Tujuan Pendidikan Agama Islam

39 pendewasaan dan bermasyarakat, sehingga menjadi manusia yang seutuhnya. Manusia yang beragama dan dapat menjalankan perintah agamanya sesuai ajaran agama Islam. Pendidikan Agama Islam dalam pendidikan anak usia dini, bersifat terpadu, yang pembelajarannya menyatu dengan pembelajaran lain. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam diterapkan sesuai dengan hakikat pembelajaran anak yaitu belajar sambil bermain.

D. Penerapan Pendidikan Agama Islam

Penerapan pembelajaran anak usia dini menggunakan prinsip belajar, bermain dan bernyanyi. Pembelajaran disusun sehingga menyenangkan, menggembirakan dan demokratis agar menarik anak untuk terlibat dalam setiap kegiatan pembelajaran. Anak tidak hanya duduk mendengarkan ceramah guru tetapi anak juga aktif berinteraksi dengan berbagai benda dan orang dilingkungannya, baik secara fisik maupu mental. Slamet suyanto, 2005: 127. Oleh karena itu dalam penerapan pendidikan agama juga harus menyenangkan. Dimana anak tidak hanya mendengarkan guru ceramah dan melaksanakan apa yang diperintahkannya. Tetapi harus lebih inovatif agar penyampaian pembelajaran dapat diterima anak dengan mudah. Menurut Petunjuk Teknis Penyelenggaraan PAUD berbasis TPQ 2011: 23, proses pembelajaran merupakan suatu inti dari kegiaatan PAUD. Proses pembelajaran merupakan suatu wahana untuk memfasilitasi agar setiap anak dapat mencapai tingkat perkembangan sesuai dengan usia dan potensi masing-masing anak. Proses pembelajaran PAUD mencangkup bidang pengembangan 40 kemampuan perilaku pembiasaan, dan bidang pengembangan kemampuan dasar. Proses pembelajaran pada program PAUD berbasis TPQ diintegrasikan dengan mengembangkan akhlak dan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan dalam diri anak sesuai ajaran Islam. Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada lingkungan belajar. Menurut pengertian diatas, pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar terjadi proses pemerolehan ilmu pengetahuan, penguasaan dan tabiat serta pembentukan sikap dan keyakinan pada peserta didik. Ahmad Susanto, 2012: 19. Pembelajaran merupakan proses interaksi antara pendidik dan peserta didik agar peserta didik belajar dengan baik dan terjadi transformasi ilmu sehingga dapat merubah tabiat menjadi lebih baik. Sudjana Sugiharto, dkk., 2007: 80, pembelajaran merupakan setiap upaya yang dilakukan dengan sengaja oleh pendidik yang dapat menyebabkan peserta didik melakukan kegiatan belajar. Gulo sugiharto, dkk., 2007: 80 pembelajaran adalah sebagai usaha untuk menciptakan sistem lingkungan yang mengoptimalkan kegiatan belajar. Nasution Sugiharto, dkk., 2007: 80 pembelajajaran sebagai suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkan dengan anak didik sehingga terjadi proses belajar. Pembelajaran disini merupakan suatu sistem lingkungan belajar yang dapat membuat peserta didik belajar. Ngainun Naim Subkhan Hardadi, 2012: 211, desain pembelajaran adalah suatu usaha yang dilakukan pendidik dalam menyusun atau merangsang pembelajaran yang meliputi, segenap komponennya, mulai dari perencanaan, 41 strategi pelaksanaan sampai sistem evaluasi. Pendidikan Agama Islam merupakan sub sistem dari sistem pendidikan nasional yang mencita-citakan terbentuknya muslim paripurna maka dari itu diperlukan strategi pembelajaran yang inovatif. Pembelajaran yang inovatif dapat dilaksanakan melalui pembelajaran active learning. Jadi didalam pembelajaran peranan guru sebagai fasilitator harus dapat membantu anak dalam belajar, bukan hanya sekedar penyampaian materi tanpa mempertimbangkan kepahaman peserta didik. Pembelajaran pada pendidikan anak usia dini merupakan proses interaksi antara anak, orangtua, dan orang dewasa lainnya dalam suatu lingkungan untuk mencapai tugas perkembangan. Standar tingkat pencapaian perkembanngan berisi kaidah pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini. Tingkat perkembangan yang dicapai merupakan aktualisasi potensi semua aspek perkembangan yang diharapkan dapat dicapai anak pada setiap tahap perkembangannya, bukan merupakan suatu tingkat pencapaian perkembanngan akademik. Pembelajaran akan menjadi pengalaman yang bermakna bagi anak jika anak dapat melakukan sesuatu dengan lingkungannya. Dalam hal ini dapat dikatakan pembelajaran merupakan kesempatan bagi anak untuk mengkreasi dan memanipulasi objek atau ide Sofia Hartati, 2005: 29. Hakekatnya anak belajar sambil bermain. Bermain memberikan kesempatan pada anak untuk berinteraksi dengan teman dan lingkungannya merupakan hal yang diutamakan. Selain itu, anak merupakan individu yang unik, sehigga minat anak juga perlu diperhatikan melalui kegiatan pembelajaran. Kaitannya dengan tugas perkembangan dalam proses pembelajaran maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan menurut Sofia Hartati 2005: 30, antara lain: anak merasa aman secara psikologis serta 42 kebutuhan fisiknya terpenuhi, anak dapat mengkonstruksi pengetahuan, anak belajar melalui interaksi sosial dengan teman-temannya dan orang dewasa, anak dapat bereksplorasi, anak belajar melalui bermain, minat dan kebutuhan anak untuk mengetahui terpenuhi, dan keunikan anak diperhatikan. Ajaran Islam secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu, akidah, ibadah dan akhlak. Oleh karena itu pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang diberikan kepada anak harus meliputi pendidikan akidah, pendidikan akhlak dan pendidikan ibadah, Mansur, 2009: 115-116. Pada Taman Kanak- kanak Aisyiyah Bustanul Athfal Pendidikan Agama Islam mengenalkan kepada anak tentang akidah, akhlak, ibadah dan kemuhammadiyahan serta keaisyiyahan yang terangkum dalam program tahunan pengembangan indikator dan kurikulum 2010. Pembelajaran ini diterapkan kepada anak usia dini sesuai dengan karakteristik anak, dimana anak belajar sambil bermain dengan menggunakan metode-metode pembelajaran yang bervariasi. Pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan program dan rencana yang telah dibuat agar anak dapat mencapai perkembangannya dengan maksimal. Guru sebagai fasilitator, harus menyiapkan sarana dan prasarana yang mendukung agar tujuan pembelajaran tercapai. Oleh karena itu dalam penerapan Pendidikan Agama Islam juga harus menyenangkan. Dimana anak tidak hanya mendengarkan guru ceramah dan melaksanakan apa yang diperintahkannya. Tetapi harus lebih inovatif agar penyampaian pembelajaran dapat diterima anak dengan mudah. Oleh karena itu ada metode pengajaran di Taman Kanak-kanak. Metode merupakan cara yang dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan kegiatan. Dalam hal ini ada beberapa metode yang digunakan untuk menerapkan pembelajaran 43 Pendiidikan Agama Islam pada anak usia 4-6 tahun, yaitu metode karya wisata, bercakap-cakap, demonstrasi, proyek, bercerita, bernyanyi dan pemberian tugas yang dalam pelaksanaannya memperhatikan karakteristik perkembangan anak.

E. Karakteristik Perkembanngan Anak Usia 4-6 Tahun

1. Karakteristik Perkembangan Nilai-Nilai Agama dan Moral Anak Usia 4-6

Tahun Menurut Soetjiningsih 1995: 1, perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dengan pola yang teratur, sebagai hasil dari proses pematangan. Disini termasuk diferensiasi sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang sehingga dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual, tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya. Pola tingkah laku dan perkembangan anak secara otomatis sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangan motoriknya. Anak berkembanag sesuai dengan waktu alaminya, oleh karena itu stimulasi penting diberikan pada masa perkembangan anak. Dalam PAUD terdapat tugas perkembangan yang harus di lakukan anak dalam pembelajaran. Tugas perkembangan meliputi berbagai karakteristik perilaku pada masing-masing dimensi aspek perkembangan. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa perkembangan anak usia TK meliputi aspek kognitif, bahasa, fisik motorik, sosial emosinal dan Nilai-nilai moral dan agama. Dalam kajian ini hanya akan menjelaskan tentang perkembangan nilai moral dan agama anak.