225 Hindia-Belanda dapat dengan mudah memadamkan pemberontakan-
pemberontakan yang dilakukan oleh PKI. Untuk menghambat gerak langkah PKI maka Pemerintah Kolonial Belanda
melakukan penumpasan secara besar-besaran, di antaranya menangkap para pemimpin PKI, lalu dibuang ke Boren Digul, Irian Jaya Papua. Diperkirakan
ada 13.000 orang yang ditangkap pemerintah kolonial Belanda, diantaranya 4500 orang dihukum dan 1300 orang dibuang ke Digul. Selanjutnya PKI
dinyatakan sebagai organisasi terlarang.
Akibat pemberontakan yang dilakukan oleh PKI membawa dampak negatif bagi organisasi-organisasi pergerakan nasional lainnya, yaitu Pemerintah Kolonial
Belanda melakukan pengawasan yang ketat terhadap setiap gerak langkah organisasi yang ada. Dengan demikian, pergerakan nasional mengalami
kemunduran.
d. Partai Nasional Indonesia PNI
Partai Nasional Indonesia PNI didirikan oleh Ir. Soekarno pada tanggal 4 Juli 1927 di Bandung. Sebagai dampak dari gagalnya pemberontakan yang
dilakukan oleh PKI, maka para pemimpin PNI sangat berhati-hati dalam melangkah dan bersikap, demi keamanan organisasi yang baru berdiri ini.
Partai Nasional Indonesia didirikan dengan asas selfhelp, nonkooperatif, dan marhaenisme. Beberapa point tujuan PNI adalah sebagai berikut:
1 Mencapai kemerdekaan sehingga harus dibangun semangat kebangsaan
yang dipadukan menjadi kekuatan nasional. Semangat kebangsaan itu harus ditumbuhkan dengan kesadaran
untuk menimbulkan kemauan nasional untuk merdeka.
2 Harus ada upaya untuk melawan
imperalisme karena imperalisme Belanda telah menjadikan Indonesia sebagai sapi
perahan untuk kepentingan kemajuan perekonomian mereka.
3 Untuk menggalang kekuatan dan kerja
sama di antara organisasi-organisasi yang telah ada, maka pada tanggal 17 18
Desember 1927, PNI memprakarsai rapat di kota Bandung yang berhasil
menggalang kemufakatan dengan Partai Sarekat Islam, Budi Utomo, Paguyuban Pasundan, Sumantren Bond,
Kaum Betawi, dan Algemeene Stidie Club dalam wadah Permufakatan Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia PPPKI.
Gambar 7.11 Ir. Soekarno
Sumber: Ensiklopedi Indonesia Jilid 6, halaman 3239
Di unduh dari : Bukupaket.com
226 Selanjutnya PNI mengadakan kongres pertama pada tanggal 27 30
Mei 1927 di Surabaya yang berhasil menyusun program kerja yang meliputi bidang politik untuk mencapai Indonesia merdeka, bidang ekonomi untuk
mencapai perekonomian nasional, dan bidang sosial untuk memajukan pendidikan nasional. Pada tanggal 18 20 Mei 1929, diadakan kongres kedua di Jakarta.
Pola perjuangan PNI yang khas adalah pola perjuangan yang bersifat agitasi Politik. Soekarno sering mengumpulkan massa dan berpidato di depannya.
Oleh sebab itulah pada tanggal 29 Desember 1929, Pemerintah Hindia Belanda menangkap empat orang tokoh PNI yaitu Ir. Soekarno, R. Gatot Mangkoepraja,
Maskeon Soemadiredja,
dan Soepriadinata. Pada sidang pemeriksaan di pengadilan Bandung, Ir. Soekarno melakukan pembelaan yang berjudul Indonesia
Menggugat.
Gambar 7.12 Ir. Soekarno berfoto bersama dengan tokoh-tokoh pergerakan nasional
lainnya di depan sidang pengadilan kolonial Bandung pada tahun 1929
Sumber: Lukisan Sejarah, halaman 32
Pada tanggal 25 April 1931, PNI dibubarkan. Pembubaran ini menimbulkan perpecahan dikalangan pendukung PNI. Akibatnya PNI pecah menjadi dua
yaitu Partai Indonesia Partindo di bawah pimpinan Mr. Sartono dan Partai Nasional Indonesia PNI Baru
di bawah pimpinan Drs. Moh. Hatta.
e. Fraksi Nasional