Uji sitotoksisitas fraksi protein umbi teki

Pada penelitian ini, tumbuhan yang digunakan adalah tumbuhan Cyperus rotundus L. yang memiliki umbi sebesar kelingking bulat atau lonjong, berkerut dan berlekuk. Sampel umbi teki yang digunakan bagian luar berwarna coklat dan bagian dalam berwarna putih Gambar 17 dan 18. Pengambilan umbi teki dilakukan pada satu tempat dan waktu yang sama yaitu di daerah Bandelan, Sumberarum, Moyudan, Sleman tepi Sungai Progo pada bulan Juli 2006. Hal ini bertujuan untuk menghindari variasi kandungan kimia yang disebabkan perbedaan kondisi tempat dan waktu tumbuh tanaman. Umbi yang dikumpulkan dibersihkan dari tanah, kerikil, ataupun benda asing lain yang terbawa pada saat pengumpulan umbi teki untuk menghindari kontaminasi.

B. Sterilisasi Alat

Sterilisasi alat perlu dilakukan sebelum penelitian dengan tujuan untuk menghilangkan kontaminan ataupun mikroorganisme pada alat-alat yang akan digunakan. Alat-alat dikumpulkan, dicuci bersih dengan sabun, dikeringkan, dan dibungkus dengan alumunium foil kemudian disterilisasi. Sterilisasi dilakukan menggunakan autoklaf pada suhu efektif 121 C dengan waktu standar 15 menit. Prinsip kerja autoklaf adalah menggunakan uap panas bertekanan dimana uap air panas yang akan membunuh mikroorganisme dengan mendenaturasikan protein koagulasi protein yang terdapat pada sel-sel mikroba. Keuntungan pada metode ini yaitu pemanasan berlangsung cepat, mempunyai daya tembus dan menghasilkan kelembaban yang tinggi Pratama, 2006. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

C. Preparasi Sampel Fraksi Protein Umbi Teki

Bahan umbi teki yang akan diteliti dicuci bersih untuk menghilangkan tanah dan bahan asing lain yang melekat. Umbi dirajang dan disimpan dalam freezer sampai dilakukan preparasi sampel. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah dalam penumbukan bahan. Semua perlakuan protein dilakukan secara steril pada suhu dingin 4 C untuk mencegah denaturasi dan reaksi enzim proteolisis yang dapat merusak protein. Fraksi protein ekstrak gubal diperoleh dengan penambahan sejumlah larutan dapar natrium fosfat 5 mM yang mengandung NaCl pada umbi teki yang telah ditumbuk halus. Larutan dapar berfungsi untuk memudahkan protein terekstraksi dari selnya yang terdapat pada umbi, dengan pH 7,2 ditujukan untuk menciptakan kondisi isotonis dengan cairan di dalam sel tumbuhan. Dengan adanya NaCl, protein akan berada dalam keadaan terlarut dan stabil di dalam dapar. Bahan diperas dan cairan yang diperoleh disentrifus selama 20 menit. Supernatan yang diperoleh sebanyak 700ml merupakan ekstrak gubal dari umbi teki, kemudian dilakukan penambahan amonium sulfat sebanyak 74,6 g. Protein yang ada dalam ekstrak gubal diendapkan secara bertingkat dengan penambahan garam amonium sulfat. Amonium sulfat adalah garam anion yang cukup efektif digunakan dalam pengendapan protein. Penambahan amonium sulfat harus dilakukan pada suhu 4 C karena sifatnya yang sangat larut pada suhu rendah. Penambahan juga dilakukan sedikit demi sedikit sambil terus diaduk dengan bantuan pengaduk magnetik bertujuan untuk menghindari amonium sulfat terkonsentrasi pada satu tempat.