Eksistensi atau keberadaan komunikasi non verbal akan dapat diamati ketika kita melakukan tindak komunikasi secara verbal, maupun pada saat bahasa verbal tidak
digunakan. Atau dengan kata lain, komunikasi non verbal akan selalu muncul dalam setiap tindakan komunikasi, disadari maupun tidak disadari. Keberadaan komunikasi non verbal ini
pada gilirannya akan membawa kepada cirinya yang lain yaitu bahwa kita dapat berkomunikasi secara non verbal, karena setiap orang mampu mengirim pesan secara non
verbal kepada orang lain tanpa menggunakan tanda-tanda verbal.
Karakteristik lain dari komunikasi non verbal adalah sifat ambiguitasnya, artinya ada banyak kemungkinan penafsiran terhadap setiap perilaku. Sifat ambigu atau mendua ini
sangat penting bagi penerima receiver untuk menguji setiap interpretasi sebelum sampai pada kesimpulan tentang makna dari suatu pesan non verbal. Karakteristik terakhir adalah
bahwa komunikasi non verbal terikat dalam suatu kultur, atau budaya tertentu. Artinya, perilaku-perilaku yang memiliki makna khusus dalam suatu budaya akan mengekspresikan
pesan-pesan yang berbeda dalam ikatan kultur yang lain dalam Sendjaja, 2005: 6.16-6.17.
II.4.2 Kategori Komunikasi Nonverbal
Kategori komunikasi non verbal yang dimaksud adalah beragam cara yang digunakan orang-orang yang berkomunikasi secara non verbal, yaitu vocalics, paralanguage, kinesic,
yang mencakup gerakan tubuh, lengan dan ekspresi wajah facial expressio, perilaku mata eye behaviour, lingkungan yang mencakup objek benda atau artefak, proxemics yang
merupakan ruang dan teritori pribadi, sentuhan haptics, penampilan fisik tubuh dan cara berpakaian, chronemics waktu dan bau olfactions.
Dalam tindakan komunikasi sehari-hari, kita lebih banyak mempunyai output dan input vocal dibandingkan dengan kata-kata yang kita ungkapkan secara lisan. Output dan input
vocal inilah yang kita sebut sebagai vocalist atau paralanguage. Contoh nyata dari kategori komunikasi non verbal ini adalah desah sighing, menjerit screaming, merintih groaning,
menelan swallowing, menguap yawning, disamping bentuk-bentuk seperti jeda, intonasi, dan penekanan dalam pembicaraan lisan.
Kategori lain dari komunikasi non verbal adalah kinesics. Ketika kita akan berkomunikasi dengan orang lain, ekspresi wajah kita akan selalu berubah tanpa melihat
apakah kita sedang berbicara atau mendengarkan. Bentuk lain dari kinesics adalah gerakan tangan, kaki dan kepala. Orang-orang yang terlibat dalam tindak komunikasi sering
menggerakkan kepala dan tangannya selama interaksi berlangsung. Beberapa dari gerakan kepala dan tangan tersebut dilakukan secara sadar dan beberapa lainnya dilaksanakan secara
tidak sengaja, namun semuanya memiliki makna.
Gerakan tangan cenderung digunakan paling banyak oleh orang yang sedang berbicara, sedangkan pendengar cenderung menggunakan gerakan kepala. Gerakan kepala yang paling
umum digunakan oleh orang-orang yang sedang mendengar adalah anggukan dan gelengan kepala. Gerakan kepala yang lain adalah dengan mengernyitkan atau mengerutkan dahi.
Gerakan ini bermakna bahwa orang yang sedang mendengarkan memberikan umpan balik feedback kepada pembicara dalam Sendjaja, 2005:6.17.
Universitas Sumatera Utara
II.5. Teori Interaksi Simbolik