Peran Agama dalam Kesehat an Ment al
C.2. Peran Agama dalam Kesehat an Ment al
Menurut f it rahnya, manusia adalah makhluk beragama (homo religius), yait u makhluk yang memiliki rasa keagamaan, dan kemampuan unt uk memahami sert a mengamalkan nilai-nilai agama. Kef it rahannya inilah yang membedakan manusia dari hewan, dan j uga yang mengangkat harkat dan mart abat nya at au kemuliaannya di sisi Tuhan.
Dengan mengamalkan aj aran agama, berart i manusia t elah mewuj udkan j at i dirinya, ident it as dirinya ( self ident it y ) yang hakiki, yait u sebagai ‘ abdul lah (hamba Allah) dan khalif at ul lah (khalifah Allah) di muka bumi.
Sehubungan dengan pent ingnya dimensi agama dalam kesehat an, maka pada t ahun 1984 Organisasi Kesehat an Dunia (WHO) t elah
180 Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, al -Ëibb al-Nabaw iy, (Beirut : al-Makt abah al-‘ Aériyyah, 1410 H-1990 M), h. 174-175 180 Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, al -Ëibb al-Nabaw iy, (Beirut : al-Makt abah al-‘ Aériyyah, 1410 H-1990 M), h. 174-175
pendekat an 181 bio-psycho-social -spir it ual Agama sebagai pedoman hidup bagi umat manusia t elah memberikan
pet unj uk ( hudan ) t ent ang berbagai aspek kehidupan, t ermasuk pembinaan at au pengembangan ment al (rohani) yang sehat . Sebagai pet unj uk bagi hidup bagi manusia dalam mencapai ment al yang sehat , agama berf ungsi sebagai; memelihara fit rah manusia, memelihara j iwa, memelihara akal, memelihara ket urunan. 182
Terkait dengan dampak dit inggalkannya agama t erhadap kehidupan manusia, Tarmizi Taher dalam ceramahnya berj udul “ Peace, Pr osper it y, and Rel igius Harmony in The 21 Cent ury: Indonesian Musl im Per spekt ives” di Georgt own AS, mengemukakan bahwa akibat disingkirkannya nilai-nilai agama dalam kehidupan modern, kit a menyaksikan semakin luasnya kepincangan social, sepert i merebaknya kemiskinan dan gelandangan di kot a-kot a besar, mewabahnya pornograf i dan prost it usi; HIV dan AIDS; merat anya penyalahgunaan obat bius, kej ahat an t erorganisasi, pecahnya rumah t angga hingga mencapai 67 % di Negara-negara modern, kemat ian
181 Dadang Hawari, Al-Quran Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa, (Yogyakarta: PT Dana Bhakti Prima Yasa, 2004), cet. XI, h. 32
182 Syamsu Yusuf , Ment al Hygi ene, Perkembangan Kesehat an Ment al dal am Kaj i an Psi kol ogi Agama, (Bandung: Pust aka Bani Quraish, 2004), h. 129-130 182 Syamsu Yusuf , Ment al Hygi ene, Perkembangan Kesehat an Ment al dal am Kaj i an Psi kol ogi Agama, (Bandung: Pust aka Bani Quraish, 2004), h. 129-130
Mat on j uga mengat akan bahwa: “ Found t hat a sel f -r eport measur e of ‘ spir it ual support ’ , t hrough a f elt ‘ relat ion wit h God’ , buf f er ed t he ef f ect of maj or t raumas, such as t he deat h of a child, on depr ession, adj ust ement , and self -est eem, rit ual at t endance and or t hodoxy of bel ief s did not hel p t hose under such high st ress. 184
Psikologi modern t ampaknya memberi porsi yang khusus bagi perilaku keagamaan, walaupun pendekat an psikologis yang digunakan
t erbat as pada pengalaman empiris. Psikologi agama merupakan salah sat u bukt i adanya perhat ian khusus para ahli psikologi t erhadap peran agama dalam kehidupan kej iwaan manusia.
Para psikolog masing-masing memiliki perspekt if yang berbeda dalam mendeskripsikan t ent ang pent ingnya peran agama dalam kesehat an ment al seseorang. Berikut beberapa pendapat para psikolog t ent ang pent ingnya agama bagi kesehat an ment al seseorang, yait u:
A. Menurut psikolog Timur (Arab):
1. Must afa Fahmi, membagi art i kesehat an ment al pada dua kat egori, pasif dan akt if . Kesehat an ment al dalam pengert ian pasif
adalah bebasnya manusia dari gej ala-gej ala penyakit j iwa dan gangguan kej iwaan. Pengert ian ini banyak dipakai dalam lapangan kedokt eran j iwa (psikiat ri). Sedangkan dalam art i akt if
kesehat an ment al menurut nya adalah kemampuan orang unt uk menyesuaikan diri dengan dirinya sendiri dan dengan masyarakat lingkungannya 185 .
183 Suara Pembaruan, 27 November 1997
Benjamin Beit-Hallami dan Michael Argyle, The Psycology of Religious Bahaviour Belief & Experience, (London: Routledge, 1997), h. 191 185 Mustafa Fahmi, al -Éihah al-Naf siyyah f i al-Usrah wa al -Madr asah wa al-Muj t ama’ ,
pada edisi terjemah oleh: Zakiyah Darajat, Kesehatan Jiwa, dalam Keluarga, Sekolah dan Masyarakat , (Jakart a: Bulan Bint ang, 1977), cet . I, h. 21
B. Menurut psikolog Indonesia ant ara lain adalah:
1. Zakiyah Daraj at , beliau mengemukakan bahwa:
a. Apabila manusia ingin t erhindar dari kegelisahan, kecemasan dan ket egangan j iwa sert a ingin hidup t enang, t ent ram, bahagia, dan dapat membahagiakan orang lain, maka hendaklah manusia percaya kepada Tuhan dan hidup mengamalkan aj aran agama. Agama bukanlah dogma, t et api agama adalah kebut uhan j iwa yang perlu dipenuhi.
b. Salah sat u peran agama adalah t erapi (penyembuhan) bagi gangguan kej iwaan. Pengamalan agama dalam kehidupan sehari-hari dapat membent engi dari kej at uhan kepada gangguan j iwa dan dapat pula mengembalikan kesehat an j iwa bagi orang yang gelisah. Semakin dekat seseorang kepada Tuhan, dan semakin banyak ibadahnya, maka akan semakin t ent ramlah j iwanya, sert a semakin mampu menghadapi kekecewaan dan kesukaran-kesukaran dalam hidup. Demikian pula sebaliknya, semakin j auh orang it u dari agama akan semakin susahlah baginya unt uk mencari ket ent raman bat in.
2. Dadang Hawari Idries (Psikiat er) mengungkapkan: bahwa dari sej umlah penelit ian para ahli, t ernyat a bisa disimpulkan, 1) komit men agama dapat mencegah dan melindungi seseorang dari penyakit , meningkat kan kemampuan mengat asi penyakit , dan mempercepat pemulihan penyakit ,
2) agama lebih bersifat prot ekt if daripada pr obl em producing, dan 3) Komit men agama mempunyai hubungan signifikan dan posit if dengan clinical benef it .
3. M. Surya mengemukakan, bahwa agama memegang peranan pent ing sebagai penent u dalam proses penyesuaian diri. Hal ini diakui oleh ahli klinis, psikiat ris, pendet a dan konselor bahwa agama adalah f akt or 3. M. Surya mengemukakan, bahwa agama memegang peranan pent ing sebagai penent u dalam proses penyesuaian diri. Hal ini diakui oleh ahli klinis, psikiat ris, pendet a dan konselor bahwa agama adalah f akt or
f rust asi dan ket egangan lainnya, dan memberikan suasana hat i yang damai dan t enang. 186
C. Menurut para psikologi barat adalah:
1. Abraham Maslow (pemuka psikologi humanist ik yang berusaha memahami segi esot erik (ruhani) manusia).
Maslow menyat akan bahwa manusia memiliki kebut uhan yang bert ingkat . Pert ama, kebut uhan fisiologis, yait u kebut uhan dasar sepert i
makan, minum, ist irahat dan sebagainya. Kedua, kebut uhan akan rasa aman yang mendorong unt uk bebas dari rasa t akut dan cemas, kebut uhan ini dimanif est asikan ant ara lain dalam bent uk t empat t inggal yang permanen. Ket iga, kebut uhan akan rasa kasih sayang, ant ara lain kebut uhan berupa pemenuhan hubungan ant ar manusia. Keempat , kebut uhan akan harga diri. Kebut uhan ini dimanifest asikan manusia dalam bent uk akt ualisasi diri ant ara lain dengan berbuat sesuat u yang berguna, pada t ahap ini orang ingin agar buah pikirannya dihargai.
Pengalaman puncak yang t ransenden digambarkan sebagai kondisi yang sehat super normal (normal super healt hy), Maslow menyebut nya dengan Peakers
Non Peakers. Peakers memiliki pengalaman pengalaman puncak yang memberikan wawasan yang j elas t ent ang diri mereka dan dunia mereka. Kelompok ini cenderung menj adi lebih mist ik, puit is, dan éaleh.
dan
Teori yang dikemukakan Maslow yang disebut nya sebagai pribadi yang lepas dari realit as f isik dan menyat u dengan kekuat an t ransendent al ini dinilainya sebagai t ingkat dari kesempurnaan manusia sebagai pribadi
186 Syamsu Yusuf , Ment al Hygi ene, Perkembangan Kesehat an Ment al dal am Kaj i an Psi kol ogi Agama, h. 131-133
( self ). Sel f is lost and t rancenden, kat a Maslow. Gambaran t ent ang kesempurnaan t ingkat kepribadian manusia ini agak mirip dengan konsep insan kamil. Fit rah ini menurut Quraish Shihab memiliki ciri-ciri berupa
kecenderungan manusia unt uk menyenangi yang benar, baik dan indah. 187
2. William James (Seorang filosof dan ahli ilmu j iwa Amerika) berpendapat :
a. Tidak diragukan lagi bahwa t erapi t erbaik bagi keresahan adalah keimanan kepada Tuhan.
b. Keimanan kepada Tuhan merupakan salah sat u kekuat an yang t idak boleh t idak, harus t erpenuhi unt uk menopang seeorang dalam
kehidupan ini.
c. Ant ara kit a dengan Tuhan t erdapat suat u ikat an yang t idak t erput us apabila kit a menundukkan diri di bawah pengarahan-Nya, maka semua cit a-cit a dan harapan kit a akan t ercapai.
d. gelombang laut an menggelora, sama sekali t idak membuat keruh ket enangan relung hat i yang dalam dan t idak membuat nya resah. Demikian halnya dengan individu yang keimanannya mendalam, ket enangannya t idak akan t erkeruhkan oleh gej olak superficial yang sement ara sifat nya. Sebab, individu yang benar-benar religius akan t erlindung dari keresahan, selalu t erj aga keseimbangannya, dan selalu siap unt uk menghadapi segala malapet aka yang t erj adi
3. Carl G. Jung (Ahli Psikoanalisis dari Jerman) mengemukakan sebagai berikut :
a. Selama t igapuluh t ahun yang lalu, pribadi-pribadi dari berbagai bangsa di dunia t elah mengadakan konseling denganku dan akupun t elah banyak menyembuhkan pasien, t idak aku dapat kan seorang pasienpun di ant ara pasien yang t elah berada pada penggal kedua
187 Jalaluddin, Psi kol ogi Agama, Memahami Peri l aku Keagamaan dengan Mengapli kasi kan Prinsi p-Prinsi p Psikol ogi, (Jakart a: PT Raj a Grafindo Persada, 2005), h.
149-150 149-150
b. Dapat kukat akan bahwa masing-masing mereka t elah menj adi mangsa penyakit , sebab mereka t elah kehilangan sesuat u yang t elah diberikan oleh agama-agama yang ada di set iap masa. Sungguh t idak ada seorang pun di ant ara mereka yang menj adi sembuh kecuali set elah ia kembali pada wawasan agama t ent ang kehidupan.
4. Arnold Toynbee (Sej arawan Inggris) mengemukakan bahwa krisis yang diderit a orang-orang Eropa pada zaman modern ini pada dasarnya t erj adi
karena kemiskinan rohaniah, dan t erapi sat u-sat unya bagi penderit aan yang sedang mereka alami ialah kembali kepada agama.
Dalam Islam, menurut Usman Naj at i al-Quran dan hadit s banyak memberikan kont ribusi dalam memberikan solusi at as beberapa masalah kesehat an ment al. Al-Quran dan hadit s menj anj ikan beberapa met ode yang dapat merealisasikan kesehat an ment al manusia, di ant ara met ode t ersebut adalah:
1. Met ode penguat an dimensi spirit ual. Per t ama, al-Quran dan hadit s mengaj arkan kepada manusia agar senant iasa beriman dan bert auhid sert a beribadah kepada Allah. karena sesungguhnya keimanan kepada Allah swt . bisa menanamkan rasa lapang, ridha, dan bahagia dalam diri seseorang. Manusia akan mampu hidup aman dan t enang. seseorang mukmin yang murni keimanan dan ibadahnya kepada Allah akan t ahu bahwa Allah sebenarnya benar-benar bersamanya, dia akan merasa dalam perlindungan dan penj agaan Allah, sert a merasa hidupnya dibimbing dengan t aufik-Nya sehingga ia akan dicint ai banyak orang. Sepert i firman Allah dalam Q.S. Al-Na èl [ 16]: 97.
Kedua, keimanan yang murni disert ai dengan ket aqwaan, yait u dapat menj aga diri dari murka dan azab Allah dengan cara menj auhi perbuat an Kedua, keimanan yang murni disert ai dengan ket aqwaan, yait u dapat menj aga diri dari murka dan azab Allah dengan cara menj auhi perbuat an
2. Met ode menguasai dimensi biologis. Per t ama yait u, dengan mengendalikan berbagai mot ivasi, karena Islam mengaj arkan seseorang
unt uk menekan berbagai mot ivasinya yang bersif at f it rah. yang diinginkan Islam adalah agar seseorang mampu mengat ur dengan baik pemuasan mot ivasinya dengan t et ap memperhat ikan kemaslahat an individu dan sosial, dengan cara yang halal dan diizinkan syari’ at , sepert i melampiaskan mot ivasi seksual dengan cara menikah. Kedua, mengendalikan emosi, Rasulullah SAW menganj urkan umat manusia agar mengalahkan emosi amarahnya dan j uga berbagai emosi yang lain.
3. Met ode mempelaj ari beberapa hal yang urgen unt uk kesehat an ment al.
1) Memiliki perasaan aman. Rasulullah SAW senant iasa mengaj ak para sahabat nya unt uk beriman dan bert aqwa kepada Allah dengan berharap kelak mendapat ampunan, rida dan pahala-Nya sehingga akan dimasukkan kedalam surga. Harapan sepert i inilah yang memunculkan mot ivasi kuat pada diri mereka unt uk ikhlas dalam beribadah, berperilaku
berbagai bent uk penyimpangan. semua ini t ernyat a memiliki pengaruh besar unt uk memberikan rasa aman dan t ent ram, 2) Percaya diri, 3) Rasa t anggung
ist iqamah , dan
menghindari
j awab, 4) Berani mengungkapakan pendapat , 5) Rida menerima t aqdir,
6) Memiliki sif at sabar (Q.S. al-Baqarah 45 &153), menunaikan 6) Memiliki sif at sabar (Q.S. al-Baqarah 45 &153), menunaikan
Kennet h Ira j uga menyat akan bahwa: "Orang yang memiliki agama dan mengerj akan aj aran agamanya lebih cenderung mudah dit olong dalam penyembuhan penyakit ment alnya dibandingkan dengan orang yang t idak memiliki agama". 189
Dari seluruh pembahasan di at as dapat kit a garis bawahi, bahwa aj aran-aj aran agama yang disampaikan oleh Rasulullah saw mengambil peran yang pent ing dalam mewuj udkan kepribadian yang sehat bagi seorang hamba yang beriman kepada Allah swt . Allah lewat rasul-Nya memberikan pelaj aran, imbauan dan peringat an kepada manusia unt uk dapat menj alani kehidupan sesuai dengan perint ah-Nya agar manusia dapat mencapai kebahagiaan hakiki, di dunia dan akhirat kelak.