Kerajaan Malaka KEHIDUPAN KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA 1.

106 Berikut ini urutan raja-raja yang memerintah di Samudera Pasai, yaitu sebagai berikut. 1. Sultan Malik al-Saleh; 2. Sultan Malikul Zahir; 3. Sultan Muhammad; 4. Sultan Ahmad Malikul Zahir Sultan al-Malik Jamaluddin; 5. Sultan Zainal Abidin; 6. Sultan Bahiah.

2. Kerajaan Malaka

Gambar 4.2 Peta wilayah Kerajaan Malaka Sumber: Chalid Latif, 2000, Atlas Sejarah Indonesia dan Dunia, halaman 20 Kerajaan Malaka sekarang termasuk wilayah negara Malaysia, tetapi karena Malaka memainkan peranan penting dalam pertumbuhan kerajaan- kerajaan Islam di Indonesia maka kerajaan Malaka perlu dibahas dalam sejarah Islam di Indonesia. Pertumbuhan Kerajaan Malaka dipengaruhi oleh ramainya perdagangan internasional Samudera Hindia. Pelabuhan Malaka sebelumnya tidak memiliki kekuasaan politik, kecuali sebagai tempat persinggahan para pedagang dari berbagai bangsa, terutama pedagang yang beragama Islam. Tidak diketahui dengan pasti bagaimana awal berdirinya Kerajaan Malaka ini. Menurut beberapa versi, kerajaan ini didirikan oleh seorang pangeran Wilayah kekuasaan kerajaan Malaka Di unduh dari : Bukupaket.com 107 dari Palembang bernama Parameswara yang lari ke Malaka ketika terjadi serangan dari Majapahit. Ia mendirikan kerajaan Malaka sekitar tahun 1400. Pada mulanya, Parameswara adalah seorang raja yang beragama Hindu. Setelah memeluk Islam, dia mengganti namanya dengan nama Islam, Muhammad Syah 1400-1414 . Raja pertama ini kemudian digantikan oleh Sultan Iskandar Syah 1414-1424. Selanjutnya raja-raja yang berkuasa di Malaka adalah Sultan Muzaffar Syah 1424-1444, Sultan Mansur Syah 1444-1477, dan Sultan Mahmud Syah 1477-1511. Kerajaan Malaka memiliki peran yang sangat besar di bidang perdagangan. Perdagangan menjadi sumber utama penghasilan Kerajaan Malaka. Terdapat beberapa ciri mengenai perdagangan di Malaka. 1 Raja dan pejabat tinggi kerajaan terlibat dalam kegiatan dagang. Mereka memiliki kapal, nakhoda, dan awak kapal yang bekerja kepadanya. Selain itu, mereka juga menanamkan modalnya kepada perusahaan pelayaran. 2 Pajak bea cukai yang dikenakan terhadap setiap barang dibedakan atas asal barang. Barang yang berasal dari Asia Barat, seperti India, Persia, Arab, dan lain-lain, dikenakan bea sebesar 6. Sedangkan barang- barang dari Asia Timur, termasuk pedagang dari kepulauan Nusantara tidak dikenakan bea cukai, namun mereka harus memberikan upeti kepada raja dan para pembesar pelabuhan. 3 Perdagangan dijalankan dalam dua jenis. Pertama, pedagang memasukkan modal dalam bentuk barang dagangan yang diangkut dengan kapal untuk dijual ke negeri lain. Kedua, pedagang menitipkan barang atau meminjamkan uang kepada nakhoda yang akan membagi keuntungannya dengan pedagang pemberi modal. 4 Kerajaan mengeluarkan berbagai undang-undang yang mengatur perdagangan di Kerajaan Malaka, agar perdagangan berjalan lancar. Kerajaan ini mengalami keruntuhan setelah Malaka dikuasai oleh Portugis di bawah pimpinan Alfonso d’Albuquerque, pada tahun 1511. Dengan demikian, kekuasaan politik Kerajaan Malaka hanya berlangsung kurang lebih satu abad.

3. Kerajaan Aceh