Gambaran Umum Responden

B.1. Gambaran Umum Responden

Responden penelit ian ini adalah para j ama'ah dzikir pimpinan Ust adz Haryono yang akt if dalam mengikut i acara pengaj ian pada set iap hari Kamis pagi dan dzikir berj amaah pada malam Jum'at yang berusia ant ara 25

mendekatkannya dengan Sang pencipta, membuatnya senantiasa berdzikir dan merasakan keagungan Tuhannya dan mengharapkan rahmat Allah, ampunan, taufik-Nya untuk mengarungi kehidupan maupun dalam memenuhi kebutuhannya, sehingga ia merasa rida dan berhati lapang, merasa tenang dan tentram. begitu juga dengan doa, lihat Q.S. Ghãf ir [40] : 60, al-Baqarah [ 2] : 186. Lihat: Muhammad Usman Najati, Al-Hadït sun Nabawi y wa ‘ Il mu al-Naf s pada edisi terjemah oleh Wawan Dj unaedi Soffandi Psikologi dalam Tinjauan Hadits Nabi saw, (Jakarta: Mustaqiim, 2003),

h. 399-432 238 Bila kunyit kita ketahui sebagai tanaman yang dapat digunakan sebagai anti biotik, buah

pala juga ternyata memiliki selaput biji yang sangat berkhasiat, karena dengan proses destilasi (penyulingan) akan menghasilkan minyak astiri, dengan bau khas aromatik seperti bau buahnya dan memiliki rasa pedas. Dalam industri obat-obatan pala sangat dibutuhkan karena berkhasiat sebagai obat gosok dan untuk mengatasi mulas-mulas, dan perut kembung. Selain itu, minyak dari buah pala juga sangat bermanfaat, minyak ini juga dihasilkan dari proses destilasi yang akan sangat bermanfaat bagi orang yang mengidap masalah penyakit lambung. Satu lagi yang tidak kalah menarik yaitu: lemak pala. Lemak pala bisa didapati dengan proses mencampurkan minyak astiri dengan minyak lemak, dengan demikian minyak tersebut padat bagaikan lemak, tidak homogen. Dan ternyata, lemak pala tersebut dapat digunakan untuk stimulansia luar maupun sebagai obat gosok. Lihat: Mul Mulyani Sutejo, Pengembangan Kultur Tanaman Berkhasiat Obat, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), h. 69-71. Rupanya, selain dikemas dalam bentuk kapsul minyak inilah yang digunakan oleh Ustadz. Haryono untuk pasiennya sebagai obat yang dapat digunakan untuk jenis penyakit luar sebagai obat gosok. Hal ini dinyatakan oleh ibu (S) sebagai salah satu pasien yang mengalami penyakit tumor disekitar daerah lehernya. Minggu, 22 April 2007 dalam acara Terapi Sehat di TVRI.

sampai 65 t ahun. Jumlah responden dalam penelit ian ini adalah 283 orang at au 70, 75% dari j umlah populasi dengan j umlah sekit ar 400 orang. Pengambilan dat a penulis lakukan pada pagi hari j am 8.30-12. 30, hari Kamis, 21 Desember 2006.

Berikut adalah gambaran responden secara umum berdasarkan usia, t ingkat pendidikan, st at us perkawinan, suku, dan lama mengikut i kegiat an dzikir di Maj lis Ta'lim Nurul Jannah.

Tabel 4. 1 Demografi Responden

Latar belakang responden

1. Usia anda saat ini berkisar di ant ara:

a. 25-35 t ahun

b. 36-45 t ahun %

c. 46-55 t ahun

d. 56-65 t ahun 97%

2. Jenis Kelamin

a. Laki-laki

97. 53% Tot al

b. Perempuan

a. bet awi

b. Jawa

c. Sunda

6 2. 12% Tot al

d. Padang

4. Pendidikan Terakhir

b. SMP/ Tsanawiyah

c. SMA/ Aliyah

3 1.06% Tot al

f. Lainnya…(t idak sekolah)

a. Menikah

b. Belum Menikah

40 14. 13% Tot al

c. Pernah Menikah (j anda)

6. Lama mengikut i Dzikir

a. ant ara 3 bulan-1 t ahun

b. ant ara 2 t ahun-3 t ahun

54. 77% Tot al

c. > 3 t ahun

Berdasarkan t abel di at as dapat diket ahui bahwa usia responden bervariasi, namun sebagian besar responden at au 33. 56% dari responden berusia ant ara 46-55 t ahun, 24.03 % berusia di ant ara 25-35 t ahun, 22. 97% berusia 36-45 t ahun dan 19.43 % berusia ant ara 56-65 t ahun. Hal ini berart i sebagian besar responden adalah orang-orang yang sudah memasuki usia dewasa awal dan lanj ut usia, dan mereka cukup berkompet en unt uk dapat Berdasarkan t abel di at as dapat diket ahui bahwa usia responden bervariasi, namun sebagian besar responden at au 33. 56% dari responden berusia ant ara 46-55 t ahun, 24.03 % berusia di ant ara 25-35 t ahun, 22. 97% berusia 36-45 t ahun dan 19.43 % berusia ant ara 56-65 t ahun. Hal ini berart i sebagian besar responden adalah orang-orang yang sudah memasuki usia dewasa awal dan lanj ut usia, dan mereka cukup berkompet en unt uk dapat

Sement ara berdasarkan j enis kelamin, mayorit as responden penelit ian ini (97. 53%) adalah berj enis kelamin perempuan, dan hanya sebagian kecil (2. 47%) responden adalah laki-laki. Ini mengindikasikan bahwa j ama'ah dzikir yang akt if dalam pengaj ian pada Hari Kamis adalah dari kaum ibu, mengingat kegiat an ini dilaksanakan pada pagi sampai siang hari, dimana kemungkinan besar para bapak-bapak lebih akt if unt uk bekerj a di luar rumah.

Sedangkan unt uk keanekaragaman suku, penelit i mendapat i lebih banyak dari responden yang berasal dari suku Bet awi, dengan present ase sebesar 47. 35%, sement ara mereka yang berasal dari suku Jawa merupakan responden t erbesar kedua dengan persent ase 43.11%, sedangkan suku Sunda 7.42%, dan selebihnya adalah mereka yang berasal dari suku Padang yait u, 2.12%. Dominasi dari suku bet awi di at as ini dapat kit a fahami karena lokasi penelit ian yang t erlet ak di daerah kot a Bekasi, dengan ot omat is sebagian besar dari responden adalah pribumi Bekasi yang memang bersuku Bet awi.

Pendidikan t erakhir dari anggot a dzikir inipun beragam, sebagian besar 65.37% menamat kan j enj ang pendidikan hanya sampai t ingkat SD, j ama'ah yang mengenyam pendidikan sampai SMP sebesar 16.25%, sampai j enj ang SMA 2.83%. Sement ara mereka yang mengenyam pendidikan sampai j enj ang D2 dan D3 dan S1, memiliki persent ase 3. 53%, dan selebihnya,

239 Menurut Jalaludin, orang dewasa sudah memiliki identitas yang jelas dan kepribadian yang mantap. Jalaludin mengutip pendapat H. Carl Witherington yang mengatakan bahwa, pada

periode dewasa awal ini pemilihan terhadap kehidupan mendapat perhatian yang tegas. Karena pada periode ini seseorag mulai berfikir tentang tanggung jawab sosial, moral, ekonomis dan keagamaan. Jalaludin menambahkan, kemantapan jiwa orang dewasa pada periode ini setidaknya memberikan gambaran tentang bagaimana sikap keberagamaan pada pada orang dewasa. Mereka sudah memiliki tanggung jawab terhadap sistem nilai yang dipilihnya, baik sistem nilai yang bersumber dari ajaran agama maupun yang bersumber dari norma-norma lain dalam kehidupan, dan pemilihan tersebut telah didasarkan oleh pertimbangan pemikiran yang matang. Lihat: Jalaludin, Psikologi Agama Memahami Perilaku Keagamaan dengan Mengaplikasikan Prinsip-Prinsip Psikologi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005), h. 101-102.

0.07% adalah mereka yang melanj ut kan pendidikan hingga S2. Dan yang t idak mengenyam pendidikan f ormal 1.06%. Dapat kit a ket ahui dari peresent asi di at as, mayorit as j ama'ah hanya menamat kan pendidikan sampai t ingkat Sekolah Dasar saj a, mengingat ket erhimpit an ekonomi yang menj adikan mereka sulit unt uk mengenyam pendidikan yang lebih t inggi pada saat mereka masih menginj ak usia remaj a. Sehingga prinsip orang t ua mereka dahulu, "Asalkan bisa membaca sudah cukup", menurut ibu Z (salah sat u responden) adalah suat u ungkapan yang membat asi keinginan mereka unt uk dapat melanj ut kan sekolah lagi. Maka t idak mengherankan j ika hanya sebagian kecil dari responden yang dapat meneruskan pendidikan ke t ingkat yang lebih t inggi lagi.

Berdasarkan st at us pernikahan responden, sebanyak 81.98% j ama'ah sudah memiliki pasangan hidup, sement ara yang belum menikah sebesar 3.89%, sedang j ama'ah dzikir yang t elah menj adi j anda at au duda sebesar

14. 13%. Ini karena t elah didapat i bahwa present asi usia responden rat a-rat a menginj ak usia mat ang dan lanj ut , maka t ent u saj a dengan demikian sebagian besar responden adalah orang yang sudah/ pernah menikah (karena bercerai/ j anda) 240 .

Keanggot aan responden dalam mengikut i kegiat an dzikir di maj lis dzikir ini j uga beragam, dimana sebanyak 25.44% responden mengikut i dzikir selama 3 bulan sampai 1 t ahun, dan 19.79% t elah mengikut i kegiat an

240 Dalam demografi responden di atas, penulis tidak menyertai pernyataan responden tentang jenis pekerjaan responden dan status ekonomi, ini dikarenakan untuk menghargai privasi dari

responden, agar tidak memberikan image terlalu mencampuri privasi dari masing-masing responden. Karena terkadang apabila ditanyakan tentang pekerjaan, seseorang cenderung menutupi dan malu untuk mengungkapkannya, entah karena dia memang menganggur, pekerjaan yang kurang layak atau selalu gagal dalam menjalani usaha. Selain itu, dengan kegiatan pengajian yang dilakukan pada pagi hari dapat dipahami bahwa, anggota majlis dzikir adalah bukan tipe pekerja kantoran pada umumnya, akan tetapi adalah ibu rumah tangga atau berwiraswasta. Demikian juga tentang pernyataan faktor ekonomi, seseorang akan cenderung menutupi kenyataan keadaannya, karena tidak mau diketahui oleh orang lain. Meski demikian, untuk para peneliti selanjutnya, dua faktor tersebut tentu saja sangat penting untuk diajukan agar dapat lebih menunjang kelengkapan data pribadi responden dalam sebuah field research .

ini selama 2 hingga 3 t ahun, dan sebagian besar 54. 77% t elah mengikut i kegiat an dzikir lebih dari 3 t ahun. Ini dapat mengindikasikan bahwa, sebagian besar at au 54.77% dari j ama'ah t elah mengikut i kegiat an dzikir dan pengaj ian di maj lis t a'lim Nurul Jannah secara int ens selama lebih dari 3 t ahun, barang t ent u hal ini sudah cukup bagi responden unt uk dapat merasakan manf a'at dari kegiat an dzikir dengan kesehat an f isik dan ment al mereka. Dan dengan keanggot aan mereka yang lebih dari t iga t ahun dapat kit a fahami, bahwa mereka adalah j ama'ah yang akt if hadir pada hari Kamis pagi dan malam pada t iap minggunya.