Pengorganisasian MANAJEMEN PROGRAM PEMBINAAN KARAKTER CINTA LINGKUNGAN HIDUP SISWA SEKOLAH DASAR (SD) NEGERI UNGARAN 1 YOGYAKARTA.

231 perencanaan humas dilihat dari penentuan pihak yang terlibat dalam hubungan kerjasama.

2. Pengorganisasian

Kegiatan pengorganisasian program lingkungan hidup, dilaksanakan setiap ada pergantian pengurus yaitu setiap satu tahun sekali. Pergantian personil tersebut rutin dilakukan karena adanya kebijakan dari Dinas Pendidikan bahwa setiap satu tahun sekali harus dilakukan rotasi pergantian guru dan kepala sekolah. Setiap ada pergantian pengurus baru, pengurus lama mengkomunikasikan kepada pengurus baru tentang hal-hal apa saja yang harus dikerjakan dalam kegiatan pengorganisasian personil, antara lain menetapkan pengurus kegiatan. Perincian seluruh pekerjaan dalam suatu kegiatan tersebut sangat penting. Proses pegorganisasian dapat ditunjukkan dengan tiga langkah penting yaitu: perincian seluruh kegiatan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan organisasi; pembagian pekerjaan total menjadi kegiatan-kegiatan yang secara logis dapat dilaksanakan oleh satu orang; serta pengadaan dan pengembangan suatu mekanisme untuk mengkoordinasikan pekerjaan anggota organisasi menjadi kesatuan yang terpadu dan harmonis. Perincian pekerjaan dalam suatu kegiatan harus dilakukan seara cermat dan memperhatikan banyaknya pekerjaan yang harus diselesaikan sehingga langkah-langkah tersebut benar-benar dapat terealisasi apa yang menjadi tujuan kegiatan lingkungan hidup. Jadi, dengan kata lain aktivitas-aktivitas dari masing-masing bagian sudah dirinci secara bersama dan sasaran yang dituju benar-benar merupakan langkah-langkah menuju tujuan kegiatan secara keseluruhan. Selanjutnya, merumuskan tugas masing-masing 232 personil. Di dalam sebuah program atau kegiatan, pembagian beban kerja adalah kegiatan yang sangat penting, sebab tanpa adanya pembagian kerja kemungkinan terjadinya tumpang tindih tugas menjadi amat besar. Hal tersebut seperti diungkapkan oleh M. Manullang 2006: 66 bahwa pembagian beban kerja akan menghasilkan departemen-departemen atau job description dari masing-masing unsur sampai unit- unit terkecil dalam organisasi. Pembagian kerja, dapat diterapkan sekaligus susunan kegiatan dan hubungan kerja masing-masing unit dalam kegiatan lingkungan hidup dan selama ini pembagian beban kerja ini telah dilaksanakan oleh pengurus dengan sangat baik. Kegiatan selanjutnya yaitu mengorganisir partisipan kegiatan, merumuskan tugas setiap partisipan, mengkomunikasikan setiap rencana atau perubahan rencana kegiatan, melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait kepala sekolah dan guru. Prinsip yang tidak kalah penting dalam kegiatan lingkungan hidup adalah prinsip koordinasi. Seperti yang diungkapkan oleh M.Manullang 2006: 72 bahwa adanya pembagian tugas pekerjaan dan bagian- bagian, serta unit-unit kecil dalam suatu kegiatan cenderung timbul kekuasaan memisahkan diri dari tujuan kegiatan secara keseluruhan. Oleh karena itu, untuk mencegah hal yang demikian haruslah ada usaha mengembalikan gerak yang memisahkan diri melalui kegiatan koordinasi. Koordinasi adalah usaha mengarahkan seluruh kegiatan agar tertuju untuk memberikan sumbangan semaksimal mungkin untuk mencapai tujuan kegiatan secara keseluruhan. Adanya koordinasi akan terdapat keselarasan aktivitas di antara unit-unit kegiatan dalam mencapai tujuan kegiatan lingkungan hidup. Prinsip terakhir yaitu memberikan fasilitas yang dibutuhkan oleh 233 pengurus, serta memantau keefektifan pelaksanaan kegiatan lingkungan hidup. Koordinator pendidikan lingkungan hidup harus selalu mengevaluasi strategi pengorganisasian yang telah dilakukan dengan cara melihat apakah dalam pelaksanaan kegiatan setiap personil melakukan tugas-tugasnya dengan baik atau tidak. Jika terdapat pengurus tidak melakukan tugasnya dengan baik, maka dicari penyebab dan solusinya. Pengembangan guru kelas khusus sebagai upaya untuk meningkatkan empat kompetensi dasar yang harus dimiliki seorang guru yakni kompetensi pedagogik, profesional, sosial dan kepribadian. Malayu 2007: 69 mengungkapkan bahwa pengembangan guru dapat dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan. Akan tetapi intesitas diklat yang didapatkan oleh guru kelas SD Negeri Ungaran 1 Yogyakarta dirasa kurang dikarenakan sudah hampir tiga tahun ini belum dilaksanakan kegiatan diklat tersebut. Padahal menurut Malayu 2007: 69 pendidikan yang dimaksud adalah untuk meningkatkan keahlian teroritis, konseptual, dan moral personalia, sedangkan pelatihan bertujuan untuk meningkatkan keterampilan teknis pelaksanaan kerja personalia yang bersangkutan sehingga untuk menghadapi permasalahan yang terjadi guru kelas SD Negeri Ungaran 1 Yogyakarta sering melakukan diskusi dangan antar sesama guru kelas lainnya yang diimbangi dengan mencari informasi melalui berbagai literatur. Agar setiap barang yang dimiiki sekolah selalu dapat berfungsi dan digunakan dengan lancar tanpa banyak menimbulkan gangguanhambatan, maka barang-barang tersebut perlu dirawat secara baik dan kontinu untuk menghindarkan adanya unsur- 234 unsur penggangguperusaknya. Dengan demikian kegiatan rutin untuk mengusahakan agar barang tetap dalam keadaan baik dan berfungsi baik, disebut pemeliharaan atau perawatan Ary H Gunawan, 1996: 146. Kegiatan pemeliharaan sarana dan prasarana penunjang program cinta lingkungan di SD Negeri Ungaran 1 Yogyakarta sudah diberikan kepada masing-masing guru untuk mentukan kapan waktu dilaksanakan pemeliharaan dalam hal ini ialah mengatur kebersihan dari sarana yang ada. Terkait dengan dana pemeliharaan sarana dan prasarana lingkungan sudah menjadi satu dengan dana pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan keseluruhan. Prosedur pengajuan pelaksanaan pemeliharaan yaitu guru kelas sudah menentukan atau sudah mengumpulkan alat-alat apa saja yang akan dilakukan perbaikan, kemudian diajukan kepada bagian sarana dan ke bendahara sekolah. Kemudian dari bagian sarana dan bendahara program lingkungan memberikan dana dengan jumlah tertentu disertai dengan nota pembayaran pemeliharaan. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Ary H. Gunawan 1996: 146 kegiatan pemeliharaan dapat dilakukan menurut ukuran waktu dan menurut ukuran keadaan barang, yaitu pemeliharaan menurut ukuran waktu dapat dilakukan setiap hari setiap akansesudah memakai dan secara berkala atau dalam jangka waktu tertentu sesuai petunjuk penggunaan. Adapun hambatan yang sering ditemui oleh pengelola sarana dan prasarana penunjang program cinta lingkungan dalam kegiatan pemeliharaan yaitu jarang melaksanakan pemeliharaan karena sudah capek dari mengajar, sering kali menunda membereskan dan membersihkan ruang penyimpanan. Selain itu kekurangan personil khusus mengurusi dan membersihkan peralatan. Solusi yang 235 telah dilakukan sekolah yaitu dengan memanfaatkan tenaga yang ada, yaitu pengelola dan guru kelas membereskan dan membersihkan peralatan dan tempat penyimpanan. Kegiatan tersebut sudah terlihat bahwa sekolah hanya melaksanakan pemeliharaan rutin terhadap sarana dan prasarana penunjang program cinta lingkungan hidup yang ada dan belum melakukan pemeliharaan secara berkala dan pemeliharaan dalam hal ruang penyimpanan. Walaupun terdapat kendala yaitu, jarang dipeliharanya sarana dan prasarana program cinta lingkungan, akan tetapi pengelola selalu mengusahakan supaya sarana dan prasarana program cinta lingkungan selalu dalam kondisi baik dan siap pakai. Pada pengorganisasian dana di SD Negeri Ungaran 1 Yogyakarta meliputi pendistribusian seluruh anggaran sesuai skala prioritas dan inventarisasi penggunaan dana sesuai kebutuhan RAPBS dan mencatat secara teratur mengenai perubahan- perubahan yang terjadi atas penghasilan dan kekayaan sekolah. M. Ichwan Mei, 2012: 14 mengungkapkan bahwa dalam perencanaan anggaran keuangan sekolah, rencana dituangkan dalam bentuk Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah RAPBS yang digunakan sebagai pedoman dan pengendali di dalam menghimpun keuangan dari berbagai sumber daya yang syah dan komponen- komponen apa yang akan dibiayai dalam proses pendidikan di suatu sekolah. Supaya pihak sekolah dapat menyusun anggaran dengan lebih baik lagi, sekolah dapat menerapkan beberapa langkah yang direkomendasikan oleh Muhaimin, dkk 2010: 359 yakni: a menginventarisasi rencana yang akan dilaksanakan; b menyusun rencana berdasarkan skala prioritas pelaksanaannya; c menentukan program kerja 236 dan rincian program; d menetapkan kebutuhan untuk pelaksanaan rincian program; e menghitung dana yang dibutuhkan; f menentukan sumber dana untuk membiayai rencana.

3. Pelaksanaan