21 peserta didik dan menemukan kesepakatan bersama tentang ketepatan,
kekurangan, dan pengembangan peran-peran yang dialami atau diamati. Sehubungan dengan hal itu tujuan penggunaan teknik ini antara lain adalah untuk
mengenalkan peran-peran dalam dunia nyata kepada peserta didik. Tujuan dari penggunaan metode role playing atau bermain peran adalah
agar siswa mendapatkan pengalaman dan pengetahuan dari belajar dengan berbuat, belajar melalui peniruan, balikan dan pengulangan. Penggunaan metode
role playing memberi kesempatan pada siswa untuk melakukan sendiri kegiatan belajar baik fisik maupun psikis guna memperoleh pengetahuan dan pemahaman.
Siswa tidak hanya mendapatkan pengalaman dan pengetahuan dari guru atau buku paket, tetapi belajar melalui proses yang dilakukan setiap siswa baik secara
individu maupun kelompok. Siswa mampu belajar mengekspresikan pendapatnya, belajar memahami
perilaku orang lain, dan belajar memahami nilai-nilai dalam suatu hubungan sosial. Selain untuk membentuk pengalaman belajar siswa, metode role playing
mampu mengenalkan siswa kepada peran-peran yang ada di masyarakat.
4. Kelebihan Metode Role Playing
Oemar Hamalik 2001: 214 mengemukakan pada waktu dilaksanakannya bermain peran, siswa dapat bertindak dan mengekspresikan perasaan dan
pendapatnya tanpa kekhawatiran mendapat sanksi. Bermain peran memungkinkan para siswa mengidentifikasi situasi-situasi dunia nyata dan dengan ide-ide orang
lain.
22 Roestiyah 1998: 93 menguraikan bahwa keunggulan dari bermain peran
adalah: “Dengan teknik ini, siswa lebih tertarik perhatiannya pada pelajaran,
karena masalah-masalah sosial sangat berguna bagi mereka. Karena mereka bermain peranan sendiri, maka mudah memahami masalah-
masalah sosial itu. Bagi siswa dengan berperan seperti orang lain, maka dapat menempatkan diri seperti watak orang lain itu. Ia dapat merasakan
perasaan orang lain, dapat mengakui pendapat orang lain, sehingga menumbuhkan sikap saling pengertian, tenggang rasa, toleransi dan cinta
kasih terhadap sesama makhluk, akhirnya siswa dapat berperan dan menimbulkan diskusi yang hidup, karena merasa menghayati sendiri
permasalahannya. Juga penonton tidak pasif, tetapi aktif mengamati dan
mengajukan saran dan kritik.” Berdasarkan pendapat Sudjana 2005: 136 keunggulan metode role playing
adalah sebagai berikut: a.
Peran yang ditampilkan peserta didik dengan menarik akan segera mendapat perhatian dari peserta didik lainnya.
b. Teknik ini dapat digunakan baik dalam kelompok besar maupun
kelompok kecil. c.
Dapat membantu peserta didik untuk memahami pengalaman orang lain yang melakukan peran.
d. Dapat membantu peserta didik untuk menganalisis dan memahami
situasi serta memikirkan masalah yang terjadi dalam bermain peran. e.
Menumbuhkan rasa kemampuan dan kepercayaan diri peserta didik untuk berperan dalam menghadapi masalah.
Kelebihan dari metode bermain peran dapat membantu siswa untuk mengubah perilakunya dan sikap ketika berinteraksi dengan orang lain, hal ini
dikarenakan dalam bermain peran siswa akan tergabung dalam suatu kelompok sosial dengan siswa yang lainnya. Pada waktu bermain peran siswa dapat
mengungkapkan pendapatnya, siswa akan lebih berani untuk menanggapi atau memberi masukan kepada siswa lainnya, siswa lebih berani untuk saling berbagi
pengalaman, siswa dapat saling bekerja sama untuk mengatasi masalah dan menemukan solusinya dan siswa dapat memperoleh pengetahuan yang lebih
23 bermakna. Dan secara tidak langsung partisipasi belajar siswa juga dapat
meningkat. Sifat mau bekerja sama antar siswa lainnya dapat ditumbuhkan dan dibina dengan sebaik-baiknya, murid memperoleh kebiasaan untuk menerima dan
membagi tanggung jawab dengan sesamanya, siswa dapat mengembangkan hubungan interpersonal dengan siswa lainnya dan siswa dapat mengembangkan
kemampuan berkomunikasi baik secara lisan maupun tertulis.
C. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
1. Pengertian IPS
Istilah “Ilmu Pengetahuan Sosial”, disingkat IPS menurut Marsh Martorella Etin Solihatin Raharjo, 2009: 14 merupakan nama mata pelajaran
di tingkat sekolah dasar dan menengah atau nama program studi di perguruan tinggi yang identik dengan istilah “social studies” dalam kurikulum persekolahan
di negara lain, khususnya di negara-negara barat seperti Australia dan Amerika Serikat.
Berdasarkan pendapat Trianto 2010: 171 ilmu pengetahuan sosial merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial, seperti sosiologi,
sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum dan budaya. Ilmu Pengetahuan Sosial dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan satu
pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabang-cabang ilmu sosial. Pendapat Kosasih seperti yang dikutip Trianto 2010: 173 menjelaskan
bahwa ilmu pengetahuan sosial juga membahas hubungan antara manusia dengan lingkungannya. Lingkungan dimana anak didik tumbuh dan berkembang sebagai