32
kokurikuler, dan kegiatan ekstrakurikuler. Mengenai hal tersebut, program pembinaan karakter  cinta  lingkungan  hidup  siswa  di  SD  Negeri  Ungaran  1  Yogyakarta  ada
kegiatan  intrakurikuler  dan  ekstrakurikulernya.  Untuk  kegiatan  intrakurikuler program  pembinaan karakter cinta lingkungan hidup siswa di  SD Negeri Ungaran 1
Yogyakarta  adalah  pembelajaran  tematik  lingkungan.  Sedangkan  untuk  kegiatan ekstrakurikuler  program  pembinaan  karakter  cinta  lingkungan  hidup  siswa  di  SD
Negeri  Ungaran  1  Yogyakarta  a dalah ekstrakurikuler “Cengkir”, meskipun kegiatan
ekstrakurikuler tersebut terhenti di tengah jalan.
C. Pendidikan Karakter Siswa Sekolah Dasar
1. Hakekat Pendidikan Karakter
Kemendiknas 2009: 5 menyatakan bahwa pendidikan karakter merupakan: “Pendidikan  nilai,  pendidikan  budi  pekerti,  pendidikan  moral  dan  pendidikan
watak  yang  bertujuan  mengembangkan  kemampuan  peserta  didik  untuk memberikan keputusan baik buruk, memelihara apa yang baik dan mewujudkan
kebaikan itu dalam kehidupan sehari-
hari dengan sepenuh hati.” Pendapat di atas, dapat diartikan bahwa pendidikan karakter memiliki kesamaan
tujuan dengan pendidikan nilai, budi pekerti, motal dan watak yaitu agar peserta didik mampu  melakukan  hal-hal  yang    baik  dalam  kehidupan  sehari-hari  di  lingkungan
keluarga, sekolah, masyarakat, bangsa dan negara. Menurut Masnur Muslich 2011: 84 memaparkan bahwa:
“Pendidikan  karakter  merupakan  suatu  sistem  penanaman  nilai-nilai  karakter kepada  warga  sekolah  yang  meliputi  komponen  pengetahuan,  kesadaran  atau
kemauan  dan  tindakan  untuk  melaksanakan  nilai-nilai  tersebut    baik  terhadap Tuhan  Yang  Maha  Esa,  diri  sendiri,  sesama,  lingkungan  maupun  kebangsaan
sehingga menjadi manusia insan kamil.”
33
Pendapat  tersebut  menjelaskan  bahwa  pendidikan  karakter  di  sekolah
hendaknya  mencakup  ranah  kognitif,  afektif  dan  psikomotorik  sehingga  nilai-nilai karakter  tidak  hanya  terhenti  pada  taraf  pengetahuan,  melainkan  perlu  untuk
diberikan  kesempatan  merasakan  nilai-nilai  karakter  dalam  dirinya  melalui  berbagai stimulus  sehingga  peserta  didik  dapat  mengaktualisasikan  nilai-nilai  karakter  pada
tindakan nyata. Pendapat  lain  menurut  Darmiyati  Zuchdi  2009:  86  mengemukakan  bahwa
pendidikan  karakter  tidak  sekedar  mengajarkan  mana  yang    benar  dan  mana  yang salah pada anak, melainkan menanamkan kebiasaan tentang yang baik sehingga siswa
paham,  mampu  merasakan  dan  mau  melakukan  yang  baik.  Jadi,  dapat  dikatakan bahwa  pendidikan  karakter  merupakan  pendidikan  nilai  yang  tidak  hanya  berhenti
pada  tingkatan  anak  dapat  membedakan  suatu  hal  dianggap  yang  benar  atau  salah. Namun, pendidikan karakter yang diberikan sampai seorang anak terbiasa melakukan
kebaikan  dalam  kehidupan  sehari-hari.  Kebiasaan  anak  dalam  melakukan  kebaikan inilah  yang  diharapkan  akan  membentuk  karakter  dalam  dirinya.  Latihan  demi
latihan,  pembiasaan  demi  pembiasaan,  karakter  akan  menjadi  kuat  dan  mewujud menjadi kebiasaan habit.
Berdasarkan  pendapat  di  atas  dapat  disimpulkan  bahwa  pendidikan  karakter merupakan  upaya  mengenalkan,  mengembangkan,  serta  membiasakan  nilai-nilai
karakter melalui berbagai stimulus dan latihan agar peserta didik menjadi insan yang memiliki  kepribadian  dan  perilaku  yang  baik  serta  bermanfaat  bagi  orang  lain  dan
34
lingkungan di sekitarnya. Salah satu nilai karakter yang diwujudkan dalam penelitian ini adalah karakter cinta lingkungan hidup.
2. Nilai-nilai atau Karakter Dasar yang  Diajarkan dalam Pendidikan Budaya