Definisi Dzikir

A.1. Definisi Dzikir

Secara leksikal, kat a "dzikir " berasal dari bahasa Arab dalam bent uk maédar (kat a kerj a benda) dari kat a kerj a ( اﺮ ﻛذ – ﺮﻛﺬ ﯾ – ﺮ ﻛذ ) yang berakar kat a dari huruf dzãl , kãf dan rã, mengikut i wazan ﻼ ﻌﻓ ﻞ ﻌﻘﯾ – ﻞ ﻌﻓ . Di sini

dzikir mengandung art i menyebut sesuat u yang diingat . Dzikir j uga berart i sesuat u yang keluar 1 (t erucap) dan mengalir dari lisan . Selain it u dzikir

j uga berart i menyebut , mengucap menut urkan, 2 mencerit akan, memuj i dan ingat 3 .

Di dalam al-Quran, kat a al-dzikr dan kat a-kat a yang musyt aq ( dibent uk) dari kat a al -dzikir diulang sebanyak 268 kali; dalam bent uk f i'il mãçi (kat a kerj a yang menggunakan wakt u lampau) sebanyak 24 kali, dalam bent uk f i'il muçãri' (kat a kerj a yang menunj ukkan wakt u sekarang dan at au akan dat ang) sebanyak 68 kali,

f i'il amr (kat a kerj a yang mengandung art i perint ah) sebanyak 56 kali, maédar (infinit if) sebanyak 109 kali, sedangkan dalam bent uk isim f i'il

(kat a kerj a yang mengandung art i obyek yang diperlakukan) kat a 4 al-dzikr hanya t erdapat 1 kali.

1 Ibnu Manìür, Lisãn al-Ar ab (Beirut : Dãr Éadir, 1990 H/ 1410 M) Jil. IV. h. 308 2 Ahmad Warson al-Munaw ir, Kamus al -Munawi r Arab-Indonesia Ter l engkap,

(Yogyakart a: Unit Pengadaan Buku-buku Ilmiah Keagamaan Pondok Pesant ren al-Munawwir Krapyak Yogyakart a, tt ., ) h. 482. Lihat j uga, Atabik Ali dan Ahmad Zuhdi Muhdlor, Kamus al-'Ishri y (Yogyakarta: Mult i Karya Grafika, 1999), h. 933.

3 Husein al-Habsyi, Kamus al-Kaut sar Arab Indonesia, (Bangil: Yayasan Pesant ren Islam Bangil, 1992), h. 113

4 Muhammad Fuad 'Abd al-Bãqi, al -Mu'j am al-Mufahras l i Al f aì al-Quran al -Karîm, (Qahirah: Dar al-Hadits, 1422 H/ 2001 M), h. 332-337

Hamdan Rasyid mengut ip beberapa art i dzikir dit inj au dari segi bent uk kat anya 5 . Hamdan menulis kat a al-dzikr ( ﺮﻛﺬ ﻟا ) dengan variasi

perubahan (t aérif)-nya yang disebut kan dalam al-Quran t idak seluruhnya diungkapkan dalam bent uk êul aêi muj ar rad اﺮ ﻛذ - ﺮﻛﺬ ﯾ - ﺮ ﻛذ yang mengikut i wazan ﻼ ﻌﻓ - ﻞ ﻌﻘﯾ - ﻞ ﻌﻓ . Akan t et api banyak kat a al -dzikr ( ﺮﻛﺬ ﻟا ) yang diungkapkan dalam bent uk êul aêi mazîd. Di ant ara wazan êul aêi mazîd misalnya dalam bent uk ةﺮﯿﻛﺬﺗ – اﺮﯿﻛﺬﺗ – ﺮﻛﺬﯾ – ﺮﻛذ yang mengikut i wazan ﺔﻠﻌﻔﺗ - ﻞﻌﻓ - ﻼﯿ ﻌﻔﺗ - ﻞ ﻌﻔﯾ

dengan menambahkan t asyj id (t aç'if ) pada huruf kedua unt uk

6 menunj ukkan art i banyak ( ﺮ ﯿﺜ ﻜﺘﻟا ﻰ ﻠﻋ ﺔ ﻟﻻﺪﻠﻟ ). Dengan demikian art inya berubah menj adi banyak berdzikir, mengingat kan, memberi peringat an at au

memberi nasihat . Sedangkan kat a al-dzikr dalam bent uk êul aêi mazîd yang lain sepert i

ﻼ ﻌﻔﺗ ﻞ ﻌﻘﺘﯾ ﻞ ﻌﻔﺗ dengan menambah huruf t a' ( ت ) pada awal kat a dan t aç'if pada huruf kedua adalah unt uk menunj ukkan art i menj adi ( ةرﻮﯿﺼﻠﻟ ). Dengan demikian art inya berubah "menj adi ingat ". Sedangkan pada bent uk kat a

yang mengikut i wazan

ارﺎ ﻛذإ ﺮﻛﺬ ﯾ ﺮ ﻛذإ yang mengikut i wazan

ﻻﺎ ﻌﺘﻗإ ﻞ ﻌﺘﻔﯾ ﻞ ﻌﺘﻓإ dengan menambah huruf hamzah إ ( ) pada awal kat a dan huruf t a' ( ت ) pada huruf kedua unt uk menunj ukkan art i sungguh- sungguh ( ﺔ ﻐﻟﺎﺒﻤﻟا ةدﺎ ﯾﺰﻟ ), sesudah menggant i huruf t a' ( ت ) dengan huruf íal

ذ ( ) dan meng idgham -kan huruf íal

yang pert ama pada huruf íal yang kedua maka menj adi

ارﺎ ﻛذإ ﺮﻛﺬ ﯾ ﺮ ﻛذإ - sehingga art inya berubah menj adi "sungguh- sungguh mengingat ". Hal ini didasarkan pada koidah saraf: bahwa j ika f a'

- berupa huruf dal ( د ) at au íal ( ذ ) at au za ( ز ), maka huruf ta ( ت )-nya digant i dengan huruf dal ( د ). Kemudian digant i dengan huruf sej enisnya dengan di idgham -kan

f i'il kalimat yang mengikut i wazan

5 Lihat: Disertasi Hamdan Rasyid, Konsep Dzikir Allah dalam al-Quran dan Urgensinya Bagi Masyarakat Modern,

h. 42-45.

6 Syeikh Muhammad Ma'sum Ibn 'Ali, al-Amêi lah al -Taéri f i yyah, (Surabaya: Salim bin Nabwan wa Auladuhu, t.th). h. 12-13 6 Syeikh Muhammad Ma'sum Ibn 'Ali, al-Amêi lah al -Taéri f i yyah, (Surabaya: Salim bin Nabwan wa Auladuhu, t.th). h. 12-13

yang t erdapat dalam surat Yusuf (12) ayat 45 yang berbunyi:

Dan berkat alah orang yang selamat diant ara mereka berdua dan t eringat (kepada Yusuf ) sesudah beberapa wakt u lamanya: "Aku akan memberit akan kepadamu t ent ang (orang yang pandai) mena'birkan mimpi it u, Maka ut uslah aku (kepadanya)."

Secara t erminologi, dzikir j uga memiliki def inisi yang sangat banyak, di ant aranya dzikir dapat berart i suat u akt ivit as berupa: 8

1. Ucapan lisan, gerak, raga, maupun gerakan hat i sesuai dengan cara-cara yang diaj arkan agama, dalam rangka mendekat kan diri kepada Allah;

2. Upaya unt uk menyingkirkan keadaan lupa dan lalai kepada Allah Swt , dengan selalu ingat kepadaNya

3. Keluar dari suasana lupa, masuk ke dalam suasana musyahadah (saling menyaksikan) dengan mat a hat i, akibat didorong oleh rasa cint a yang mendalam kepada Allah Swt .

Ahmad Syafi'i Mufid mengut ip pendapat Hasan al-Bana t ent ang art i dzikir yait u: pada semua yang mendekat kan diri kepada Allah dan semua

ingat an yang menj adikan diri dekat kepada-Nya 9 . Dalam Short er Encyclopedia of Isl am, disebut kan: dzikr in t he mind

(bi al -kal b) means “ r emember ance” and wit h t he t ongue (bi al -l isan), “ ment ioning” , r elat ing t hen, as ardegiious t echnical t er m (pronoun dzikr) t he gl orif ying of All ah wit h cert ain f ixed phases, r epeat ed in a rit ual

7 Mustafa Ghalayaini, Jamî' al -Durüs al-'Arabi yyah, (Beirut : al-Makat abah al-Aériyyah, 1413 H/ 1992 M), j uz. II, h. 124.

8 Ensiklopedi Hukum Islam, (Jakart a: PT. Ikht iar Baru Van Houve, 1997), Jil. VI, h. 2016

9 Ahmad Syafii Mufid, Zikir sebagai Pembina Kesejahteraan Jiwa. (Surabaya: Bina Ilmu, 1985), h. 15 9 Ahmad Syafii Mufid, Zikir sebagai Pembina Kesejahteraan Jiwa. (Surabaya: Bina Ilmu, 1985), h. 15

Secara aplikat if , dzikir adalah suat u akt ivit as berupa mengingat wuj ud Allah SWT. Dengan merasakan kehadiran-Nya dalam j iwa dan raga, dengan menyebut nama-Nya yang suci, dengan senant iasa merenungkan hikmah dari pencipt aan segala makhluk-Nya, sert a mengimplement asikan kegiat an it u ke dalam bent uk perilaku, sikap, gerak, penampilan yang baik,

benar dan t erpuj i, baik dihadapan-Nya maupun di hadapan Makhluk-Nya 11

Toni Vict or mengut ip definisi dzikir menurut al-Razi yang mengelompokkan pengert ian dzikir menj adi t iga macam, yait u:

1. Sebut an lidah (dzikr bi al -l isãn ), ialah memuj inya ( t aèmîd ), mensucikan- Nya ( t aébîè ), dan mengagungkan-Nya ( maj dun ), dan membaca al- Quran.

2. Ingat an hat i ( dzikr bi al -qal b ), ialah memikirkan dalil-dalil adanya Allah dan sif at -sif at -Nya. Memikirkan dalil-dalil perint ah dan larangannya unt uk dapat diket ahui hukum-hukum-Nya, dan memikirkan rahasia- rahasia yang t erkandung di dalam alam raya.

3. Dzikir dengan anggot a badan ( dzikr bi al -j awãriè ), ialah menggunakan seluruh anggot a badan unt uk ket aat an pada-Nya. 12

Dengan demikian, dzikir dapat kit a fahami sebagai bent uk refleksi dari akt if it as seseorang dalam mengingat dan mengagungkan Allah dengan

10 H.A. R Gibb and J. H. Kraners, Short er Encycl opedi a of Islam, (Leiden: EJ Bril, 1961), h, 75. Maksud dari ungkapan di at as adalah: dzikir dalam hati ( bi al-qalb) dan

dengan lisan ( bi al -li san) adalah penyebutan, dimana keduanya berhubungan, sebagai cara dzikir yang khusus, penyembahan kepada Allah dengan bent uk t ertent u yang pasti di aj arkan dalam suat u perint ah agama, bisa keras atau dalam hat i, dengan pernafasan khusus dan gerakan j asmani.

11 Hamdani Bakran Adz-Dzakiey, Prophetic Intellegence, Kecerdasan Kenabian Menumbuhkan Kecerdasan Hakiki Insani, Melalui Pengembangan Kesehatan Ruhani, (Jakarta: Islamika, 2005), h.

427 12 Lihat: Tesis Toni Victor Mandawini Wanggai, Dzikir dalam Perspektif al-Quran, h. 26. Lihat

juga: Muhammad al-Rãzi Fakhr al-Dîn bin Çiyã' al-Dîn 'Umar, al-Taf sîr al-Kabîr wa Maf ãt i è al - Ghai b, (Beirut: Dãr al-Fikr, 1985), j ilid II, h. 159-160.

senant iasa mendekat kan diri kepada-Nya dan ber t adzakkur pada Keagungan Allah dan ber t af akkur pada hikmah pencipt aan alam besert a seluruh isinya.