1.8. Defenisi Operasional Variabel
Defenisi operasional berfungsi untuk memperjelas variabel-variabel dalam konsep operasional. Dengan kata lain, defenisi variabel operasional adalah suatu informasi ilmiah
yang sangat membantu peneliti lain yang ingin menggunakan variabel yang sama Singarimbun, 1995:46. Adapun yang menjadi defenisi operasional dalam penelitian ini
adalah: 1.
Komponen komunikasi antarpribadi antara konselor dan siswa terdiri dari: a.
Keterbukaan, yaitu sikap terbuka konselor dalam proses konseling individual antara konselor dengan siswai tunarungu.
b. Empati, yaitu kemampuan seorang konselor untuk mengenali siswai tunarungu
selama proses konseling. c.
Dukungan, yaitu dukungan konselor dalam proses konseling. d.
Rasa positif, yaitu adanya anggapan positif konselor terhadap siswai tunarungu. e.
Kesamaan, yaitu adanya kesamaan pandangan, sikap, ideologi, dan persepsi antara konselor terhadap siswai tunarungu.
2. Komponen konsep diri terdiri dari:
a. Terbuka pada pengalaman merupakan keadaan dimana siswai tunarungu mulai
mengenal unsur-unsur pengalamannya pada masa lampau yang mau tidak mau disadari karena terlalu mengancam atau merugikan struktur dirinya. Keadaan emosional itu
bisa berupa kecemasan. Ketakutan, kemarahan, misalnya kekalutan pikiran akan masa depan mendapat pekerjaan, keinginan untuk bisa mendengar lagi, masalah di dalam
keluarga, pelajaran di sekolah, masalah hubungan dengan teman sepergaulan baik di
Universitas Sumatera Utara
lingkungan rumah maupun di lingkungan sekolah, maupun masalah dengan guru dan sebagainya. Selain itu ia juga memiliki rencana hidup masa akan datang. Dia tahu
keputusan mana yang mungkin dapat dilaksanakan sesuai tujuan utama yang dia inginkan.
b. Tidak bersifat defensif merupakan sikap keterbukaan yang dimiliki siswai tunarungu
dimana ia dapat menerimanya dengan bebas sebagai bagian dari dirinya yang berubah dan berkembang secara realistis dan sebagaimana adanya. Sikap ini dimulai dengan
mengoreksi diri sendiri dan meniadakan sikap yang suka menyalahkan dunia luar, seperti orang tua, teman, keadaan yang tidak menguntungkan dan sebagainya.
c. Kesadaran yang cermat yaitu sikap percaya diri dan jujur yang terbentuk dalam diri
siswai tunarungu dimana dia menyadari kelebihan-kelebihan ataupun bakat-bakat yang dimilikinya, sehingga ia tidak sepenuhnya bergantung pada bantuan orang lain.
Dengan kata lain, dia menjadi mandiri dan menganggap dirinya cukup berarti dilingkungannya.
d. Penghargaan diri tanpa syarat yaitu keadaan dimana siswai tunarungu bebas
mengaktualisasikan dirinya untuk berkarya dan berprestasi serta mengembangkan sifat-sifat dan potensi-potensi psikologis yang unik sebagai manifestasi potensi yang
dimiliki. e.
Menjalin hubungan yang harmonis dengan orang lain yaitu sikap dimana siswai tunarungu mampu menghargai keberadaaan orang lain dengan segala kelebihan dan
kekurangannya masing-masing. Sehingga ia menganggap dirinya sederajat atau setara dengan orang lain. Sikap ini ditandai dengan adanya keinginan untuk bekerjasama dan
saling tenggang rasa dengan teman-temannya, guru pembimbing maupun terhadap warga lainnya disekitar lingkungan sekolah maupun lingkungan tempat tinggalnya.
Universitas Sumatera Utara
BAB II URAIAN TEORI
II.1. Komunikasi
Komunikasi apabila diaplikasikan dengan benar akan mampu mencegah dan memperbaiki hubungan sekaligus menciptakan suasana yang menyenangkan dan
menciptakan hubungan yang harmonis baik antarpribadi, antar kelompok, antar bangsa dan sebagainya, membina kesatuan dan persatuan umat manusia seluruh penghuni bumi yang
menghasilkan citra positif. Disinilah terlihat begitu pentingnya komunikasi dalam kehidupan sehari-hari, baik untuk melanjutkan hubungan maupun melepaskan hubungan.
Istilah komunikasi dalam bahasa inggris communication berasal dari kata Latin communication, dan bersumber dari kata communis yang artinya sama. Sama disini
dimaksudkan adalah sama makna. Jadi komunikasi dapat terjadi apabila terdapat kesamaan makna mengenai suatu pesan yang disampaikan oleh komunikator dan diterima oleh
komunikan Effendy, 2000:9. Menurut Goyer komunikasi adalah berbagai pengalaman, dapat diamati sebagai penelitian dimana respon penggerak dan penerima berhubungan secara
sistematis untuk referensi stimulus dalam Ardiyanto, 2007:19. Dalam pengertian ini komunikasi memberikan individu-individu untuk memahami dan merespon apa yang
disampaikan, jika penyampaian dipahami dan dimengerti, maka komunikasi berjalan dengan baik dan sehat.
Carl I. Hovland mendefenisikan komunikasi sebagai suatu proses dimana seseorang memindahkan perangsang yang biasanya berupa lambang kata-kata untuk mengubah tingkah
laku orang lain dalam Widjaja, 2000:26-27. Adapun pengertian komunikasi yang lain menurut Rogers bersama D. Lawrance Kincaid, 1981 mendefenisikan komunikasi sebagai
suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi
Universitas Sumatera Utara