Fungsi Agama Institusi di Bidang Agama 1. Pengertian Agama

anggota suatu gereja atau persekutuan doa tertentu atau warga suatu pesantren atau kelompok pengajian tertentu. Pengalaman keagamaan pun merupakan suatu unsur dasar agama. Tiap agama mengenal berbagai bentuk pengalaman keagamaan yang dialami penganut agama secara pribadi. Pada agama Islam, misalnya, dikenal panggilan Allah s.w.t. untuk menunaikan ibadah haji yang dihayati oleh seseorang; pada agama Katholik dikenal panggilan Tuhan kepada seseorang untuk menjadi rohaniwan atau rohaniwati.

2.4.2. Fungsi Agama

Apa fungsi agama? Dalam bahasannya mengenai hal ini, Horton dan Hunt 1984:271-272 membedakan antara fungsi manifes dan fungsi laten. Menurut mereka fungsi manifes agama berkaitan dengan segi doktrin, ritual, dan aturan perilaku dalam agama. Namun yang juga penting diketahui adalah fungsi laten agama. Dalam kaitan ini Durkheim terkenal karena pandangannya bahwa agama mempunyai fungsi positif bagi integrasi masyarakat, baik pada tingkat mikro maupun makro. Pada tingkat mikro, menurut Durkheim, fungsi agama adalah: ... to make us act, to aid us to live. The believer who has communicated with his god is not merely a man who sees new thruth of which the unbeliever is ignorant; he is a man who is stronger Durkheim, 1966:464. Di sini nampak bahwa menurut Durkheim melalui komunikasi dengan Tuhannya orang yang beriman bukan hanya mengetahui kebenaran yang tidak diketahui orang kafir tetapi juga menjadi seseorang yang lebih kuat, sehingga menurutnya fungsi agama ialah untuk menggerakkan kita dan membantu kita untuk hidup. Di segi makro agama pun menjalankan fungsi positif karena memenuhi keperluan masyarakat untuk secara berkala menegakkan dan Universitas Sumatera Utara memperkuat perasaan dan ide kolektif yang menjadi cirri dan inti persatuan masyarakat tersebut. Melalui upacara agama yang dilakukan secara berjemaah maka persatuan dan kebersamaan umat dipupuk dan dibina. Ada ahli sosiologi yang mengemukakan bahwa agama mempunyai disfungsi pula. Dikemukakan bahwa pertentangan yang membahayakan keutuhan masyarakat tidak jarang bersumber pada faktor agama. Konflik antara kaum Katholik dan kaum Protestan di irlandia Utara, antara kaum Sikh dan kaum Hindu di Negara Bagian Punjab, antara kaum Muslim dan kaum hindu di Ayodhya, antara orang Palestina yang beragama Islam dan orang Israel yang beragama Yahudi, antara kaum Muslim dan kaum Kristen di Nagorno-Karabach dan antara kaum shiah dan kaum Sunni di Irak dan Pakistan menunjukkan bahwa adanya agama berlainan atau aliran berbeda dalam agama yang sama dalam satu masyarakat dapat membahayakan masyarakat. Dalam masyarakat kita sendiri telah kita lihat, misalnya, bahwa pertentangan berkepanjangan antara dalam pucuk pimpinan organisasi Huria Kristen Batak Protestan HKBP telah mengakibatkan pemisahan diri oleh sejumlah fraksi anggota dan campur tangan satu pihak keamanan dalam urusan internnya, dan bahwa faktor perbedaan agama merupakan salah satu penyebab bentrok berdarah antara kelompok penganut agama Islam dan Kristen di Ambon dan daerah lain di Propinsi Maluku.

2.4.3. Agama dan Perubahan Sosial

Dokumen yang terkait

Adaptasi dan Analisis Nyanyian Jemaat Gereja HKBP (Huria Kristen Batak Protestan): Studi Kasus pada Lagu “Las Rohangku Lao Mamuji”

11 172 203

Pola Interaksi Sosial Tuna Rungu Wicara ( Studi Deskriptif Di UPTD Pelayanan Sosial Tuna Rungu Wicara Dan Lansia Pematangsiantar )

26 167 91

Pola Interaksi Internal Masyarakat Pemukiman Kumuh (Studi deskriptif: Jl. Juanda Kelurahan Jati Kecamatan Medan Maimun)

8 103 119

Pola Interaksi Masyarakat Pendatang Dengan Masyarakat Lokal Studi Tentang Interaksi Sosial Etnis Tionghoa Dan Etnis Karo Di Desa Lama Kecamatan Pancurbatu, Kabupaten Deli Serdang

26 200 137

Perkembangan Gereja HKBP Ressort Balige Distrik XI Toba Hasundutan Tahun 1954-1981

6 144 84

Komunikasi Antar Budaya dan interaksi Antar Etnis (Studi Korelasional Mengenai Pengaruh Komunikasi Antar Budaya Dalam Menciptakan Interaski Antar Etnis di Kalangan Mahasiswa Asing USU).

6 60 140

Pola Interaksi Sosial Siswa-Siswi Berbeda Agama : Studi Analisa Deskriptif di Yayasan Perguruan Raksana SMA Swasta Raksana Medan

3 61 93

Potensi Konflik Laten Antara Penganut Aliran Kristiani Gereja “Konvensional” dengan Gereja “Kharismatik” (Studi pada gereja HKBP dengan GBI di kota Kabanjahe Kabupaten Karo)

5 61 95

Pengaruh Gereja Terhadap Pilihan Politik Jemaat (Studi Kasus :Gereja HKBP di Kota Medan pada Pemilihan Presiden Tahun 2014)

1 15 133

Pengaruh Gereja Terhadap Pilihan Politik Jemaat (Studi Kasus :Gereja HKBP di Kota Medan pada Pemilihan Presiden Tahun 2014)

0 0 14