Bentuk-Bent uk Dzikir dan Lafadz-lafadz Dzikir yang Diutamakan
A.3. Bentuk-Bent uk Dzikir dan Lafadz-lafadz Dzikir yang Diutamakan
Pada pembahasan ini akan diuraikan berbagai macam bent uk dan laf adz dzikir yang diaj arkan oleh Rasulullah saw dan senant iasa di mudawam kan oleh beliau set iap hari.
A.3. 1. Bentuk-Bentuk Dzikir
1. Tilawat al -Quran. Al-Qur`an adalah kata jadian dari kata qara`a ( أﺮ ﻗ ) yang berarti “membaca”. Kata jadian qara`a adalah qi r ã`ah ( ةءاﺮ ﻗ ) dan ( نأﺮ ﻗ ). Tet api unt uk firman-
f irman Allah dipilih bent uk yang kedua, karena huruf alif dan nun: ãn ( نا ) pada akhiran kat a t ersebut mengandung art i “ kesempurnaan” dan dengan
demikian kat a qur` an berart i “ bacaan yang sempurna. 78 Tilawat al-Quran adalah hal yang senant iasa dilakukan dan diaj arkan
oleh Rasulullah saw set iap hari, begit u seringnya sampai-sampai al-Quran dapat dengan mudah dihaf al oleh para huf f ãz pada masa it u. Allah memerint ahkan Til awat al-Qur an kepada kit a dalam f irman-Nya:
Bacalah apa yang t elah diwahyukan kepadamu, Yait u Al kit ab (Al Quran) dan dirikanlah shalat . Sesungguhnya shalat it u mencegah dari (perbuat an- perbuat an) kej i dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat ) adalah lebih besar (keut amaannya dari ibadat -ibadat yang lain). dan Allah menget ahui apa yang kamu kerj akan. (Q. S. al-'Ankabüt [ 29] : 45)
77 Sufinews.com 78 Muhammad Quraish Shihab, Tafsir al-Qur`an al-Karîm Taf si r at as Sur at -sur at Pendek Berdasarkan Urut an Turunnya Wahyu (Bandung: Pust aka Hidayah, 1997), hal. 165.
Ayat di at as adalah pemberit ahuan Allah t ent ang kekuasaan-Nya yang Maha Besar, bahwasanya Dialah yang mencipt akan langit dan bumi dengan hak dan sebenarnya, dan bahwasannya pencipt aan langit dan bumi it u merupakan t anda-t anda wuj ud-Nya dan kekuasaan-Nya bagi orang-orang yang mukmin. Kemudian Allah memerint ahkan Rasul-Nya dan orang-orang unt uk mukmin agar membaca kit ab Allah al-Quran dengan memahami isinya kemudian menyampaikannya kepada umat manusia. Allah j uga memerint ahkan kepada orang yang beriman agar mendirikan shalat , karena apabila salat dilakukan dengan t ert ib dan t ekun akan memberikan ef ek kepada pelakunya unt uk meninggalkan perbuat an-perbuat an yang kej i dan
munkar. 79 Perint ah membaca al-Qur` an t erulang sebanyak lima kali, yakni
dalam surat al-Kahf i/ 18:27, al-` Ankabüt / 29: 45 dan al-Muzzamil/ 73 ayat 4 &
20. Diant aranya Allah berf irman:
Dan bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan. (Q.S. al-Muzzamil [73]:4)
Dalam penafsiran ayat di atas, diperintahkan membaca al-Qur`an dengan tartil ( ﻞﯿﺗﺮﺗ ) yang secara kebahasaan adalah “serasi dan indah”. Tartil al-Qur`an diartikan sebagai “membacanya dengan perlahan-lahan sambil memperjelas huruf-huruf, berhenti dan memulai pada kata di mana seharusnya berhenti (waqaf) dan memulai (ibtidã), sehingga pembaca dan pendengarnya dapat memahami dan menghayati
kandungan pesan-pesan al-Qur`an. 80
79 Ibnu Katsir, Tafsîr al -Qur an al-'Azi m, Juz. VI, h. 253. Lihat j uga perint ah Allah unt uk senantiasa melakukan tilawat al-Quran dalam surah lain: Q.S. al-Muzammil [73]: 4, Q.S. al-
Kahfi [18]: 27, dan Q. S. al-Anfãl [ 8] : 2 dan 7. 80 Muhammad Quraish Shihab, Tafsir al-Qur`an al-Karîm Taf si r at as Sur at -sur at Pendek
Berdasarkan Urut an Turunnya Wahyu (Bandung: Pust aka Hidayah, 1997), hal.164-165.
Tidak kalah pent ingnya dalam memahami kandungan dari ayat -ayat al-Quran, karena dengan membaca dan memahami al-Quran akan dapat mengobat i penyakit hat i. al-Quran dapat dij adikan penawar dalam menet ralisir berbagai j enis racun hat i yang kerap t erj adi pada manusia, sepert i isyarat Allah dalam Q. S. al-Isrã’ [ 17]:82.
Dalam sebuah hadit s Rasulullah saw j uga bersabda:
Muhammad bin 'Ubaid bin 'Ut bah bin 'Abdurrahman al-Kindi mencerit akan kepada kami, 'Ali in Tsabit mencerit akan kepada kami, Sa'ãd bin Sulaiman mencerit akan kepada kami, dari Abi Ishaq dari al-Hãrit s dari 'Ali ra berkat a ia, t elah bersabda Rasulullah saw: "Sepaling-paling baik obat adalah al- Quran".
Dari dua sumber di at as kit a dapat memahami bahwa, selain dit urunkannya al-Quran sebagai rahmat , al-Quran j uga dapat menj adi obat bagi penyakit hat i manusia. Dengan demikian, kit a t ent u dapat t ermot ivasi agar lebih merenungi akan makna yang t ersurat di balik t eks al-Quran yang kit a baca, karena dalam merenungkan dan memahami makna yang t erkandung di dalamnya, dapat menj adi obat yang menenangkan at as kegelisahan dari suasana hat i yang cemas, karena al-Quran memiliki
81 Ibnu Majah, Mausu'ah al -Hadît s al -Syarîf , Kitab: al-Ëi bb, Bab: al-Ist isyf ã' bi al -Qur'ãn, hadit s no. 3492. Ibnu Maj ah hanya sendirian dalam meriwayat kan hadit s ini. Kualit as
perawi dalam sanad ini yait u: 1) Muhammad bin 'Ubaid bin 'Utbah bin 'Abd Raèmãn al- Kindiy, adalah perawi t si qah. menurut Ibnu Hibban, 2) 'Ali bin Tsãbit , al-Dzahabiy berpendapat Ali adalah perawi yang t si qah. 3) Sa'ãd bin Sulaiman adalah Syi'i y Éuwai l iè l am Yat ruk menurut al-Dzahabiy dan Ibnu Hibban menulisnya sebagi perawi yang t si qah. 4) Ibnu Ishãq adalah seorang yang t si qah menurut Ahmad bin Hanbal dan Yahya bin Ma'in. 5) al-Hãrit s, t si qah menurut Yahya bin Ma'in. Menurut rangkaian sanad dengan kualit as perawi yang t idak bermasalah namun t idak menunj ukkan syarat éaèiè, serta t idak t erdapat nya syawahid yang dapat mengangkat deraj at hadits ini, maka kualit as sanad ini adalah hasan l i dzãt ih. Lihat j uga: ayat al-Quran yang mengisyarat kan bahwa al-Quran adalah obat bagi penyakit hati dan rahmat bagi orang-orang yang beriman, Lihat : Q. S. al- Isrã' [ 17]; 82 perawi dalam sanad ini yait u: 1) Muhammad bin 'Ubaid bin 'Utbah bin 'Abd Raèmãn al- Kindiy, adalah perawi t si qah. menurut Ibnu Hibban, 2) 'Ali bin Tsãbit , al-Dzahabiy berpendapat Ali adalah perawi yang t si qah. 3) Sa'ãd bin Sulaiman adalah Syi'i y Éuwai l iè l am Yat ruk menurut al-Dzahabiy dan Ibnu Hibban menulisnya sebagi perawi yang t si qah. 4) Ibnu Ishãq adalah seorang yang t si qah menurut Ahmad bin Hanbal dan Yahya bin Ma'in. 5) al-Hãrit s, t si qah menurut Yahya bin Ma'in. Menurut rangkaian sanad dengan kualit as perawi yang t idak bermasalah namun t idak menunj ukkan syarat éaèiè, serta t idak t erdapat nya syawahid yang dapat mengangkat deraj at hadits ini, maka kualit as sanad ini adalah hasan l i dzãt ih. Lihat j uga: ayat al-Quran yang mengisyarat kan bahwa al-Quran adalah obat bagi penyakit hati dan rahmat bagi orang-orang yang beriman, Lihat : Q. S. al- Isrã' [ 17]; 82
2. Ist ighfar 82 Dalam al-Quran, Allah menj anj ikan bagi seluruh hambanya yang t elah
melakukan kesalahan dan kemudian dia berist ighfar melainkan Allah past i akan mengampuni dosanya, firman-Nya:
Dan hendaklah kamu memint a ampun kepada Tuhanmu dan bert aubat kepada-Nya. (Jika kamu, mengerj akan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmat an yang baik (t erus menerus) kepadamu sampai kepada wakt u yang t elah dit ent ukan dan Dia akan memberi kepada t iap-t iap orang yang mempunyai keut amaan (balasan) keut amaannya. Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku t akut kamu akan dit impa siksa hari kiamat . (3). (Q. S. Hud [11] : 3)
Rasulullah saw mencont ohkan, beliau selalu berist ighf ar set iap hari memohon maghf irah dari Allah swt , sepert i hadit s yang diriwayat kan oleh Abu Hurairah:
82 Kata istighfar berasal dari kata ghafara: al-Ghaf ür al-Ghaffãr yang berarti: Ucapan dan pujian bagi Allah yang Maha Pengampun bagi dosa hambanya yang telah berbuat kekhilafan.
Sedangkan istighfar sendiri memiliki arti: memohon ampun kepada Allah dari perbuatan dosanya. Lihat: Ibnu Manìür, Lisãn al-'Ar ab, j uz. XI, h. 64
83 Bukhari, Mausu'ah al -Hadît s al -Syarîf , Kit ab: Da'wah, Bab: Ist aghf ara an Nabiy f i al Yaum wa al Lai l a), hadits no. 5832. hadits ini j uga diriwayat kan oleh Tirmidzy, Kitab:
Taf sïr al -Qurãn ‘ an Rasül i ll ãh, hadits no. 3182, Ibnu Maj ah, Kit ab: al -Adab, hadits no. 3806, dan Ahmad, Kit ab: Bãqi Musnad al -Mukat si rïn, hadit s no. 7461.
Abu Hurairah berkat a, aku mendengar Rasulullah saw bersabda: "Demi Allah, sesungguhnya aku berist ighfar dan bert aubat kepada-Nya dalam sat u hari lebih dari t uj uh puluh kali.
3. Takbîr 84
dan Tuhanmu agungkanlah (Q. S. al-Mudat sir [ 74] : 3)
Dalam ayat di at as, Allah memerint ahkan kepada Rasulullah saw unt uk bert akbir. Kat a-kat a
f akabbir memiliki art i, maka Agungkanlah Tuhanmu 85 .
Kat a ﻚ ﺑر pada ayat di at as disebut kan mendahului kat a ﺮ ﺒﻛ , di samping unt uk menyesuaikan bunyi akhir pada ayat sebelumnya, j uga yang paling pent ing adalah unt uk menggambarkan bahwa t akbir (mengagungkan) hendaknya hanya diperunt ukkan bagi-Nya semat a-mat a, t idak t erhadap sesuat u pun selain-Nya. Mengagungkan Tuhan dapat berbent uk ucapan, perbuat an at au sikap bat in. Takbir dengan ucapan adalah dengan mengucapkan All ahu Akbar . Takbir dengan sikap bat in adalah meyakini bahwa Dia Maha Besar, kepada-Nya t unduk segala makhluk dan kepada-Nya kembali keput usan segala sesuat u. Apa pun dihadapan-Nya kecil dan t idak berart i, sehingga bila t erj adi bent uran dengan kehendak at au pun ket et apan-Nya, maka past i Dia yang menent ukan. Sedangkan t akbir dengan perbuat an adalah pengej ewant ahan makna-makna yang dikandung "t akbir dengan sikap bat in" t ersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Perint ah bert akbir di sini mencakup ket iga hal di at as. Perlu dicat at bahwa di dalam di dalam al-Quran dit emukan dua kali perint ah "bert akbir",
84 Takbir berasal dari kata kabara: yang berarti besar, sedang al-Kabîr memiliki arti: sifat Allah yang Maha Besar. Takbîr memiliki art i: mengagungkan Allah. Sepert i dalam sebuah
hadit s t ent ang adzan, di dalamnya t erdapat kata Al l ah Akbar yang berart i mengagungkan Allah yang Maha Besar. Lihat : Ibnu Manìür, Lisãn al-'Arab, j uz. 13. h. 10-11.
85 Ibnu Katsîr, Taf sîr al -Quran al -'Azîm, j uz. VIII, h. 272 85 Ibnu Katsîr, Taf sîr al -Quran al -'Azîm, j uz. VIII, h. 272
dengan perint ah mengucapkan hamdalah ( 86 al-Èamdu liLl ah)
4. Tasbiè 87
Tasbîè adalah mensucikan Allah dari segala sesuat u yang t idak layak bagi keagungan-Nya, baik pada zat -Nya, sif at -sif ar-Nya, nama-nama-Nya, perbuat an-perbuat an-Nya at aupun hukum-hukum-Nya. 88
Ber t asbih dilakukan dengan mengucapkan kalimat subhanal lah , art inya Maha Suci Allah. Rasulullah saw banyak mengungkapkan
keist imewaan dari lafaz ini. Di ant aranya adalah sebuah hadit s yang berbunyi: ِﻩِﺪـﻤﺤِﺑﻭ ِﻪﱠﻠﻟﺍ ﹶﻥﺎﺤﺒﺳ ﹶﻝﺎﹶﻗ ﻦﻣ ﹶﻝﺎﹶﻗ ﻢﱠﻠﺳﻭ ِﻪﻴﹶﻠﻋ ﻪﱠﻠﻟﺍ ﻰﱠﻠﺻ ِﻪﱠﻠﻟﺍ ﹶﻝﻮﺳﺭ ﱠﻥﹶﺃ ﻪﻨﻋ ﻪﱠﻠﻟﺍ ﻲِﺿﺭ ﹶﺓﺮﻳﺮﻫ ﻲِﺑﹶﺃ ﻦﻋ
Dari Abu Hurairah ra. dia berkat a, bahwa Rasulullah saw bersabda: "Barang siapa yang mengucapkan lafadz Subèanal lah wa bi Èamdih dalam sat u hari sebanyak serat us kali past i akan dihapuskan segala kesalahannya meskipun sebanyak but iran pasir di laut an". 89
5. Taèmid
86 Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, Kesan, Pesan,dan Keserasian dalam al-Quran, vol. XIV, h. 552.
87 Tasbih adalah kalimat yang digunakan untuk memuj i Allah swt , dengan mengucapkan kat a Subhanal l ah. Lihat : Muhammad al-Dîn Muhammad bin Ya'qub al-Fairüz Äbãdiy, al -
Qamus al -Muèîë, (Beirut: Dãr Ihya al-Turãt s al-'Arabiy, 1420 H-2000 M), j uz. I, h. 338.
88 Ahmad Muét afã al-Marãgî, Taf sir al -Marãghî, j ilid X, hal. 120. 89 Bukhori, Mausu'ah al -Hadît s al -Syarîf , Kit ab: Da'wah, Bab: Fadhl u Tasbih), hadit s
no. 5926. hadit s ini j uga t erdapat dalam riwayat : Muslim, Kit ab: al -Dzi ki r wa al -Du’ ã wa al - Taubat , hadits no. 4857, Tirmidzy, Kit ab: al -Da’ wat ‘ an Rasüli l lãh, hadit s no. 3388, Ibnu Maj ah, Kitab: al-Adab, hadit s no: 3802, Ahmad: Kit ab, Bãqi Musnad al -Mukat si rïn, hadit s no. 7666, dan Imam Malik, Kitab: al-Ni dã’ l i al -Shalãt , hadit s no: 438
Kat akanlah: "Segala puj i bagi Allah dan kesej aht eraan at as hamba-hamba- Nya yang dipilih-Nya. Apakah Allah yang lebih baik, at aukah apa yang mereka persekut ukan dengan Dia " ? (Q.S. al-Naml [27]: 59)
Rasulullah saw sangat senang mengucapkan kalimat t ahmid, hingga dikat akan dalam sebuah hadit s:
Dari Abu Hurairah berkat a ia, Rasulullah saw bersabda: "Aku berkat a Subhana All ah wa al-Hamdu l il lah wa l a Ilah Ill ah Al lah wa Al lah Akbar
adalah kat a-kat a yang paling aku sukai sampai t erbit nya mat ahari.
6. Tahlil
Tahlil ialah berdzikir dengan menyebut laf adz l a Ilaah Il la All ah mengakui bahwasanya Allah swt t idak berhaj at kepada yang selain-Nya, suci dari segala kekurangan. Sedang segala yang selain-Nya it u, berhaj at kepada- Nya. Tahlil mengakui keesaan Allah dan kesucian-Nya dari menyerupai
barang baru, dari segala kekurangan. Dalam hadit s diriwayat kan bahwa orang yang paling berbahagia kelak di hari Qiyamat dengan syaf aat Nabi adalah orang yang berkat a l ã Il ãha Ill a All ãh . Hal ini berdasarkan hadit s Rasulullah saw, yang berbunyi: ﻰﱠﻠﺻ ِﻪﱠﻠﻟﺍ ﹸﻝﻮﺳﺭ ﹶﻝﺎﹶﻗ ِﺔﻣﺎﻴِﻘﹾﻟﺍ ﻡﻮﻳ ﻚِﺘﻋﺎﹶﻔﺸِﺑ ِﺱﺎﻨﻟﺍ ﺪﻌﺳﹶﺃ ﻦﻣ ِﻪﱠﻠﻟﺍ ﹶﻝﻮﺳﺭ ﺎﻳ ﹶﻞﻴِﻗ ﹶﻝﺎﹶﻗ ﻪﻧﹶﺃ ﹶﺓﺮﻳﺮﻫ ﻲِﺑﹶﺃ ﻦﻋ
90 Muslim, Mausu'ah al-Hadît s al-Syar îf , Kit ab: al - Dzi ki r wa al -Du'a wa al -Taubah wa al-Ist i ghf ar, Bab Fadhl u al -Tahl i l wa al -Tasbi h wa al -Du'a), hadits no. 4861. Lihat j uga
hadit s riwayat; Bukhari, Kitab: al-Da’ wãt , hadit s no. 5927. Tirmidzy, Kitab: al-Da’ wãt ‘ an Rasül il l ãh, hadits no. 3389. Ibnu Maj ah, Kit ab: al -Adab, hadits no. 3796, dan Imam Ahmad, Kit ab: Bãqi Musnad al-Mukat si rïn, hadits no. 6870
“ Dari Abi Hurairah Berkat a ia, dikat akan Rasulullah SAW pernah dit anya: Wahai Rasulullah siapa orang yang paling berbahagia kelak pada hari kiamat . Rasulullah saw menj awab: aku sudah menyangka bahwa t idak ada orang yang lebih awal menanyakan hadit s ini daripadamu dari apa yang aku lihat pada kegemaranmu pada hadit s siapa manusia yang paling bahagia dengan syafa’ at ku pada hari kiamat adalah orang yang berkat a La Il aah il la All ah secara ikhlas dari hat innya.
7. Tasyakkur
Tasyakur adalah manif est asi dari rasa syukur kit a kepada Allah swt at as segala karunia yang diberikan kepada kit a. Rasa t erimakasih kit a panj at kan kepada Allah swt unt uk udara yang kit a hirup, kesehat an j asmani dan rohani, rizki yang didapat , kehidupan di dunia dengan segala keindahannya dan segala kenikmat an yang Allah berikan kepada kit a yang t idak akan pernah kit a dapat menghit ungnya. Allah berf irman:
Dan Dia t elah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. dan j ika kamu menghit ung nikmat Allah, t idaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia it u, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah). (Q.S. Ibrahim [14]: 34
Dan j ika kamu menghit ung-hit ung nikmat Allah, niscaya kamu t ak dapat menent ukan j umlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Q.S. al-Nahl [ 16] : 18).
91 Bukhari, Mausu'ah al -Hadît s al -Syarîf , Kit ab: al -‘ Il m, Bab: al -Èi rsu ‘ ala al-Èadi t s, hadit s no: 97. selain diriwayatkan oleh Bukhari, hadit s ini t erdapat hanya pada kitab hadit s
riwayat : Ahmad, Kitab: Bãqi Musnad al -Mukat sirïn, hadit s no. 8503
Bersyukur adalah sebagai bent uk rasa t erimakasih kit a kepada Allah, bersyukur sebagai manifest asi keingat an kit a kepada-Nya dengan senant iasa berdzikir kepada-Nya
Karena it u, ingat lah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan j anganlah kamu mengingkari (ni` mat )- Ku.(Q. S.al-Baqarah [2] :152)
Rasulullah saw sebagai seorang t auladan bagi orang-orang yang beriman j uga senant iasa bersyukur kepada Allah t a'ala at as segala kenikmat an dan kemudahan dalam menghadapi uj ian dan urusan duniawi. Dalam sebuah riwayat dikat akan:
Rasulullah j ika beliau mendapat kemudahan dan kesenangan beliau melakukan suj ud dan bersyukur kepada Allah.
92 Ibnu Maj ah, Mausu'ah al -Hadît s al -Syarîf , Kit ab: Iqamat al-Shalat wa al-Sunnat
Fiha, Bab: Ma Ja'a fi al-Shalat wa al-Saj adah 'inda al-Syukri), hadits no. 1384. Hadits ini j uga diriwayatkan oleh Imam Tirmidziy, Kitab: al-Siyar 'an Rasülillah, hadits no. 1503 dan Abu Sunan Abu Dãud, hadits no: 2393. Hadits ini seluruhnya diriwayatkan oleh sahabat Abi Bakrah. Dalam j arh wa al-t a'dîl perawi pada sanad dalam riwayat Sunan Ibnu Mãj ah ini dikatakan: 1) Abdah bin 'Abdillah adalah orang yang Mustaqîm al-Èadit s menurut Abu Hatim, sedangkan menurut Ibnu Hibban Abdah adalah Éodüq. 2) Ahmad bin Yusuf al-Salamiy, Imam Muslim dan Ibnu Hibban mencatatnya sebagai orang yang t siqah, begitu j uga Abu 'Äsim, Yahya bin Muslim'in, al'Ij liy, dan Ibnu Hibban memasukkannya dalam kategori perawi yang t siqah. 3) Bakar bin 'Abd al-'Aziz bin 'Abdillah bin Abi Bakrah dan ayahnya, Ibnu Hibban mengatakan bahwa mereka berdua adalah orang yang
tsiqah. Dengan demikian, dapat dilihat dari kualitas sanad tidak terdapat perawi yang dapat menj atuhkan deraj at sanad ini, meskipun tidak terdapat perawi yang mendapat gelar ãdil dan çabit. Namun riwayat hadits ini j uga disertakan dengan dua riwayat lainnya sebagai syawahid, maka dapat dipastikan bahwa kualitas sanad pada riwayat ini adalah : hasan li ghairihi. Karena definisi hadits hasan lighairihi adalah: hadits yang memenuhi syarat-syarat hadits êahih seluruhnya, hanya saja semua perawinya atau sebagian keçabitannya lebih sedikit dibanding keçabitan para perawi êaèiè. Ibnu Éalah menj elaskan hasan lighairihi dengan arti: hadits yang didalamnya terdapat perawi mast ur yang belum tegas kualitasnya, tetapi bukanlah perawi yang pelupa atau sering melakukan kesalahan dalam riwayat- riwayatnya, bukan mutt aham bi al-kizb dalam hadits j uga bukan karena sebab lain yang dapat menyebabkannya tergolong fasik, dengan syarat mendapat pengukuhan dari perawi lain yang mu'tabar, baik berstatus mut abi' maupun syahid. Lihat penj elasan Ibnu Êalah: Muqaddimah Ibn aé-Éalãh, h. 31-39. Namun dari segi matannya, matan dalam hadits ini dapat dikatakan êaèiè, karena memenuhi standar matan yang êaèiè.
Dalam riwayat Muslim j uga dicerit akan bagaimana Rasulullah saw sangat bersungguh-sungguh dalam beribadah unt uk merefleksikan bent uk kesyukurannya kepada Allah swt .
Dari 'Urwah bin al-Zubair dari Aisyah ra. Berkat a ia: "Rasulullah apabila bangun melaksanakan shalat sampai bengkak t elapak kakinya, Aisyah berkat a: “ Wahai Rasulallah, apa yang membuat mu melakukan hal ini? Maka sungguh t elah dihapus segala dosamu di masa lalu dan masa yang akan dat ang? Rasulullah menj awab: “ Wahai Aisyah apakah aku t idak boleh menj adi hamba yang bersyukur?
8. Taf akkur dan Tadzakkur
Dzikir j uga bisa dilakuan dalam bent uk t afakkur dan t adzakkur, karena dzikir mencakup aspek yang sangat luas sepert i yang t elah dibahas sebelumnya.
Hikmah t af akur at au berf ikir dan mengingat berulang-ulang at au t adzakkur menurut Edward Coff ey dari Henry Ford Healt h Syst em, mencegah "kepikunan" pada usia t ua. Dalam pengert ian yang lebih psikologis, t adzakkur berkenaan dengan pengayaan ruhani. Seseorang yang sempurna j iwanya adalah dia yang senant iasa mengingat Tuhan ( dzikr ull ah). Di sini, dzikir dipahami sebagai met ode sekaligus j alan menuj u Tuhan. Sebagaimana t elah dij elaskan bahwa t af akkur
dan t adzakkur sama-sama berart i berpikir at au merenung, t et api ada bedanya, yait u bahwa t af akkur adalah kegiat an berpikir unt uk menghasilkan sesuat u yang baru, sedang t adzakkur berart i berfikir unt uk mengingat kembali informasi at au penget ahuan yang t elah didapat sebelumnya, yang kemudian t erlupa dan t erlalaikan.
93 Muslim, Mausu'ah al-Hadît s al-Syar îf , Kit ab: Êi f at u al -Qi yãmah wa al-Jannah wa al- Nãr, Bab: Ikt êãru al-A'mãl wa al -Ij t ihãdu f i al-'Ibãdah, CD Room, hadits no. 5046
Tent ang lupa, Allah menyinggung dalam al-Quran :
kecuali (dengan menyebut ): "Insya-Allah". Dan ingat lah kepada Tuhanmu j ika kamu lupa dan kat akanlah: "Mudah-mudahan Tuhanku akan memberiku pet unj uk kepada yang lebih dekat kebenarannya daripada ini ." (Q.S. al-Kahfi [ 18]: 24)
Lupa 94 dan lalai merupakan kondisi pikiran dan j iwa yang sangat
berbahaya, karena dapat membuat manusia lupa dan lalai kepada hal-hal yang sangat pent ing, yait u kewaj iban kepada Allah dan t anggung j awab kepada sesama manusia: sikap sepert i ini dicela bahkan Allah mengecam dengan peringat an yang sangat menakut kan berupa neraka j ahannam bagi manusia yang 'lalai' dalam menggunakan panca indranya unt uk menangkap i't ibar dari Rabbnya. (Q. S. al-A’ rãf [ 7] : 178).
94 Dalam al-Quran Allah menyebut kan kat a-kat a lupa, ant at a lain: 1) Lupa t ent ang suatu perist iwa seperti dalam surat al-A’ la: 6. 2) Lupa yang memuat makna ceroboh/ lalai,
dalam surat al-Kahfi: 63 dan 73. 3) Lupa dengan makna hilangnya perhatian kepada suatu perkara, sepert i dalam surat at -Taubah: 69.
Dalam al-Quran dinyat akan bahwa t ernyat a setan memiliki peran unt uk menj adikan manusia lalai dan lupa, sepert i dalam surat al-Muj adilah ayat ke 19. dan al-Quran j uga menyodorkan t erapi lupa bagi manusia yait u: bersegeralah ingat kepada Allah (Q.S. al- Kahfi:24). Riset-riset para psikolog modern yang membat asi sebagian besar perhat ian mereka pada kedua j enis lupa yang pert ama berpendapat bahwa: Sesungguhnya penyembuh lupanya manusia terhadap Allah swt dan kelalaiannya akan akhirat dapat dibenahi dengan cara banyak-banyak mengingat-Nya secara kont inyu. Sehingga Allah selalu hadir dalam kalbunya. Dengan pengulangan (berkesinambungan) dalam mengingat Allah membetuk suat u kebiasaan pada seseorang berdzikir kepada Allah dan bert asbih kepada- Nya. Apabila dasar pengobatan j enis lupa sepert i ini adalah bersifat kont inuitas dalam mengingat Allah, sampai mapannya kebiasaan it u dan ia stabil dalam prilaku manusia, maka konklusinya dari situ j uga. Yaitu bahwa, pengobat an j enis lupa yang biasa t erhadap informasi-informasi, yang termasuk dari dua j enis lupa yang pertama dan kedua, maka pengobat n j enis ini dengan kont inuitas yang tinggi, mengingat informasi-informasi yang disaj ikan. Tegasnya yakni dengan mengulang-ngulang sesering mungkin. Namun sayangnya mereka belum melakukan penelit ian dalam riset unt uk j enis lupa yang ket iga Lih: Dr. Muhammad ‘ Ut sman Naj at i, al -Quran wa ‘ Il mu an-Nafs, pada edisi t erj emahan oleh: Ibn Ibrahim, Ji wa Manusi a dalam sorot an al -Quran, (Jakart a: CV Cendikia Sent ra Muslim, 2001), h. 229-237.
9. Doa. Kat a ءﺎﻋﺪﻟا adalah bent uk isim masdar dari kat a ﺎﻋد , yang memiliki art i mengharap kepada Allah 'Azza wa Jalla. Doa j uga memiliki art i ibadah, sesuai sabda Rasulullah saw yang berbunyi:
ةدﺎ ﺒﻌﻟا ﻮ ﻫ ءﺎﻋﺪ ﻟا , art inya do'a adalah ibadah. 95
Allah berj anj i dalam al-Quran, bahwa Allah akan mengabulkan do'a set iap hamba yang memohon kepada-Nya, Sang Maha Cint a t idak menyukai orang yang sombong dengan t idak mau beribadah dan berdoa kepada-Nya. Dalam sebuah hadit s riwayat Muslim dikat akan, bahwa sif at sombong it u diharamkan. Karena Rasulullah saw bersabda yang art inya: "Kemuliaan adalah pakaiannya-Nya dan Kebesaran adalah hiasan-Nya, maka barang
siapa yang menent angku, niscaya aku akan mengazabnya". 96 Dari sini dapat kit a f ahami bahwa, segala kebesaran dan kemuliaan adalah milik Allah
semat a. Bagi orang yang sombong karena t idak mau beribadah kepada Allah salah sat unya dalam bent uk berdoa, kelak Allah mengancam orang t ersebut dengan neraka Jahannam. Sepert i yang diisyarat kan dalam f irman-Nya:
Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina". (Q.S. Gh ãf ir [40]: 60)
Kata ud'ünî berart i: beribadahlah kamu sekalian kepada-Ku, dan do'a it u adalah ibadah, sebagaimana banyak t erdapat dalam ayat yang lain.
95 Ibnu Manzür, Li sãn al -'Arab, j uz. 5, h. 266-267. 96 Lihat hadits riwayat Abu Sa'id al-Khudriy dan Abu Hurairah yang terdapat dalam kitab:
Muslim bin al-Èaj j ãj , Éaèîè Muslim, j uz. II, h. 540.
Zamakhsyari mengut ip sebuah hadit s yang diriwayat kan oleh: Nu'man bin Basyar ra. dari Rasulullah saw yang berart i: "Do'a adalah ibadah" 97 .
Rasulullah saw j uga bersabda:
Dari Abu Hurairah dia berkata, bahwa sesungguhnya Rasulullah saw bersabda: "di antara hamba Allah yang paling dekat dengan-Nya adalah hamba yang senantiasa bersujud dan memperbanyak do'a kepada-Nya".
10. Éalawãt Kat a تاﻮﻠﺻ / éal awat adalah bent uk j ama' dari kat a ةﻼﺻ yang berart i do'a dan memuliakan. Sedangkan secara et imologi salawat berart i: "Berdoa dan berist ighf ar dari umat nabi Muhammad saw, agar Allah memerikan
berkah dan rahmat kepadanya. 99 Allah Yang Maha Agung memerint ahkan kepada kit a orang-orang yang
beriman agar senant iasa bersalawat kepada Nabi Muhammad saw. Firman- Nya:
Sesungguhnya Allah dan malaikat -malaikat -Nya bershalawat unt uk Nabi[1229] . Hai orang-orang yang beriman, bershalawat lah kamu unt uk Nabi dan ucapkanlah salam penghormat an kepadanya[ 1230] . (Q. S. Al-Ahzãb [33] : 56)
97 Al-Zamakhsyari, al-Kasyãf , j uz. IV, h. 170-171. Lihat ayat lain t ent ang perint ah Allah unt uk senant iasa berdo'a kepada-Nya, sepert i dalam Q.S. Yünus [10] : 10.
98 Hadits riwayat Muslim, Mausu'ah al -Hadît s al -Syar îf , Kitab: al-Éalãt , Bab: Mã Yaqülu f î al-Rukü' wa al-Suj üd, hadits no. 733
99 Al-Raghib al-Ashfahanni, Mu'jam Mufradãt Al f ãz al -Quran, (Beirut : Dãr al-Fikr, t t .), h. 293
Beréalawat art inya: kalau dari Allah berart i memberi rahmat : dari Malaikat berart i memint akan ampunan dan kalau dari orang-orang mukmin berart i berdoa supaya diberi rahmat sepert i dengan perkat aan: Al lahuma éal li 'ala Muhammad . Salam penghormat an yang dimaksud disini adalah: dengan mengucapkan Perkat aan sepert i: Assalamu'alaika ayyuhan Nabiy , art inya: semoga keselamat an t ercurah kepadamu Hai Nabi . Rasulullah saw j uga pernah bersabda: ﻪﻴﻠﻋ ﷲﺍ ﻰﻠﺻ , ﺓﺪﺣﺍﻭ ﻲﻠﻋ ﻰﻠﺻ ﻦﻣ : ﻝﺎﻗ ﻢﻠﺳﻭ ﻪﻴﻠﻋ ﷲﺍ ﻰﻠﺻ ﷲﺍ ﻝﻮﺳﺭ ﻥﺃ , ﺓﺮﻳﺮﻫ ﰊﺃ ﻦﻋ
Dari Abi Hurairah, bahwa Rasulullah saw bersabda: "Barang siapa beréalawat unt ukku sat u kali, niscaya Allah bersalawat unt uknya sepuluh kali.
Sebagian dari kit a mungkin bert anya: mengapa kit a harus berêalawat , memohon rahmat bagi Rasulullah saw? Unt uk menj awab pert anyaan ini Quraish menj elaskan, pert ama kali kit a perlu t ahu bert erimakasih kepada orang yang berj asa kepada kit a. Sebagaimana yang t elah kit a ket ahui bersama Rasulullah saw adalah seorang yang sangat berj asa dalam mendidik dan menj adi perant ara ut ama bagi penget ahuan dan keimanan orang-orang yang beriman. Maka berdasarkan logika ini, t ent ulah Rasulullah saw adalah manusia yang paling besar j asanya. Adapun éalawat yang dilakukan umat nya adalah sebagai bent uk cint a kepada Rasulullah saw. Namun perlu digaris bawahi, keharusan t ent ang kewaj iban mencint ai Rasulullah saw t idak dat ang at as inisiat if dan kehendak pribadi
100 Muslim, Mausu'ah al -Hadît s al -Syar îf , Kitab: al-Éalãt , Bab: al -Éal ãt 'al a al -Nabi y ba'da al-Tasyahhud. Hadit s no. 616. hadit s ini j uga terdapat dalam hadit s riwayat hadits:
Imam Tirmidziy, Kitab: al-Éalãt , hadit s no. 447. Nasa'I, Kitab: al -Sahwi , hadits no. 1279. Sunan Abu Dãud, Kit ab: al -Éal ãt , hadit s no. 1307. Ahmad, Kit ab: Bãqi Musnad al - Mukat si rîn, hadit s no. 8499 dan 8527. Lihat j uga kit ab: Muslim bin al Haj j aj al-Nasaiburiy, Éaèîè Musl i m, Juz. I, h. 191. Lihat j uga unt uk mencari hadits dari berbagai macam riwayat pada matan ini: Winsink, al -Mu'j am al-Muf ahras li Al fãz al-Hadît s al-Nabawiy, (Leiden: Brill, 1955), j uz. III, h. 385 Imam Tirmidziy, Kitab: al-Éalãt , hadit s no. 447. Nasa'I, Kitab: al -Sahwi , hadits no. 1279. Sunan Abu Dãud, Kit ab: al -Éal ãt , hadit s no. 1307. Ahmad, Kit ab: Bãqi Musnad al - Mukat si rîn, hadit s no. 8499 dan 8527. Lihat j uga kit ab: Muslim bin al Haj j aj al-Nasaiburiy, Éaèîè Musl i m, Juz. I, h. 191. Lihat j uga unt uk mencari hadits dari berbagai macam riwayat pada matan ini: Winsink, al -Mu'j am al-Muf ahras li Al fãz al-Hadît s al-Nabawiy, (Leiden: Brill, 1955), j uz. III, h. 385
A.3. 2. Lafadz-lafadz Dzikir yang Diutamakan
Di ant ara laf adz dzikir yang sering diucapkan Rasulullah saw adalah:
1. Ist ighfãr Kalimat ist ighf ãr ( ast aghf ir ul lah ) adalah lafadz yang di ucapkan seorang hamba ket ika dia menyadari bahwa dia melakukan kesalahan dan memohon ampunan dari Allah swt at as kesalahan yang t elah dilakukannya dengan mengucapkan laf aì: Ast aghf ir ul lah al -'Aìîm . Kit a dapat membaca dalam al-Quran ayat -ayat yang menj elaskan t ent ang perint ah Allah kepada manusia unt uk memohon ampun at as kesalahan yang t elah diperbuat nya, sepert i dalam Q. S. al-Nashr [110] : 3. Q. S. al-Isrã’ [ 17] : 25, dan (Q.S. an- Nisa [4] : 106. Dalam suat u hadit s Rasulullah saw bersabda: ﱠﻞـﹸﻛ ﻰﹶﻟﺎﻌﺗﻭ ﻙﺭﺎﺒﺗ ﺎﻨﺑﺭ ﹸﻝِﺰﻨﻳ ﹶﻝﺎﹶﻗ ﻢﱠﻠﺳﻭ ِﻪﻴﹶﻠﻋ ﻪﱠﻠﻟﺍ ﻰﱠﻠﺻ ِﻪﱠﻠﻟﺍ ﹶﻝﻮﺳﺭ ﱠﻥﹶﺃ ﻪﻨﻋ ﻪﱠﻠﻟﺍ ﻲِﺿﺭ ﹶﺓﺮﻳﺮﻫ ﻲِﺑﹶﺃ ﻦﻋ
Dari Abu Hurairah ra. berkat a ia, bahwasanya Rasulullah saw bersabda: "Allah swt menurunkan pada t iap-t iap malam pada langit dunia pada akhir sepert iga malam, Dia berf irman: "Barang siapa yang berdo'a kepada-Ku
101 Lihat: M. Quraish Shihab, Wawasan al-Quran tentang Dzikir dan Do'a, (Jakarta: Lentera Hati, 2006), h. 337-344
H. R. Bukhãri, Mausu'ah al -Hadît s al-Syar îf , Kit ab: al -Jum'ah, Bab: al -Du'ã f î al - Éal ãt mi n Äkhi r al -Lai l , hadits no: 1077. Hadit s ini j uga terdapat dalam hadit s riwayat , Muslim, Kit ab: Éal ãt al -Musãfi r wa Qaérihã, hadit s no. 1261, 1262, 1263, 1264, dan 65. Tirmidziy, Kitab: al- Éal ãt , hadits no. 408 dan Kit ab: al -Da'wãt 'an Rasül il l ãh, hadit s no. 3420. Sunan Abu Dãud, Kit ab: al - Éal ãt , hadits no. 1120, dan Kit ab: al -Sunnah, hadit s no. 4108. Ibnu Mãj ah, Kitab: Iqãmat al-Éalãt wa Sunnat f îhã, hadit s no. 1357. Aèmad, Kitab: Bãqi Musnad al -Mukat sirîn, hadits no. 7303, 7275, 7303, 7460, 8616, 9067, 9922, 10140, dan 10338. Riwayat ini j uga terdapat dalam kitab hadit s Imam Mãlik, Kitab: al -Ni dã' l i al - Éal ãt , hadits no. 447.
Selain j anj i Allah akan menghapus cat at an dosa yang t elah kit a lakukan dengan memohon ampun kepada-Nya, Allah j uga menj anj ikan kepada siapa saj a dari hambanya yang membiasakan diri unt uk mengucap (berdzikir) kalimat ist ighf ar , Allah akan menggant i kegundahannya dengan perasaan t enang, memberikan j alan keluar dari set iap masalahnya dan rizki yang j alannya t idak akan dapat dia perkirakan dari mana dat angnya, sepert i
hadist Rasulullah saw yang diriwayat kan oleh Abu Dãud:
Telah mencerit akan Hisyam bin 'Ammar kepada kami, t elah mencerit akan al-Walid bin Muslim kepada kami, t elah mencerit akan Hakam bin Mus'ab kepada kami, t elah mencerit akan Muhammad bin Ali bin 'Abdillah bin 'Abbas dari ayahnya bahwa sanya dia mencerit akan kepadanya dari Ibnu 'Abbas bahwa dia berkat a, Rasulullah saw bersabda: "Barang siapa yang melazimkan ist ighf ar niscaya Allah akan memberikan solusi dari set iap kesulit annya, dan dari set iap derit anya kan kesenangan sert a akan memberikan rizki dari arah yang t idak disangkanya".
H. R. Abu Dãud, Mausu'ah al -Hadît s al -Syarîf , Kit ab: al -Éalãt , Bab: al -Ist i ghf ãr , hadit s no.1297. Selain riwayat Abu Dãud, hadit s ini j uga hanya t erdapat dalam: Sunan Ibnu Mãj ah, Kitab: al-Adab, Bab: al-Ist ighfãr, hadits no: 3809. Kedua hadit s ini diriwayatkan dari Ibnu Abbas. Kualitas para perawi dalam riwayat ini adalah Tsiqah menurut al-Ij liy dan Ibnu Hibban, t erkecuali perawi yang bernama al-Hakam bin Mus'ab. Ibnu Hibban mengatakan bahwa Hakam bin Mus'ab adalah perawi dengan kualit as ço'i f,dan al-Dzahabiy mengatakan ia adalah golongan dari Éuwai liè, yait u sat u nama golongan pada kelompok Syi'ah. Ibnu Haj ar j uga men ço'i f kannya, Abu Hatim mengatakan bahwa dia adalah seorang perawi yang maj hül . Lihat : Ibnu Haj ar, Tahdzîb al-Tahdzîb, j uz. 1, h. 644. Karena terdapat perawi ço'i f dalam sanad ini, namun ke ço'ifannya tidak sampai pada kat egori kadzab atau fasik, oleh sebab itu riwayat ini j elas tidak memenuhi st andar hadits yang éaèiè, namun t erdapat syawahid yang dapat mengangkat deraj at nya. Maka kualitas sanad dalam riwayat ini adalah hasan l i ghai rih.
Selain it u, kalimat ini j uga digunakan sebagai passwor d bagi seseorang yang hendak berdo'a, ini adalah adab kit a kepada Allah sebelum kit a memulai berdo'a memohon bant uannya, t erlebih dahulu kit a harus memohon ampun kepadanya at as kekhilafan yang kit a lakukan, sengaj a at au t idak disegaj a. Karena sebagus apapun kit a mencoba unt uk t idak berbuat kesalahan, past i akan ada not a hit am yang kit a perbuat . It u karena manusia j auh dari kesempurnaan, namun t ent u t idak sama sepert i Allah swt yang Maha Suci dan Sempurna dari kekurangan.
2. Tasbiè. Jika ist ighf ãr adalah passwor d unt uk memulai berkomunikasi dengan
Allah lewat doa, maka selanj ut nya adalah kalimat t asbiè yait u ucapkan puj i- puj ian kepada Allah swt . Pada t it ik ini, kit a menyadari bet apa suci Allah dari sifat kekurangan. Semakin menyadari pula bahwa kit a hanyalah hamba yang penuh dengan ket erbat asan dan kekurangan. Maka hanya kepada Yang Maha Tinggi, manusia memuj i dengan seluruh kerendahan hat inya.
Kat a Subèãna ( نﺎﺤﺒﺳ ) t erambil dari kat a sabaèa ( ﺢﺒﺳ ) yang pada mulanya berart i “ menj auh” . Seseorang yang berenang dilukiskan dengan kat a sabaèa
karena pada hakikat nya dengan berenang ia menj auh dari posisi semula. Bert asbîè dalam pengert ian agama berart i “ menj auhkan Allah
dari segala sifat -sifat kekurangan dan kej elekan. 104 Ada t uj uh surat dalam al-Quran yang dimulai dengan kat a yang
berakar pada kat a sabaèa ( 105 ﺢﺒﺳ ). Kat a subhana نﺎﺤﺒﺳ dalam al-Qur` an t erulang sebanyak 41 kali, sedangkan dalam bent uk perint ah yait u, sabbih
104 Muhammad Quraish Shihab, Tafsir al-Qur`an al-Karîm Taf si r at as Sur at -sur at Pendek Berdasarkan Urut an Turunnya Wahyu, (Bandung: Pust aka Hidayah, 1997), hal. 403.
Surat pertama yang menggunakan akar kata tersebut adalah Q.S. al-Isrã/ 17: 1. dengan menggunakan bent uk kat a j adian Subèãna ( نﺎ ﺤﺒﺳ ), disusul dengan surat yang menggunakan kat a kerj a masa lalu sabaèa ( ﺢﺒ ﺳ ), masing-masing pada Q.S. al-Èadîd [57]:1. Q.S. al-Èasr [ 59]: 1. Q.S. al-Éaffãt [ 61]: 1. Kemudian disurat yang menggunakan kat a kerj a masa kini, yusabbi èu ﺢّﺒﺴﯾ yaitu pada Q.S. al-Jumuaè [62]:1 dan al-Tagãbun [64]:1 dan t erakhit pada Q.S. al-A` lã [ 87] : 1, dengan menggunakan bent uk kat a perint ah sabbiè ﺢّﺒﺳ .
ﺢّﺒﺳ 106 t erulang 13 kali. Di ant ara ayat al-Qur` an yang t erdapat perint ah bert asbih, yait u di dalam surat al-Nashr [110]: 3 yang berbunyi:
Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat. (Q.S. Al- Nashr [110]: 3)
Pada ayat di atas perint ah bert asbih dapat dipandang sebagai pendahuluan logis sepert i t ahmid. Sebab t asbih mengandung makna pembebasan diri dari buruk sangka kepada Allah, at au “ pembebasan” Allah dari buruk sangka kit a .
Karena dengan memuj i-Nya, kit a semakin menyadari bahwa t idak ada di dunia ini yang mampu menandingi-Nya. Dan alam besert a isinya hanyalah sebagian kecil dari t anda-t anda kebesaran-Nya. Ini pent ing unt uk diamalkan agar dapat mendidik seseorang memiliki sif at rendah hat i, karena manusia t idak akan sanggup memiliki sif at sombong, j ika becermin pada sif at -sif at Allah yang Maha Sempurna.
3. Taèmid. Tahmid memiliki art i puj ian. Al-Qur` an mengaj arkan agar puj ian
kepada Allah disampaikan dengan redaksi ﷲ ﺪﻤﺤﻟا (segala puj i bagi Allah).
Tidak kurang dari lima kali, dit emukan dalam al-Qur` an perint ah Allah yang berbunyi: wa qul al -Hamdul il lah (kat akanlah segala puj i bagi Allah). Di ant ara ayat -ayat perint ah t ahmid adalah:
Katakanlah: "Segala puji bagi Allah dan Kesejahteraan atas hamba-hamba-Nya yang dipilih-Nya. Apakah Allah yang lebih baik, ataukah apa yang mereka persekutukan dengan Dia?"(Q. S. al-Naml [27]:59)
Al-Èamd ( ﺪﻤﺤﻟا ) secara bahasa berart i madah (puj ian) at as perbuat an baik yang keluar dari lisan pelakunya t anpa paksaan, walaupun ia t idak
106 M. Fuad Abd al-Baqi, Mu'jam al-Mufahras l i Alf ãz al-Qur'ãn al-Karîm, hal. 449-450.
memberi apapun. Sama halnya t ersebut disampaikan kepada orang yang bersangkut an at au kepada orang lain. 107
Berbeda dengan “ syukur” pada dasarnya digunakan unt uk mengakui dengan t ulus dan penuh penghormat an akan nikmat yang dianugerahkan
oleh yang disyukuri it u, baik dengan kat a-kat a maupun perbuat an. 108 Kat a al pada al -Èamdul ill ah oleh para pakar bahasa disebut al -
ist igraq , yakni mengandung art i “ keseluruhan” . Sehingga kat a al-èamd yang dit uj ukan kepada Allah mengandung art i bahwa yang paling berhak menerima segala puj ian adalah Allah swt . , bahkan seluruh puj ian harus t ert uj u dan bermuara kepada-Nya. 109
Al-Èamdu berart i segala puj i. Jika kit a memuj i orang karena perbuat annya yang baik yang dikerj akannya dengan kemauan sendiri. Maka memuj i Allah berart i: menyanj ung-Nya karena perbuat an-Nya yang baik. Bukan hanya it u, kit a menghadapkan segala puj i bagi Allah karena Allah sumber dari segala kebaikan yang pat ut dipuj i.
Kalimat t aèmid ( al èamdulill ah ) adalah sebagai bent uk rasa syukur at as segala kenikmat an yang t elah diberikan Allah kepada kit a, t api j angan sampai kit a berdecak kagum dengan diri kit a sendiri, karena t elah diberi
berbagai kenikmat an oleh Allah 110 . Kalau it u yang t erj adi maka kit a bukan dzikrullah, ingat kepada Allah, akan t et api ingat kepada diri kit a sendiri.
Ahmad Muét afã al-Marãgî, Taf si r al -Mar ãgî, (Beirut : Dãr al-Kut ub al-'Ilmiyyah, 1418 H- 1998 M), j ilid I, hal. 29. 108 Muhammad Quraish Shihab, Tafsir al-Qur`an al-Karîm Taf si r at as Sur at -sur at Pendek Berdasarkan Urut an Turunnya Wahyu (Bandung: Pust aka Hidayah, 1997), hal. 18.
Burhãn al-Dîn Abi al-Hasan Ibrãhim` Umar al-Biqã` iy, Nazhm al -Durar f i Tanãsub al-Ayãt wa al-Suwãr, (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiah, 1995), j ilid I, hal. 14: Lihat pula Muhammad Quraish Shihab, Wawasan al-Qur` an: Taf si r al-Maudu'i at as Pel bagai Persoal an Umat , (Bandung: Mizan, 1996), hal. 221.
110 Lihat , Q.S. Ibrãhîm [14]: 7.
Quraish mengat akan, ada t iga hal yang harus dipenuhi oleh yang dipuj i sehingga dia at au perbuat annya layak mendapat puj ian: (1) indah
(baik), (2) diperbuat secara sadar, (3) t idak t erpaksa at au dipaksa. 111 Allah menj adikan kalimat t ahmid sebagai pembuka dari seluruh
f irman-Nya:
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. (Q. S. Al-F ãt ièah [ 1]: 2).
Al-Biqã` i menaf sirkan ayat ini dengan mengemukakan bahwa, kat a al-hamdulil lah dalam surat al-Fat ihah menggambarkan segala anugerah
Tuhan yang dapat dinikmat i oleh makhluk, khususnya manusia. It ulah sebabnya, empat surat lain yang j uga dimulai dengan 112 al-hamdulill ah ,
masing-masing menggambarkan kelompok nikmat Tuhan.
4. Takbir . Sepert i yang t elah diungkap sebelumnya, t akbir dilakukan dengan mengucap Al lãhu Akbar . Kalimat ini sering dikumandangkan ket ika menandakan wakt u éalat oleh para muadzin at aupun ket ika kit a menyongsong kemenangan set elah sebulan penuh menj alankan ibadah puasa.
Selain it u, t akbir adalah laf adz yang digunakan Allah unt uk mengiring kekhusukan éalat . Dan kalimat dzikir yang paling banyak diucapkan oleh
Muhammad Quraish Shihab, Taf si r al -Qur` an al-Karîm Taf si r at as Surat -surat Pendek Berdasarkan Urut an Turunnya Wahyu, (Bandung: Pustaka Hidayah, 1997), hal.18.
Ada empat surat yang dimulai dengan lafaì al-Èamdul i ll ãh, yait u, (1) Q.S. al- An` ãm/ 6:1, ayat ini mengisyaratkan nikmat wuj ud di dunia dengan segala potensi yang dianugerahkan Allah baik di darat, laut maupun udara, sert a gelap dan terang. (2) Q.S. al- Kahfi/18:1, disini diisyaratkan nikmat-nikmat pemeliharaan Tuhan yang dianugerahkan secara aktual di dunia ini. Disebut pula nikmatnya yang berbesar yaitu kehadiran al-Qur`an di tengah-tengah umat manusia, untuk mawakili nikmat pemeliharaan yang lainnya. (3) Q.S. Saba/34:1, ayat ini mengisyaratkan nikmat Tuhan di akhirat kelak.
Tent ang perint ah Allah dalam bert akbir kepadanya adalah:
Dan Kat akanlah: "Segala puj i bagi Allah yang t idak mempunyai anak dan t idak mempunyai sekut u dalam keraj aan-Nya dan Dia bukan pula hina yang memerlukan penolong dan agungkanlah Dia dengan pengagungan yang
sebesar-besarnya. (Q. S. al-Isrã' [17] : 111.
Menurut Quraish Shihab, kat a kabbir hu dalam ayat di at as adalah, mencakup pengagungan dengan hat i, lidah dan perbuat an 113
5. Tahlil Sangat mudah bagi seorang muslim unt uk beribadah dan mencari pahala, karena meskipun dengan mat eri yang seadanya t ernyat a seorang muslim bisa memiliki pahala yang sama besarnya dengan seseorang yang mampu menaf kahkan hart anya di j alan Allah. Bahkan dengan kalimat t ahl il , seseorang dapat memiliki ganj aran yang sangat banyak kelak di sisi-Nya, dalam sebuah hadit s diriwayat kan:
M. Qurais Shihab, Tafsir al-Mishbah, juz. VII, h. 568.
H. R. Muslim, Mausu'ah al -Hadît s al-Syar îf , Kit ab: al - Dziki r wa al -Du'a wa al - Taubah wa al -Ist i ghfar, Bab: Façlu al -Tahli l wa al-Tasbiè wa al -Du'ã', hadit s no. 4857. Lihat j uga hadits dalam riwayat : Bukhãri, Kitab: Bad’ u al-Khal qi , hadit s no. 3050. Tirmidziy,
Dari Abu Hurairah berkat a ia, bahwa Rasulullah saw bersabda: "Barang siapa yang berkat a la Ilãh Ill a All ah waèdahu laa Syar îkalah l ahu al -Mulku wa Lahu Èamdu Yuhyi wa Yumît wa Hua Al a Kull i Syai’ in Qadir dalam sat u hari sebanyak serat us kali, maka pahala baginya adalah sama sepert i memerdekakan sepuluh budak dan dit ulis baginya serat us kebaikan dan dihapus darinya serat us kesalahan, dan baginya perisai dari syet an dari pagi sampai sore, dan t idak akan ada orang yang dat ang dengan 'kelebihannya' melebihi amalan yang ia lakukan kecuali orang yang lebih banyak beramal dari yang demikian it u. Dan barang siapa yang berkat a Subhana Al l ah wa bi Èamdih dalam sat u hari sebanyak serat us kali niscaya akan di hapus seluruh kesalahannya meskipun kesalahannya t ersebut bagaikan but iran pasir di laut an.
6. Asma al-Husna Allah menj elaskan dalam al-Quran, bahwa Dia memiliki nama-nama
yang Indah, dan kit a diperint ahkan unt uk berdo'a dengan menggunakan nama-nama yang indah t ersebut . Firman-Nya:
Hanya milik Allah asma-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna it u dan t inggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut ) nama-nama-Nya. Nant i mereka akan mendapat balasan t erhadap apa yang t elah mereka kerj akan. (180). (Q. S. al-A'raf [7] : 180
Fakhru al-Razi menafsirkan ayat di at as sesungguhnya yang menj adikan penyebab masuk neraka adalah kelalaian dari berdoa kepada Allah. Menurut nya yang dapat membebaskan dari siksa j ahanam adalah dengan berdzikir kepada Allah. Apabila hat i lalai dari berdzikir kepada Allah lalu dia berpaling kepada kesenangan-kesenangan dunia maka dia akan
Kitab: al -Da’ wãt ‘ an Rasüli l lãh , hadits no. 3388. Imam Daud, Kitab: al-Adab, hadit s no. 4427, dan Ibnu Mãj ah, Kitab: al-Adab, hadits no. 3802 Kitab: al -Da’ wãt ‘ an Rasüli l lãh , hadits no. 3388. Imam Daud, Kitab: al-Adab, hadit s no. 4427, dan Ibnu Mãj ah, Kitab: al-Adab, hadits no. 3802
dari kerugian dan merasakan ma’ rif at kepada Tuhan semest a alam 115 Tent ang Asmã al-Èusnã , Rasulullah saw j uga bersabda:
Dari Abu Hurairah ra. berkat a ia, bahwasanya Rasulullah saw bersabda: "Sesungguhnya Allah memiliki 99 nama/ 100 kurang sat u, barang siapa yang menghapalnya niscaya akan masuk surga.
Berdzikir dengan Asmã al -Èusnã, selain sebagai bent uk ibadah. dan bent uk do'a kit a kepada Allah, j uga bisa mendidik hat i kit a agar memiliki sifat sepert i yang dimiliki Allah. Misalnya dengan berdzikir mengucapkan ar- Raèmãn, maka kit a berharap bahwa kit a bisa menj adi seseorang yang j uga memiliki sifat pengasih kepada orang lain. At au dengan mengucap Yã Laëîf , kit a berdoa semoga hat i kit a menj adi lembut t idak keras sepert i bat u, sehingga sulit unt uk menerima masukan at au pelaj aran dari orang lain. Hal
115 Fakhru al-Razi, Taf sîr al-Kabîr wa Maf ãt ih al-Ghoi b, (Beirut : Dar al-Fikr, 1405 H/ 1985 M), cet . ke-5, j uz: IV, h. 474
116 Bukhari, Mausu'ah al-Hadît s al -Syarîf , Ki t ab: al -Syurüt Bab: Ma Yaj uz mi n al - Asyëi rãt wa al-Tsanãya f i al -Iqrãr wa al -Syurüt , hadits no. 2531. Hadit s ini j uga
diriwayat kan dalam kitab hadit s riwayat : Muslim, Kit ab: al -Dzi ki r wa al -Du’ ã’ wa al - Taubãt . Tirmidzy, Kitab: al-Da'wah 'an Rasüli l lãh, hadit s no. 3428, Ibnu Maj ah, Kit ab; al - Du’ ã’ , hadits no. 3850 dan Imam Ahmad, Bãqi al -Musnad al -Mukat sirïn, hadits no. 7189. Isi matan yang lengkap tentang sifat -sifat Allah dalam Asmã al-Èusnã t erdapat dalam kit ab Sunan Turmudzy, Kit ab : al -Da'wah 'an Rasül il l ãh, Bab: Ma Jã'a fi 'Aqdi Tasbîè bi al -Yadi , hadit s no. 3429, redaksinya berbunyi:
6. Hauqalah Hauqalah memiliki art i bahwa, t idak ada yang dapat memalingkan hamba dari maksiat selain dari Allah swt sendiri dan t idak ada kekuat an bagi hamba unt uk melaksanakan t aat melainkan dengan t aufik-Nya j ua. 117
Laf alnya adalah: ﷲﺎ ﺑ ﻻإ ةﻮ ﻗ ﻻو لﻮ ﺣ ﻻ . Dalam menekankan keist imewaan dari lafaz ini Rasulullah saw bersabda:
Dari Abu Müsa al-Asy'ariy dia berkat a, pada saat t erj adi perang aqobah pert ama at au kedua. Ada seorang laki-laki bert eriak dengan suara yang keras akan ucapan Lã Il ãha Ill a Al lãh wa Al lãh Akbar!. Mendengar hal yang demikian Rasulullah saw bersabda di at as keledainya: "Sesungguhnya kamu t idak memohon kepada sesuat u yang t uli dan t idak ada". Kemudian Rasulullah saw bersabda kepada Abu Musa at au 'Abdillah: "Maukah engkau aku t unj ukkan kalimat yang akan menj adi perhiasan di surga?". Aku berkat a, t ent u wahai rasulullah. Kemudian Nabi mengucapkan lafaz: " Lã haul a wa lã quwwat a il lã bil lãh".
7. Hasbalah Adalah mengaku bahwa t empat berpegang dan bergant ung seseorang hamba, hanyalah Allah saj a. Dan bahwa berpegang kepada Allah it u sudah mencukupi; t idak memerlukan kepada suat u pegangan yang lain. Laf az hasbal ah adalah:
Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy, Pedoman Dzikir dan Do'a, (Semarang: PT Pustaka Rizki Putra, 2005), h. 14 118 H.R. Bukhari, Mausu'ah al -Hadît s al -Syar îf , Kitab: al-Da'wãt , Bab: Qaul l ã haul a wa l ã quwwat a i ll ã bi l lãh, hadit s no. 5930. Muslim, Kit ab: al -Dzi kr wa al -Du'ã' wa al -Taubah, hadit s no. 3873, 3874, 3875. Tirmidziy, Kit ab: al -Da'wãt 'an Rasüli l lah, hadit s no. 3383 dan 3296. Sunan Abu Dãud, Kitab: al-Éalãt , hadit s no. 1305. Ibnu Maj ah, Kitab: al -Adab. hadit s no. 3814. Ahmad, Kit ab: Awwal Musnad al-Kufi yyîn, hadit s no. 18699, 18754, 18758, 18774, 18781, 18818, 18910, dan 18920.
Dalam al-Quran Allah mengisyarat kan:
(yait u) orang-orang (yang ment aat i Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengat akan: "Sesungguhnya manusia[250] t elah mengumpulkan pasukan unt uk menyerang kamu, karena it u t akut lah kepada mereka", Maka Perkat aan it u menambah keimanan mereka dan mereka menj awab: "Cukuplah Allah menj adi penolong Kami dan Allah adalah
Sebaik-baik Pelindung". (Q.S. Äli Imrãn [3]: 173)
Bert awakal kepada Allah swt adalah bent uk penyerahan diri seut uhnya, t idak ada yang diharapkan selain pert olongan dari Allah swt set elah segala daya dan upaya yang t elah dicoba. Nabi menj anj ikan ganj aran yang akan didapat kelak bagi orang yang bert awakkal kepada Allah swt .
Dari Sahl bin Sa'ad al-S ã'idiy dia berkat a, Rasulullah saw bersabda: "Orang yang bertawakal dengan seluruh anggota tubuhnya dari ujung kaki sampai ujung rambut, tidak ada balasan baginya kecuali surga
8. Basmalah
Basmalah, ialah: mengharap semoga pekerj aan yang akan kit a lakukan it u diberkahi oleh Allah sert a memohon supaya pekerj aan kit a it u dapat kit a laksanakan dan menerangkan bahwa perbuat an it u kit a lakukan at as nama Allah. Kalimat ini j uga menj adi bagian salah sat u ayat surat al-
119 Bukhari, Mausu'ah al -Hadît s al -Syarîf , Kitab: al-Èudüd, Bab: Façlu man t araka al - f awãhi sy, hadit s no. 6309. Hadit s ini j uga terdapat dalam hadit s riwayat Tirmidziy, Kitab:
al-Zuhud 'an Rasül i ll ah, hadits no. 2332. Aèmad, Kit ab: Bãqi Musnad al -Anéãr, hadit s no. 21757.
Fat ihah. Lihat : Q. S. al-Fãt ihah [1]: 1 Allah memulai kit ab-Nya dengan basmalah, dan memerint ahkan nabi-Nya sej ak dini pada wahyu pert ama unt uk melaksanakan pembacaan dan semua akt ivit as dengan nama Allah, Iqr a' Bismi Rabbika , maka t idak keliru j ika dikat akan bahwa basmalah merupakan pesan pert ama Allah kepada manusia; pesan agar manusia memulai set iap akt ivit asnya dengan
nama Allah. 120 Basmalah menduduki posisi yang t erhormat dimana dia menj adi pembuka dari seluruh firman Allah swt dalam al-Qur'an:
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang (Q. S. al-Fãt ièah [ 1] : 1).