Hasil Penelitian yang Relevan

100 faktor penyebabnya untuk selanjutnya diambil tindakan perbaikan. Berdasarkan batasan tersebut, tampaklah betapa pentingnya aktivitas pengendalian, kebutuhan pengendalian sama pentingnya dengan kebutuhan perencanaan. Aktivitas perencanaan sebagai kunci awal pelaksanaan aktivitas organisasi sedangkan aktivitas pengendalian sebagi kunci akhir untuk evaluasi aktivitas yang telah dilaksanakan sekaligus melakukan tindakan perbaikan apabila perlu.

F. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian tentang manajemen program pembinaan karakter cinta lingkungan hidup siswa belum pernah dilakukan sebelumnya. Namun ada sejumlah hasil penelitian yang mirip sudah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya. Beberapa hasil penelitian tersebut dapat diuraikan sebagai berikut. Menurut Sudarwati 2012 menjelaskan bahwa sekolah lingkungan hidup yang ada di Sekolah Menengah Atas SMA Negeri 11 Semarang belum memenuhi standar atau kriteria program Sekolah Berbasis Lingkungan Hidup, hal tersebut disebabkan karena rendahnya kegiatan komunikasi dalam bentuk koordinasi di dalam manajemen sekolah yang meliputi koordinasi antara kepala sekolah dan para penanggung jawab program, koordinasi antara penanggung jawab program dan Tim Pengembang Sekolah, dan koordinasi Tim Pengembang Sekolah dengan para pendidik atau guru. Rendahnya koordinasi mengakibatkan persepsi yang salah tentang program Sekolah Lingkugan Hidup. Sumber daya manusia yang menguasai program Sekolah Lingkungan Hidup perlu ditingkatkan sumber dana untuk melaksanakan program 101 tidak cukup tersedia meskipun manajemen sekolah sudah melakukan kerjasama untuk menggalang dana dari masyarakat. Hasil penelitian Mahmud Alpusari 2014 untuk mengetahui sejauh mana penguasaan siswa terhadap pengetahuan, bersikap terhadap lingkungan dan apa yang harus dilakukan untuk menjaga lingkungan maka dilakukan analisis terhadap pengetahuan, sikap dan perilaku siswa sekolah dasar tentang lingkungan melalui penyebaran angket yang diisi oleh siswa. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat diketahui bahwa persentase penguasaan siswa SD pada aspek pengetahuan, sikap, dan perilaku di atas 75. Hal tersebut berarti bahwa secara keseluruhan siswa SD telah memahami secara penuh tentang pendidikan lingkungan hidup dan bagaimana seharusnya mereka bersikap terhadap lingkungan dan apa yang harus mereka lakukan untuk menjaga lingkungan. Persentase masing-masing untuk tiap aspek penguasaan siswa SD adalah persentase penguasaan aspek pengetahuan tentang lingkungan sebesar 91,14 dan persentase penguasaan aspek sikap dan prilaku terhadap lingkungan sebesar 91,14. Hal tersebut disebabkan siswa telah memperoleh pengetahuan tentang lingkungan dari sekolah melalui pembelajaran lingkungan yang terintegrasi dengan mata pelajaran umum seperti IPA dan Agama. Namun apabila penguasaan ketiga aspek ini dikaitkan dengan aplikasi siswa dalam kehidupan sehari- hari maka belum terlihat adanya korelasi antara penguasaan siswa terhadap pengetahuan, sikap dan perilaku tentang lingkungan dengan aplikasi penguasaan tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut diketahui dari hasil observasi yang dilakukan di sekolah dan hasil wawancara yang dilakukan dengan kepala sekolah, 102 guru dan petugas kebersihan sekolah. Secara umum, kepedulian siswa terhadap lingkungan terutama lingkungan sekolah masih rendah hal tersebut dapat dilihat dari sampah yang berserakan, penggunaan air yang berlebihan, kamar mandi yang pada waktu siang hari terlihat kurang bersih dan beraroma tidak sedap dan siswa masih senang merobek-robek kertas buku untuk dibuat mainan. Banyak hal-hal kecil lainnya yang dilakukan siswa secara tidak sadar telah merusak lingkungan. Menurut kepala sekolah, perilaku siswa belum secara totalitas mencerminkan cinta lingkungan. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui pula bahwa tingkat perubahan dari sikap positif siswa akan kepedulian terhadap lingkungan dapat diprediksi meningkat di atas rata-rata yakni sebesar 2, 88 satuan apabila dalam proses pembelajaran pendidikan lingkungan hidup guru mengintegrasikan antara pemahaman konsep dengan penanaman nilai-nilai kesadaran lingkungan ditingkatkan. Hal tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran berwawasan lingkungan hidup sangat dibutuhkan oleh pihak sekolah dalam meningkatkan kesadaran lingkungan siswa. Sedangkan untuk hasil penelitian Siti Aminah 2010 menjelaskan bahwa dengan adanya pendidikan lingkungan hidup dapat membawa dampak dan manfaat yang cukup besar. Dampak pelaksanaan pendidikan lingkungan hidup yang dikelola dengan baik adalah adanya perubahan sikap siswa, siswa menjadi lebih ramah lingkungan terhadap lingkungan sekolah. Siswa tidak membuang sampah di sembarang tempat, berludah tidak di di sembarang tempat, tidak merusak lingkungan sekolah. Begitu pula dengan sikap guru yang juga selalu menjaga dan melestarikan lingkungan sekolah, dengan adanya pelaksanaan pendidikan lingkungan hidup di 103 sekolah menyelenggarakan program 5 K. Selain itu, sekolah juga terlibat asri dan hijau. Tanam tertata dengan rapi ditanami pohon palem dan cemara yang menambah keteduhan sekolah. Sumbangan yang dapat diambil dari hasil beberapa penelitian di atas adalah untuk mengkaji teori-teori yang akan dibahas dalam penelitian ini mengenai pembinaan siswa, pengelolaan sekolah berbasis lingkungan hidup dan penanaman kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan. Hasil beberapa penelitian tersebut memiliki persamaan dan perbedaan dengan hasil penelitian peneliti. Persamaan dari hasil penelitian yang dipaparkan sebelumnya dengan penelitian ini adalah sama-sama membahas mengenai program pendidikan lingkungan hidup. Sedangkan perbedaannya yaitu dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Selain itu, fokus dalam penelitian ini yaitu menyikapi kasus pengelolaan sekolah berbasis lingkungan hidup dengan mengacu pada kajian ilmu Manajemen Pendidikan yang di dalamnya terdapat langkah-langkah sistematis guna mencapai tujuan bersama secara efektif dan efisien yakni melalui tahap perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi. Pengelolaan sekolah berbasis lingkungan hidup sangatlah diperlukan bagi sekolah itu sendiri, yaitu untuk memotivasi kepala sekolah dan pengelola pendidikan supaya lebih berprestasi serta selalu meningkatkan pengetahuan dan kompetensinya. Selain itu, juga diperlukan bagi sekolah guna memajukan dan mengembangkan sekolah. 104

G. Kerangka Pikir