Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
4 berlangsung. Kondisi pembelajaran yang dilakukan oleh guru kurang merangsang
partisipasi belajar siswa. Hal ini dapat diamati dari aktivitas siswa yang ramai sendiri ketika guru menjelaskan materi di depan kelas, siswa mengobrol dengan
teman sebangku, dan siswa sibuk dengan aktivitas lain selama pembelajaran. Pada saat guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan
pendapatnya, banyak siswa yang diam. Ketika guru bertanya kepada siswa, hanya ada beberapa siswa yang menjawab atau memberikan tanggapan, hal ini
menunjukkan kurangnya respons yang diberikan siswa terhadap pembelajaran IPS yang sedang berlangsung.
Selama mengamati proses pembelajaran di kelas V SD Negeri Playen III, guru berfokus menggunakan buku paket text book sebagai sumber utama belajar
bagi siswa selama pembelajaran IPS. Ketika guru memulai pembelajaran siswa diminta untuk membaca dan mempelajari materi dari buku paket IPS masing-
masing siswa. Setelah itu guru menjelaskan di depan kelas dan siswa menyimak sambil mendengarkan informasi atau pengetahuan yang diberikan guru. Hal ini
menjadikan kondisi pembelajaran menjadi tidak proposional, guru aktif tetapi sebaliknya siswa menjadi pasif. Interaksi dalam proses pembelajaran lebih bersifat
satu arah karena belum adanya hubungan timbal balik antara guru dan peserta didik.
Permasalahan lain yang muncul dalam pembelajaran IPS di SD Negeri Playen III adalah suasana pembelajaran yang kurang menyenangkan bagi siswa.
Selama dua kali pertemuan guru lebih banyak menggunakan metode ceramah diselingi tanya jawab, hal ini menyebabkan siswa merasa cepat bosan dan kurang
5 memiliki partisipasi aktif untuk terlibat dalam proses belajar. Guru kurang optimal
dalam menerapkan berbagai metode pembelajaran selama pembelajaran IPS sehingga siswa belum begitu berperan serta untuk ikut berpartisipasi selama
proses pembelajaran. Guru sebagai pemegang kendali dalam kelas tentunya memiliki pemikiran
dan tindakan yang nyata untuk meningkatkan partisipasi belajar siswa. Dengan adanya keterlibatan siswa secara langsung selama pembelajaran IPS diharapkan
pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa, proses belajar tidak hanya sekedar transfer konsep saja atau hafalan. Saat siswa memiliki aktivitas jasmani maka
aktivitas psikisnya akan tumbuh dengan sendirinya. Atas dasar kondisi pembelajaran IPS di kelas V SD Negeri Playen III yang menunjukkan masih
kurangnya partisipasi belajar siswa selama proses pembelajaran IPS maka diperlukan suatu usaha untuk meningkatkan partisipasi belajar dalam
pembelajaran IPS. Pemahaman dan pengetahuan guru tentang metode-metode pembelajaran
dapat digunakan sebagai usaha perbaikan sistem pembelajaran dalam pelajaran IPS. Salah satu metode yang dapat diterapkan dalam pembelajaran IPS adalah
metode role playing. Dengan menggunakan metode role playing siswa akan mampu ikut serta dalam proses pembelajaran, karena metode ini melibatkan siswa
untuk beraktivitas baik secara fisik maupun psikis. Ketika siswa bertanya atau mengungkapkan pendapatnya, itu berarti siswa telah memiliki partisipasi belajar
di dalam proses pembelajaran. Apalagi selama proses pembelajaran siswa diajak untuk melakukan sesuatu, diajak untuk berdiskusi, meyimpulkan materi pelajaran,
6 mencatat atau meringkas, maka proses pembelajaran yang dilakukan telah
menekankan siswa sebagai subjek didik. Penggunaan metode role playing dapat dijadikan sebagai sarana dalam
meningkatkan partisipasi belajar dalam pembelajaran IPS. Hal ini dikarenakan partisipasi belajar menekankan pada kesadaran peserta didik untuk ikut berperan
serta dalam proses pembelajaran sehingga peserta didik dapat mengembangkan segala potensi dan aspek perkembangannya, baik itu perkembangan fisik, bahasa,
emosi, dan sosial. Dengan menggunakan metode role playing ini semua siswa akan ikut
berpartisipasi secara aktif dalam proses pembelajaran. Peserta didik akan membutuhkan peserta didik lain untuk meniru perbuatan, reaksi dan menghasilkan
dunia seperti yang mereka lihat, sehingga akan terjalin suatu hubungan sosial di dalamnya. Alasan lain penggunaan metode role playing ini karena dapat
dipergunakan sebagai suatu metode untuk memecahkan suatu masalah-masalah sosial yang berkaitan dengan hubungan interpersonal.
Keuntungan lain yang didapat dengan menggunakan bermain peran diharapkan siswa dapat belajar mengenal berbagai peran dalam kehidupan nyata,
siswa dapat bertanggung jawab terhadap tugasnya, siswa dapat belajar untuk menerima pendapat atau masukan dari orang lain, siswa dapat memperhatikan
pendapat orang lain, mampu mengungkapkan pendapatnya dan memahami fakta mengenai nilai-nilai yang ada di masyarakat. Dengan demikian siswa akan
memiliki bekal yang bermanfaat pada saat terjun ke masyarakat kelak karena ia
7 akan mendapatkan diri dalam situasi di mana begitu banyak peran terjadi, seperti
dalam lingkungan keluarga, bertetangga, lingkungan sekolah, dan lain-lain. Pembelajaran dengan metode role playing menunjang kerja sama siswa
dalam bentuk kelompok. Hal ini sejalan dengan hakikat manusia sebagai makhluk sosial yang membutuhkan orang lain dalam kehidupannya. Ketika bermain peran,
peserta didik akan beraksi dan berinteraksi dengan peserta didik lainnya dalam bentuk permainan sosial, dimana siswa akan belajar memahami orang lain, saling
berhubungan, siswa akan belajar tentang nilai-nilai sosial yang ada dalam kehidupan.
Dengan menggunakan metode pembelajaran role playing diharapkan siswa dapat memiliki partisipasi belajar selama pembelajaran IPS. Dalam hal ini peneliti
mengambil judul
“Meningkatkan Partisipasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran
IPS Menggunakan Metode Role Playing Pada Siswa Kelas V SD Negeri Playen III”.