1. Sel SiHa
Tabel II. Data prosentase kematian sel SiHa diinkubasi selama 24 jam dengan 6 seri konsentrasi pada FP
20
, FP
40
, FP
60
, dan FP
80
umbi teki
Respon kematian sel SiHa No.
sumuran Kadar fraksi
protein umbi teki μgml
FP
20
FP
40
FP
60
FP
80
1 4000
95,59 104,06
90,47 88,46
2 2000
82,40 95,54
74,96 78,52
3 1000
72,04 82,14
74,45 66,23
4 500
64,83 71,84
61,07 61,13
5 250
60,01 63,83
56,92 61,10
6 125
59,62 57,45
57,928 59,81
20 40
60 80
100 120
500 1000
1500 2000
2500 3000
3500 4000
4500
kadar fraksi protein umbi Teki μgml
ke mat
ian sel
S iH
a
FP 20 FP 40
FP 60 FP 80
Gambar 11. Grafik prosentase kematian sel SiHa diinkubasi selama 24 jam dengan 6 seri konsentrasi pada FP
20
, FP
40
, FP
60
, dan FP
80
umbi teki
Dari hasil uji sitotoksisitas menunjukkan bahwa menurunnya kadar protein yang diberikan pada sel SiHa, prosentase kematian pada tiap fraksi protein
juga semakin menurun maka dapat dikatakan prosentase kematian sel SiHa berbanding lurus dengan kadar fraksi protein umbi teki. Pada kadar protein
tertinggi yakni 4000 μgml, FP
40
mempunyai prosentase kematian tertinggi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kemudian diikuti oleh FP
20
, FP
60
, dan FP
80
Tabel II. Hal ini berarti FP
40
mempunyai efek sitotoksisitas paling tinggi terhadap sel SiHa dibanding FP lainnya. Kemungkinan protein yang bersifat sitotoksik terendapkan lebih banyak
pada FP
40
sehingga menyebabkan kematian sel lebih besar. Namun pada penelitian ini belum dapat diketahui jenis protein yang bekerja memberikan efek
sitotoksik.
Gambar 12. Foto sel SiHa pada kontrol
a b
Gambar 13. Foto sel SiHa perlakuan fraksi protein umbi teki FP
40
a kadar 4000 μgml b kadar 500 μgml
Morfologi sel SiHa yang masih hidup dan yang sudah mati dapat dibedakan. Pada kontrol medium + sel, sel SiHa banyak yang hidup terlihat
seperti sel berbentuk bulat, sebagian ada yang memanjang, cerah, rapat dan saling menempel satu sama lain dan menempel pada flask Gambar 12 karena sel SiHa
dapat berproliferasi dengan baik. Dengan adanya variasi kadar fraksi protein yang diberikan, tampak sel SiHa yang mati ditunjukkan dengan titik hitam ditengah sel,
mengkerut, selnya jarang-jarang dan ukurannya lebih kecil. Hal ini menunjukkan adanya penghambatan proliferasi dari sel SiHa dimana variasi kadar protein
berkorelasi dengan kematian sel. Pada kadar 500 µgml jumlah sel SiHa hidup yang terhitung lebih banyak dibanding pada kadar 4000 µgml Gambar 13. Hal
ini berarti ada kecenderungan semakin besar kadar fraksi proteinnya, maka kematian sel juga semakin besar.
2. Sel Vero
Tabel III. Data prosentase kematian sel Vero diinkubasi selama 24 jam dengan 6 seri konsentrasi pada FP
20
, FP
40
, FP
60
, dan FP
80
umbi teki
Respon kematian sel Vero No.
sumuran Kadar fraksi
protein umbi teki μgml
FP
20
FP
40
FP
60
FP
80
1 4000
96,57 111,06
100,30 95,01
2 2000
87,94 90,44
92,21 91,76
3 1000
91,23 87,22
82,92 81,18
4 500
74,45 78,52
77,02 76,87
5 250
70,09 71,31
75,28 74,15
6 125
71,16 70,52
73,17 76,11