2. Pengumpulan umbi teki
Umbi teki yang digunakan diambil dari Bandelan, Sumberarum, Moyudan, Sleman tepi Sungai Progo, pada bulan Juli 2006.
3. Sterilisasi alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini harus disterilkan terlebih dahulu untuk mencegah terjadinya kontaminasi. Alat-alat dicuci bersih dengan
sabun dan dikeringkan, setelah itu dibungkus dengan alumunium foil dan disterilkan dalam autoklaf selama 15 menit pada suhu 121
C Anonim, 1995.
4. Pembuatan medium pencuci dan medium penumbuh
a. Pembuatan medium pencuci RPMI 1640 dilarutkan dalam aquabidest kurang lebih 80 ml, ditambah 2,3 g
natrium bikarbonat, 2 g Hepes, diencerkan sampai 100 ml, pH dibuat 7,2, lalu disterilkan dengan filter berdiameter 0,22
μm. Medium disimpan dalam almari es pada suhu 4
o
C Freshney, 1986; Jacoby dan Pastan, 1979; Sambrook et al., 1989. b. Pembuatan medium kultur RPMI 1640-serum
Untuk medium RPMI 1640-serum, ditambahkan FBS 10, penisilin- streptomisin 1 dan fungison 0,5 dalam medium RPMI 1640 dan disterilkan
dengan filter berdiameter 0,22 μm. Media disimpan dalam almari es pada suhu
4
o
C Freshney, 1986; Jacoby dan Pastan, 1979; Sambrook et al., 1989.
5. Preparasi sampel a. Pembuatan fraksi protein dari
umbi teki Umbi teki dikumpulkan segar, diseleksi lalu dicuci bersih dengan air
mengalir. Umbi dipotong kecil-kecil lalu ditimbang sebanyak 400 gram, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dimasukkan ke dalam plastik dan disimpan dalam freezer selama dua malam. Bahan ditumbuk halus dengan penambahan sesedikit mungkin dapar natrium
fosfat 5mM pH 7,2 yang mengandung 0,14 M NaCl pada suhu 4°C. Bahan diperas dengan kain monel, ditampung dalam tabung conical yang bersih dan
steril. Cairan yang diperoleh disentrifus dengan 2010 xG selama 20 menit. Supernatan dikumpulkan dalam beaker glass 1000 ml dan diendapkan proteinnya
dengan menambahkan amonium sulfat sebanyak 79,8 gram, stirrer semalam. Kemudian disentrifus lagi 2010 xG selama 20 menit suhu 4°C. Supernatan 1
ditampung dalam beaker glass 1000 ml sedangkan pelet yang diperoleh dilarutkan dalam sesedikit mungkin larutan dapar natrium fosfat 5mM pH 7,2 ; kemudian
didialisis dengan tabung dialisis dalam larutan dapar natrium fosfat 5mM pH 7,2 selama semalam. Hasil dialisis disentrifus 2010 xG selama 20 menit suhu 4°C.
Pelet dibuang dan supernatan diambil. Supernatan ini merupakan sampel FP
20
. Supernatan 1 yang ditampung tadi kemudian ditambah dengan amonium
sulfat sebanyak 74,2 gram, stirrer semalam. Kemudian disentrifus lagi 2010 xG selama 20 menit pada suhu 4°C. Supernatan 2 ditampung dan pelet yang
diperoleh dilarutkan dalam sesedikit mungkin larutan dapar natrium fosfat 5mM pH 7,2 ; kemudian didialisis selama semalam. Hasil dialisis disentrifus 2010 xG
selama 20 menit suhu 4°C. Pelet dibuang dan supernatan merupakan sampel FP
40
. Supernatan 2 yang ditampung tadi kemudian ditambah dengan amonium
sulfat sebanyak 87,22 gram, stirer semalam. Kemudian disentrifus lagi 2010 xG selama 20 menit pada suhu 4°C. Supernatan 3 ditampung dan pelet yang
diperoleh dilarutkan dalam sesedikit mungkin larutan dapar natrium fosfat 5mM PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI