Peneliti sebagai instrumen pokok Panduan pedoman wawancara

118

1. Peneliti sebagai instrumen pokok

Instrumen penelitian dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri. Hal tersebut dikarenakan pendekatan penelitian yang dipakai adalah kualitatif sehingga diperlukan instrumen yang fleksibel untuk mendalami fenomena yang terjadi dan yang ditemukan di lapangan. Menurut Sugiyono 2012: 222 peneliti kualitatif sebagai human instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data, dan membuat kesimpulan atas temuannya. Sedangkan menurut M. Djunaidi dan Fauzan 2012: 95 instrumen dalam penelitian kualitatif adalah yang melakukan penelitian itu sendiri, yaitu peneliti. Oleh karena itu hasil penelitian kualitatif bergantung pada orang yang menelitinya. Human instument dalam penelitian kualitatif dipahami sebagai alat yang dapat mengungkap fakta-fakta lokasi penelitian. Jadi dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian ini adalah peneliti sendiri dengan dibantu oleh panduan wawancara, panduan observasi, dan panduan studi dokumentasi.

2. Panduan pedoman wawancara

Pada penelitian ini, peneliti hanya menggunakan rencana wawancara secara garis besar pedoman wawancara yang kemudian dikembangkan secara mendalam saat wawancara dilakukan dengan informan untuk mendapatkan data yang lengkap, aktual, dan akurat. Sedangkan untuk pedoman wawancara, peneliti lebih menggunakan pedoman wawancara tidak terstruktur karena ingin menggali sedalam 119 mungkin terhadap apa yang peneliti teliti, sehingga hasilnya benar-benar dapat dipertanggungjawabkan. Wawancara bebas atau sering pula disebut tak berstruktur, yaitu wawancara dimana peneliti dalam menyampaikan pertanyaan pada responden tidak menggunakan pedoman. Teknik tersebut pada prinsipnya akan lebih efektif dalam memperoleh informasi yang diinginkan, karena peneliti dapat memodifikasi jalannya wawancara menjadi lebih santai, tidak menakutkan, dan membuat responden lebih ramah dalam memberikan informasi Sukardi, 2011: 80. Sedangkan menurut Sugiyono 2012: 191 wawancara tidak terstruktur merupakan wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk mengumpulkan datanya. Suharsimi Arikunto 2010: 196 juga mengemukakan bahwa wawancara tidak terstruktur, peneliti belum mengetahui secara pasti data apa yang diceritakan responden sehingga peneliti lebih banyak mendengarkan apa yang diceritakan sehingga peneliti dapat mengajukan pertanyaan selanjutnya yang lebih terarah pada suatu tujuan. Tabel kisi-kisi pedoman wawancara dapat dilihat pada lampiran halaman 274-277.

3. Pedoman observasi