40 2.
Metode role playing Metode role playing merupakan kegiatan belajar dimana siswa belajar
cara penguasaan materi melalui memainkan peran-peran yang nyata dalam kehidupan secara berkelompok. Siswa dikenalkan pada situasi atau peranan
tertentu dalam kehidupan, kemudian siswa membentuk kelompok partisipan, siswa bersama guru saling mengatur skenario bermain peran. Selanjutnya
sebagian siswa bertugas sebagai pengamat untuk mengamati proses bermain peran yang dilakukan temannya. Selanjutnya siswa saling berdikusi dan
mengevaluasi dengan konsep peranan dalam kehidupan nyata, dan saling berbagi pengalaman untuk mendapatkan kesimpulan.
H. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan
Beberapa hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah: 1.
Penelitian yang dilakukan oleh Anita Cahyani dalam skripsinya yang berjudul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V SDN II Tegalrejo
Purwantoro Wonogiri Melalui Model Role Playing ”, menyatakan bahwa hasil
penelitian menunjukkan dengan diterapkannya model role playing kualitas proses pembelajaran menjadi meningkat, terbukti siswa menjadi lebih aktif,
komunikatif, dan suasana kelas menjadi lebih menyenangkan.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Dewi Riyanti dalam skripsinya yang berjudul
“Peningkatan Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran Pemeliharaan Bahan Tekstil Dengan Metode Pembelajaran Tipe Team Asisted Individualization Di
SMK N 6 Yogyakarta ” menyatakan hasil penelitian menunjukkan bahwa
metode Team Asisted Individualization dapat meningkatkan aktiviatas belajar
41 pada siswa kelas X Busana Batik 2. Penerapan metode Team Asisted
Individualization juga meningkatkan pencapaian kompetensi siswa dalam
materi pemeliharaan bahan tekstil.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Rohmawati Restu Nurjanah dalam skripsinya
yang berjudul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V SDN Kerdonmiri I Rongkop Gunungkidul Melalui Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Numbered Heads Together NHT” menyatakan hasil penelitian
menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar IPS siswa. Peningkatan dapat dilihat dari ranah kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Untuk ranah
kognitif mencapai KKM pada siklus I sebesar 71, dan pada siklus II mengalami peningkatan 100. Untuk ranah psikomotorik siswa mempunyai
keterampilan kerja sama yang cenderung meningkat.
42
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian tindakan kelas PTK. Penelitian tindakan kelas berasal dari istilah bahasa Inggris Classroom Action Research
CAR, yang berarti penelitian tindakan action research yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelas Wijaya Kusumah Dedi Dwitagama, 2010: 9. Pada
prinsipnya PTK dimaksudkan untuk mengatasi permasalahan yang terdapat di dalam kelas.
Menurut Kemmis dan McTagart dalam Sukardi 2013: 3 “action research
is, the way groups of people can organize the condition under which they can learn from their own experiences and make their experiences accessible to
others ”. Penelitian tindakan adalah cara suatu kelompok atau seseorang dalam
mengorganisasi sebuah kondisi di mana mereka dapat mempelajari pengalaman mereka dan membuat pengalaman mereka dapat diakses orang lain.
Berdasar pengertian di atas maka penelitian tindakan kelas adalah
penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan cara merencanakan, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif
dan partisipatif dengan tujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat. Penelitian dilakukan secara kolaboratif dan
partisipatif artinya dilakukan bersama-sama dengan orang lain mulai dari kegiatan perencanaan sampai dengan refleksi. Guru bertindak sebagai pelaku