Pengukuran kadar protein Protein 1. Tinjauan

1. Morfologi sel kanker dan sel normal

Sel kanker memiliki ciri morfologi yang spesifik yaitu intinya lebih besar daripada sel normal, distribusi kromatin dalam inti kasar, jumlah nukleolinya meningkat dengan ukuran yang lebih besar daripada nukleoli sel normal, dan sel kanker tidak menunjukkan adanya inhibisi kontak terikat erat satu dengan yang lainnya Anonim, 2004.

2. Sel Vero

Sel Vero digunakan dalam kultur sel. Sel Vero adalah sel garis keturunan Vero, diperoleh dari sel epitelial ginjal dari monyet hijau Afrika Cercopithecus aethiops. Garis keturunan Vero diisolasi pada 27 Maret 1962, oleh Yasumura dan Kawakita di Universitas Chiba, Jepang. Sel Vero digunakan dalam kultur sel untuk banyak tujuan yaitu skrining untuk toksin E.coli Verotoxin dan sebagai sel host untuk tumbuhnya virus Anonim, 2006 d.

3. Sel SiHa

Menurut Sofian, ginekolog RS Cipto Mangunkusumo, 90 kasus kanker leher rahim diduga kuat akibat virus yang bernama Human Papilloma Virus HPV yang ditemukan pada tahun 1990, khususnya tipe 16 dan 18. Sel SiHa adalah salah satu bentuk tumor serviks. Sel SiHa diperoleh dari fragmen sampel jaringan primer dari suatu karsinoma serviks dan merupakan squamosa yang tidak terdiferensiasi. Sel SiHa diperoleh dari karsinoma serviks yang diambil melalui pembedahan, mempunyai satu atau dua salinan DNA HPV-16 pada kromosom 13. Oleh karena pengaturan virus DNA yang sederhana, sel SiHa semakin sering digunakan sebagai model sel karsinoma serviks dalam kerja penelitian Ishibashi, 2006. Medium pertumbuhan dari sel SiHa menggunakan medium RPMI Rosswell Park Memorial Institute 1640 ditambah dengan 2mM L-Glutamine dan 10 Foetal Bovine Serum FBS. Medium ini dapat memelihara antara 3-9 x 10 5 selml. Medium RPMI 1640-serum mengandung nutrisi yang dibutuhkan sel seperti asam amino, vitamin, garam-garam anorganik, dan glukosa serta dilengkapi dengan serum yaitu suatu hormon yang akan memacu pertumbuhan sel. Seluruh komponen dalam medium RPMI 1640-serum berguna untuk memberikan nutrisi yang cukup pada sel supaya sel dapat bertahan hidup dan dapat memperbanyak diri. Medium pertumbuhan untuk sel Vero menggunakan medium M199 Freshney, 1986. Komposisi medium RPMI 1640 dan M199 dapat dilihat pada Lampiran 7.

E. Sitotoksisitas

Sitotoksisitas ialah sifat toksisberacun suatu senyawa terhadap sel hidup. Uji sitotoksisitas ialah suatu uji yang secara in vitro menggunakan kultur sel dalam mengevaluasi keamanan obat, makanan, kosmetik maupun bahan-bahan kimia lainnya. Uji ini selain menggunakan kultur sel juga menggunakan primer kultur dan juga studi farmakokinetika in vitro untuk mengembangkan obat-obat terapetik dan mengamati toksisitas baik akut maupun kronik Freshney, 1986. Penggunaan uji sitotoksisitas pada kultur sel merupakan uji kualitatif dan kuantitatif dengan cara menetapkan jumlah sel. Penetapan jumlah sel dapat dilakukan dengan berbagai metode penunjuk viabilitas atau penunjuk toksisitas yang seringkali didasarkan pada parameter kerusakan membran, perubahan kemampuan metabolisme serta perubahan morfologi sel Snell Mullock, 1987. Uji sitotoksik untuk uji aktivitas antineoplastik menunjukkan adanya perbedaan respon dari populasi sel kanker yang berbeda dan respon yang diberikan oleh sel kanker lebih besar daripada sel normal Freshney, 1986. Sejumlah metoda telah dikembangkan untuk mempelajari kelangsungan hidup sel viabilitas dan perkembangbiakan proliferasi dalam populasi sel. Pengujian modern yang sederhana telah dikembangkan yaitu suatu bentuk microplate 96-well plate. Uji sitotoksisitas dengan cara ini ekonomis dan mudah perlakuannya, serta dapat dilihat mata dengan baik. Piringan 96 sumuran 96-well plate, masing-masing sumuran mempunyai luas 28-32 mm 2 dan kapasitas untuk 0,1-0,2 ml media dan 5.10 4 –1.10 5 sel. Mikrotitrasi memberikan suatu metode uji sitotoksisitas terhadap sampel dalam jumlah yang banyak Freshney, 2000 cit., Widyastuti, 2000. Salah satu metode penunjuk sitotoksisitas adalah dengan pengujian secara kolorimetri. Satu parameter yang digunakan sebagai dasar pengujian secara kolorimetri adalah aktivitas metabolisme pada sel hidup. Sebagai contoh, pengujian dengan microtiter plate metode MTT [3-4,5-dimethylthiazol-2-yl-2,5- diphenyltetrazolium bromide] dimana terbukti lebih akurat dan menghemat waktu dibandingkan hitungan konvensional hemositotometer. Uji MTT untuk pertama kali diuraikan oleh Mosmann pada tahun 1983, didasarkan pada kemampuan enzim mitokondria dehidrogenase dari sel hidup untuk memecah cincin PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI