pot ensi, bakat dan pembawaan yang ada semaksimal mungkin, sehingga membawa kepada kebahagiaan diri dan orang lain, sert a t erhindar dari gangguan dan penyakit kej iwaan.

5. Terwuj udnya keserasian yang sungguh-sungguh ant ara f ungsi-f ungsi

168 Syamsu Yusuf , Ment al Hygi ene, Perkembangan Kesehat an Ment al dal am Kaj i an Psi kol ogi Agama, (Bandung: Pust aka Bani Quraish, 2004), h.7 168 Syamsu Yusuf , Ment al Hygi ene, Perkembangan Kesehat an Ment al dal am Kaj i an Psi kol ogi Agama, (Bandung: Pust aka Bani Quraish, 2004), h.7

akhirat 169 Menurut Hasan Langgulung, kesehat an ment al merupakan rat u dari

keseluruhan cabang psikologi. Jika psikologi mempunyai j angkauan unt uk mengurai, meramalkan dan mengendalikan t ingkah laku manusia, maka kesehat an ment al melangkah lebih j auh yait u memberi garansi at au cadangan yang sepat ut nya dilakukan oleh seseorang agar ia memiliki ment al yang sehat , memiliki ket enangan dalam hidupnya dan mampu menggunakan pot ensi dirinya secara opt imal dalam mengerj akan t ugas-t ugas dalam

hidupnya. 170 Muhammad Mahmud Mahmud mengemukakan t erdapat 9 (sembilan)

t anda-t anda kesehat an ment al pada seseorang, yait u: 1) kemapanan, 2) ket enangan, 3) rileks, 4) memiliki kemampuan unt uk menj aga diri, 5) memiliki kemampuan unt uk memikul t anggung j awab, 6) memiliki kemampuan unt uk berkorban dan menebus kesalahan, 7) memiliki kemampuan unt uk memiliki hubungan sosial yang baik, 8) memiliki keinginan yang realist is, dan 9) menyikapi nikmat yang diperoleh dengan

kepuasan dan kebahagiaan. 171 Definisi kesehat an ment al yang lain adalah: kemampuan beradapt asi

secara sempurna di ant ara berbagai sit uasi j iwa yang beragam, sert a mampu unt uk menghadapi krisis kej iwaan yang biasanya banyak menimpa

169 Zakiyah Daraj at , Kesehat an Ment al dan Per anannya dal am Pendi di kan dan Pengaj aran: Pidato pengumuman sebagai Guru Besar IAIN Syarif Hidayat ullah Jakart a,

(Jakart a: 1989). Lihat j uga penj elasan lebih lengkap, Zakiyah Deraj at , Kesehat an Ment al , (Jakart a: PT Gunung Agung, 2001), h. 3-7

170 Achmad Mubarok, Ji wa dalam Al -Quran, (Jakart a: Paramadina, 2000), cet . I, h. 14 171 Muèammad Maèmüd maèmud, ‘ Il m al -Naf s al -Ma’ aéi r f i Çau’ I al -Islam, (Jeddah:

Dãr al-Syurüq, 1984), h. 336-337 Dãr al-Syurüq, 1984), h. 336-337

Menurut J. P Chaplin, kesehat an ment al adalah: t he invest igat ion and apl icat ion of t hose measur es which pref ent ment al disorders and promot e ment al heal t h (penyelidikan dan penerapan pengukuran unt uk mencegah gangguan ment al dan meningkat kan kesehat an ment al). 173

Sedangkan kesehat an ment al dalam rumusan WHO ( Worl d Heal t h Organizat ion ) adalah apabila seseorang seseorang mempunyai j iwa yang sehat dan memiliki krit eria:

1. Dapat menyesuaikan diri secara konst rukt if pada kenyat aan, meskipun kenyat aan it u buruk baginya.

2. Memperolah dari hasil j erih payah usahanya.

3. Merasa lebih puas memberi daripada menerima.

4. Sacara relat if bebas dari rasa t egang (st res), cemas dan depresi.

5. Berhubungan dengan orang lain secara t olong menolong dan saling memuaskan.

6. Menerima kekecewaan unt uk dipakainya sebagai pelaj aran di kemudian hari.

7. Menj uruskan rasa permusuhan pada penyelesaian yang kreat if dan konst rukt if .

8. 174 Mempunyai rasa kasih sayang yang besar. Dengan demikian kesehat an ment al dapat di art ikan j uga dengan: (1)

sikap sport if dan opt imis seeorang dalam menj alani kehidupannya, (2) senant iasa posit if e Thinking, baik dengan dirinya sendiri, orang lain, dan

172 ‘ Abdu al-‘ Azîz al-Qaus, Usüs al -Éièèah Naf si yyah, (Cairo: Makt abah Nahçah ar- Royyah, 1969), cet . Ke VII, h. 756

173 Jalaluddin, Psi kologi Agama, Memahami Peri l aku Keagamaan dengan Mengapli kasi kan Prinsi p-Prinsi p Psi kol ogi , (Jakarta: PT Raj a Grafindo Persada, 2005), h. 7- 8

174 Dadang Hawari, Al-Quran Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa, (Yogyakarta: PT Dana Bhakti Prima Yasa, 2004), cet. XI, h. 34 174 Dadang Hawari, Al-Quran Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa, (Yogyakarta: PT Dana Bhakti Prima Yasa, 2004), cet. XI, h. 34

Dan indikat or kesehat an ment al manusia dalam kandungan al-Quran dan Hadit s, Abuddin Nat a mengut ip pendapat dari Imam al-Qusyairiyah indikat or-indikat or t ersebut adalah: 1) orang yang senant iasa mengakui kesalahan dan berbuat baik ( al-t aubat ), 2) mendekat kan diri kepada Allah dengan menj alankan segala perint ahnya dan menj auhi larangannya ( al - t aqwa ), 3) menj aga diri dari makanan, minuman dan lainnya yang haram dan syubhat ( al-wara ), 4) mampu menj aga diri dari pengaruh keduniaan ( al - Zuhud ), 5) t idak berkat a-kat a kecuali perkat aan yang baik dan ada manfaat nya ( al -éumt ), 6) t akut t erhadap siksaan Allah ( al-khauf ), 7) senant iasa mengharapkan ampunan dan keridaan dari Allah ( al -r aj a’ ), 8) bersikap sungguh-sungguh dalam beribadah dan hat i-hat i ( al -khusyu’ wa al - t awaçu’ ), 9) mampu menj aga diri dari pengaruh hawa naf su ( mukhalaf ah al - naf s ), 10) mampu memelihara diri dari mempert urut kan kesenangan duniawi dan sederhana ( al-Qana’ ah ), 11) pasrah dan rida kepada keput usan Allah ( al-t awakkal ), 12) menampakkan t erimakasih dan menerima dengan ikhlas pemberian dari Allah ( al syukur ), 13) Yakin dan percaya pada j anj i Allah (al-yaqin), 14) sabar dan t abah dalam menerima musibah ( al -éabr ),

15) senant iasa mendekat kan diri kepada Allah ( al -mur aqabah ), 16) menerima segala put usan Allah dengan rida ( al -r ida ), 17) senant iasa beribadah kepada Allah ( al-‘ ubudiyah ), 18) memiliki keinginan yang kuat unt uk melaksanakan perint ah Allah ( al-ir adah ), 19) konsist en dalam melaksanakan perint ah Allah ( ist iqamah ), 20) melakukan segala peint ah dan menj auhi larangannya semat a-mat a karena Allah ( ikhlas ), 21) senant iasa j uj ur dalam t ut ur kat a dan t ingkah laku ( éiddiq ), 22) malu melanggar 15) senant iasa mendekat kan diri kepada Allah ( al -mur aqabah ), 16) menerima segala put usan Allah dengan rida ( al -r ida ), 17) senant iasa beribadah kepada Allah ( al-‘ ubudiyah ), 18) memiliki keinginan yang kuat unt uk melaksanakan perint ah Allah ( al-ir adah ), 19) konsist en dalam melaksanakan perint ah Allah ( ist iqamah ), 20) melakukan segala peint ah dan menj auhi larangannya semat a-mat a karena Allah ( ikhlas ), 21) senant iasa j uj ur dalam t ut ur kat a dan t ingkah laku ( éiddiq ), 22) malu melanggar

menj aga dan mendengar seruan Allah ( 175 al -sima’ ) Selanj ut nya Abudin menulis, j iwa yang memiliki sif at yang

berlawanan dengan karakt erist ik di at as adalah j iwa/ ment al yang sakit . Jiwa yang sehat adalah sepert i yang dinyat akan dalam al-Quran di sebut dengan qal bun salim . (Q. S al-Syu’ ara [ 26] : 88-89). Dan upaya mewuj udkan j iwa yang demikian dengan senant iasa mengingat Allah ( dzikr Al lah ). (Q. S. al-Ra’ ad [13] : 28)

Demikian juga Abdul mujib yang mengutip pendapat dari Muhammad Mahmud Mahmud dalam bukunya ‘Ilm al-Nafsi al-Ma’ aéi r fi Çau’i al-Isl ãm, yang mengatakan bahwa dalam Islam terdapat sembilan indikator kesehatan mental, yaitu: (1) kemapanan (sakanah), ketenangan (al-Tuma’ninah), dan rileks (al-r aèaè) dalam menjalankan kewajiban terhadap dirinya, masyarakat Tuhan. (2) Memadai (al- Kif ãyah) dalam berktifitas. Seseorang yang mengenal potensi, keterampilan, dan

175 Abuddin Nat a, Perspekt i f Isl am t ent ang Pendi di kan Kedokt eran, Paradi gma Sehat dan Sakit dalam Isl am, Sej arah Kedokt eran Isl am, Et i ka Kedokt eran Islam, Kewaj iban

Dokt er Musli m t erhadap Penderi t a dan Jenazah, (Jakart a: UIN Jakarta Press, 2004), h. 232- 233 Dokt er Musli m t erhadap Penderi t a dan Jenazah, (Jakart a: UIN Jakarta Press, 2004), h. 232- 233

yang diperoleh. 176

Dalam hazanah keislaman, kesehatan mental, khususnya psikopatologi, dibicarakan dalam kajian tasawuf yang berkaitan dengan konsep akhlak. Menurut al- Ghazali, akhlak manusia terbagi dalam dua bagian: Akhlak yang baik atau terpuji dan akhlak yang buruk atau tercela. Seorang yang akhlaknya baik berarti jiwanya sehat. Dan sebaliknya, orang yang berbuat jahat atau berakhlak tercela berarti jiwanya sakit.

Penyakit j iwa menurut Ghazali beragam bent uknya, ant ara lain: al - r iya (pamer), al -j idl (suka berdebat ), al-khusumat (selalu bermusuhan), al - kidzb (dust a), al-ghibbat (mencari kesalahan orang lain), al -namimat (adu domba), al-ghaçab (pemarah), al-èasud (menghasut ), èubb al -dunya

(mat realist ik), 177 al-bakhil (pelit ), al -kibr (sombong), al-ghurur (menipu) Selain itu, Herbert A. Carrol, seorang ahli kesehatan mental di sekolah

menyatakan bahwa terdapat tujuh kategori perilaku yang tidak sehat, yaitu: (1) Tidak dapat mengontrol tingkah laku. (2) menderita tekanan batin (depresi). (3) selalu berprasangka (prejudiced). (4) Toleransi yang lemah (flagrantly intolerant). (5) Sindiran tajam/suka menyindir (bitingly sereasvic). (6) Kebiasaan mencaci/mengomel

(habitualy scolding). (7) Selalu pilih kasih terhadap murid yang disayanginya. 178 Ibnu Qayyim al-Jauziyyah membuat 15 rumusan tentang metode pengobatan

176 Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakir, Nuansa-nuansa Psikologi Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1997), h. 136-144

177 Al-Ghazali, Ihyã’ ‘ Ulüm al-Dîn, (Beirut: al-Fikr, 1991), jil. III, h. 68 178 Herbert A. Carrol, The Dinamics of Adjusment, (New York: Prestige Hall Inc, 1954), h. 117 177 Al-Ghazali, Ihyã’ ‘ Ulüm al-Dîn, (Beirut: al-Fikr, 1991), jil. III, h. 68 178 Herbert A. Carrol, The Dinamics of Adjusment, (New York: Prestige Hall Inc, 1954), h. 117

1. Dengan tauhid Rububiyah 179 .

2. Dengan tauhid Uluhiyah.

3. Dengan tauhid Ilmiyyah dan I’tiqadiyah (keyakinan tauhid secara ilmiyah dan secara imani).

4. Dengan mensucikan Allah dari keyakinan bahwa Allah menzalili hamba- hambanya atau menyiksa mereka tanpa sebab dari si hamba sendiri yang

mengharuskan dirinya disiksa.

5. Dengan pengakuan dari seorang hamba bahwa dirinya telah berbuat ì alim.

6. Dengan tawasul kepada Allah melalui hal yang palinh disukai-Nya, yakni melalui asma dan éi f at -Nya. Di antara asma dan éif at yang paling meliputi pengertian tersebut adalah al-Èayyu dan al-Qayyüm.

7. Dengan memohon pert olongan kepada Allah semat a.

8. Dengan pengakuan seorang hamba t erhadap Allah melalui harapan kepada-Nya.

9. Merealisasikan t awakal, penyerahan diri kepada Allah dan pengakuan t erhadap-Nya bahwa nyawanya berada di t angan Allah. Allahlah yang berhak unt uk memperlakukannya sesuai kehendak-Nya. Allah akan memut uskan segala sesuat u dan seorang hamba hanya akan mengikut i t akdir-Nya.

179 Ibnu Qayyim tidak menjelaskan secara eksplisit apa makna dari tauhid Rububuyah dan Uluhiyah yang beliau cantumkan di atas. Namun demikian, istilah Rububiyah memiliki arti sebuah

sifat-sifat Allah yang berkenaan dengan pengaturan, pemeliharaan, pemberian rezeki, perlindungan dan sebagainya. Lihat: Q.S. al-Baqarah [2]: 212, Q.S. Al-Syu'arã' [ 26] : 79-80 dan Q.S. Ali Imrãn [ 3] : 160. Lihat : Rosihon Anwar dan Abdul Razak, Kamus Ist il ah Teol ogi Isl am, (Bandung: Pustaka Set ia, 2002), h. 172. Sedangkan untuk ist ilah Uluhiyah memiliki art i sifat -sifat Allah yang berkenaan dengan hak ketuhanan yang semat a-mat a milik Allah. Artinya, hanya Allah- lah yang berhak disembah, t ermasuk pula sifat mencipt a. Sifat -sifat ini dapat ditemukan pada: Q. S. al-Hasyr [ 59] : 24, Q. S. Al-Rüm [30]: 11 dan 19, Q. S. Thaha [ 20]: 14, Q.S. al- An'ãm [ 6] : 102 dan Q. S. Ali Imrãn [3]: 26. Lihat : Rosihon dan Abdul Razak, Kamus Ist i l ah Teologi Islam, h. 209.

10. Menenangkan j iwanya dalam t aman al-Quran, menj adikan al-Quran it u ibarat musim semi yang sej uk bagi makhluk hidup, menerangi diri dengan cahaya al-Quran (menghadapi kegelapan) dari syahwat dan syubhat . Juga menghibur diri melalui al-Quran it u sebagai obat dalam dadanya sehingga menj adi bersih dari kesedihan, menj adi lenyap segala kedudukan dan kegundahan.

11. Berist ighf ar.

12. Bert aubat .

13. Berj ihad .

14. Melaksanakan salat .

15. Menyelamat kan diri dari segala bent uk daya dan kekuat an sert a menyerahkan keduanya kepada Allah yang dit angan-Nya segala bent uk daya dan kekuat an. 180