4. Pengobatan kanker
Pengobatan kanker sangat kompleks karena selain memiliki khasiat antikanker, kelompok obat ini juga bersifat merusak sel-sel tubuh yang normal.
Obat ini digunakan untuk tujuan mengobati, memperpanjang hidup, atau meringankan pasien akibat gejala kanker paliatif Anonim, 2000 a. Kanker
banyak diobati dengan pembedahan atau radiasi sebelum bermetastasis maka deteksi dan penanganan lebih awal memberikan keuntungan yang nyata, sebagai
contoh tes pap smear. Empat cara utama yang dilakukan pada pendekatan pengobatan kanker yaitu pembedahan, radiasi, kemoterapi, dan imunoterapi
DiPiro, 1997. Kemoterapi juga sering digunakan bersama dengan terapi bedah dan atau radiologi sebagai ajuvan setelah terapi bedah atau radioterapi untuk
tumor yang kemungkinan menimbulkan metastasis maupun sebagai neoajuvan memperkecil tumor sebelum radioterapi atau pembedahan Anonim, 2000 a.
Antikanker diharapkan memiliki toksisitas selektif artinya menghancurkan sel kanker tanpa merusak sel jaringan normal. Terapi dikatakan baik apabila dosis
yang digunakan dapat membunuh sel kanker dan tidak terlalu mengganggu sel normal yang berproliferasi Ganiswarna, 1995.
Protein yang bersifat sitotoksik
Antikanker dari bahan alam berasal dari tumbuhan, hewan laut maupun mikrorganisme. Pada tanaman tingkat tinggi, senyawa antikanker banyak tersebar
luas dan meliputi berbagai golongan senyawa seperti tanin, flavonoida, alkaloida, saponin, iridoid, glikosida, kuasinoid, dan protein Dewick, 1989 cit., Candra,
2006. Salah satu golongan protein yang terdapat dalam tumbuhan adalah protein PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
beracun. Daya racunnya disebabkan oleh antaraksi dengan subunit ribosom 60s mamalia, mengakibatkan terjadinya hidrolisis beberapa ikatan glikosida-N dengan
akibat penghambatan sintesis protein Robinson, 1995.
a. RIP
Ribosome-Inactivating Protein
Beberapa tanaman mengandung protein sejenis Ribosome-Inactivating Protein RIP yang memiliki aktivitas RNA N-glikosidase yang dapat
menginaktivasi kerja ribosome, sehingga berpotensi memiliki sifat sitotoksik terhadap sel kanker dan dapat dikembangkan sebagai senyawa antikanker. RIP
juga memiliki kemampuan memotong DNA superkoil untai ganda menjadi bentuk nik sirkuler dan nik linier yang mempunyai aktivitas menghambat sintesis protein
pada eukariotik Ikawati, 2004.
b. Toksin
Toksin adalah substansi beracun yang dihasilkan oleh selorganisme hidup. Toksin sejenis protein yang mampu menyebabkan penyakit pada kontak
atau absorbsi dengan jaringan tubuh oleh interaksi dengan makromolekul biologi seperti enzim reseptor sel. Toksin A dan toksin B termasuk kelompok yang
disebut large clostridial exotoxins, masing-masing mempunyai karakteristik pembeda. Keduanya mengganggu sitoskeleton dari sel epitel intestinal dengan
aksi pada pengaturan protein yang terlibat dalam actin polymerization. Toksin A bertanggung jawab untuk semua gejala gastrointestinal yang berhubungan dengan
penyakit. Toksin A digolongkan enterotoksin karena menyebabkan kerusakan luas pada jaringan mukosa usus. Toksin B mempunyai aktivitas sitotoksik yang lebih
tinggi terhadap kultur sel jaringan mamalia dimana kemunculannya memerlukan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI