Indische Partij Perhimpunan Indonesia

222 Jong Java 1918, Jong Minahasa 1918, Jong Sumatranen Bond 1918, Jong Ambon 1920, Kaum Betawi 1923, dan lain sebagainya. Pada perkembangan berikutnya ada di antara organisasi pemuda tersebut yang berkembang pada pergerakan politik, seperti Jong Java yang berkeinginan menghimpun pelajar-pelajar Indonesia dalam membentuk kesatuan Indonesia. Organisasi-organisasi pemuda tersebut mengadakan Kongres Pemuda I pada bulan Mei 1926 dengan tujuan untuk menyatukan organisasi-organisasi pemuda itu. Pada Kongres Pemuda II, rasa penyatuan itu semakin jelas dengan dikeluarkan ikrar. Ikrar atau sumpah para pemuda yang dibacakan pada tanggal 28 Oktober 1928 dengan nama Sumpah Pemuda, isinya tiga sendi persatuan Indonesia yaitu: Pertama : Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia. Kedua : Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia. Ketiga : Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan bahasa Indonesia. Dalam kongres inilah untuk pertama kalinya dikumandangkan lagu Indonesia Raya ciptaan Wage Rudolf Supratman dan dikibarkan bendera merah putih sebagai bendera pusaka. Peristiwa Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928 ini merupakan puncak pergerakan nasional. Sehingga sampai sekarang setiap tanggal 28 Oktober dinyatakan dan diperingati sebagai Hari Sumpah Pemuda.

3. Organisasi dalam bidang politik

a. Indische Partij

Pada tanggal 12 Desember 1912, Indische Partij didirikan di Bandung oleh yaitu Dr. E.F.E. Douwes Dekker, Suwardi Suryaningrat, dan dr. Cipto Mangunkusumo ketiga tokoh ini dikenal dengan sebutan Tiga Serangkai. Tiga tokoh tersebut terkenal dengan tokoh radikal, Douwes Dekker terkenal dengan kritikan-kritikan terhadap pemerintah kolonial Belanda lewat surat kabar yang dipimpinnya yaitu De Express. Suwardi Suryaningrat dan Cipto Mangunkusumo adalah mantan anggota Budi Utomo yang keluar karena Budi Utomo dikuasai oleh para priyayi yang loyal pada pemerintah Belanda. Mereka selalu melayangkan slogan-slogan Indie Los van Holland Indonesia bebas dari Belanda dan Indie vor Indiers Indonesia untuk orang Indonesia. Sifat nasonalisme Indonesia sangat kental mewarnai gerak organisasi ini, sifat keanggotaan yang terbuka memungkinkan organisasi ini dapat dimasuki oleh orang-orang dari golongan, suku, agama yang berbeda. Namun, Indische Partij tidak berumur panjang, sebab pada tahun 1923 organisasi ini dibubarkan. Di unduh dari : Bukupaket.com 223 Pembubaran organisasi ini dipicu oleh tulisan Indische Partij yang mengkritik perayaan kemerdekaan Belanda dari Spanyol di negeri jajahan yang belum merdeka, yaitu Indonesia. Gambar 7.9 Pendiri Indische Partij Douwes Dekker, Cipto Mangunkusumo, dan Suwardi Suryaningrat Sumber: Muhammad Yamin, Lukisan Sejarah, halaman 31

b. Perhimpunan Indonesia

Perhimpunan Indonesia pada awalnya merupakan organisasi yang pada mulanya bernama Indische Vereeniging yang didirikan oleh mahasiswa Indonesia di Jakarta pada tanggal 22 Desember 1908. Kemudian pada tahun 1923 Indische Vereeniging mengeluarkan semacam keterangan asas yaitu Indonesia merdeka yang lepas dari penjajahan. Untuk mempersiapkannya harus ada usaha untuk membangun tenaga nasional. Dalam membangun tenaga nasional itu, rakyat Indonesia tidak boleh bekerja sama dengan pemerintah Belanda. Sejak saat itulah Indische Vereeniging yang dipimpin oleh Iwa Kusumasoemantri bergerak dan memasuki dunia politik. Pada tahun 1922 Indische Vereeniging diganti menjadi Indonesische Vereeniging dan kegiatannya pun menjadi bersifat politik dengan tiga asas pokok, yaitu: 1 Indonesia harus menentukan nasibnya sendiri; 2 Bangsa Indonesia harus mengandalkan kekuatan dan kemampuan sendiri; 3 Untuk melawan Belanda, bangsa Indonesia harus bersatu. Dengan demikian, pada intinya asas Indische Vereeniging akan tercapai bila seluruh orang Indonesia bersatu. Pada tahun 1925, Indische Vereeniging merubah namanya menjadi Perhimpunan Indonesia. Kegiatan Perhimpunan Indonesia semakin meningkat Di unduh dari : Bukupaket.com 224 pada tahun 1925 dengan adanya a as atau dasar yang baru, yaitu dengan bersatunya bangsa Indonesia dan menghilangkan pertentangan antargolongan maka penjajah dapat dikalahkan. Untuk mencapai tujuan perlu dibentuk masa aksi nasional yang berdasarkan atas kemampuan masyarakat Indonesia dalam perjuangan kemerdekaan. Akibat kegiatan Perhimpunan Indonesia di dunia Internasional menimbulkan kemarahan dari pihak Belanda, sehingga pada tanggal 10 Juli 1927 empat orang anggotanya yaitu Mohammad Hatta, Nazir Pamuncak, Abdulmajid Djojodiningrat, dan Ali Sastroamidjojo ditangkap. Kemudian disidang di pengadilan di kota Den Haag pada tanggal 22 Maret 1928. Karena tidak terbukti bersalah, mereka dibebaskan.

c. Partai Komunis Indonesia PKI