Jenis Data Metode Pengumpulan Data Pengaruh

1,96 2 0,8 0,2 n = 0,1 2 n = 61,4656 = 62 orang Metode pengambilan sampel ini menggunakan purposive sampling yaitu penentuan sampel berdasarkan jenis orang tertentu yang dapat memberikan informasi yang diinginkan dan memenuhi beberapa kriteria yang ditentukan oleh peneliti Sekaran, 2006: 136. Adapun ciri yang telah ditentukan yaitu: mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU yang masih aktif kuliah dan pernah melakukan perpindahan merek brand switching.

3.7 Jenis Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan 2 jenis sumber data yaitu: 1. Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari responden di lokasi penelitian dan diperoleh dengan memberikan daftar pertanyaan Kuesioner kepada mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU yang memenuhi ciri yang telah ditentukan. 2. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui studi dokumen baik dari buku, jurnal, majalah, dan situs internet untuk mendukung penelitian. Universitas sumatera utara

3.8 Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan 2 metode yaitu: a. Daftar Pertanyaan Kuesioner merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan memberikan sejumlah daftar pertanyaan atau pernyataan yang tertulis kepada responden untuk dijawabnya. b. Studi Dokumentasi merupakan metode mengumpulkan data melalui buku, jurnal, majalah, internet yang menjadi bahan referensi pendukung bagi peneliti.

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas

3.9.1 Uji Validitas

Uji Validitas merupakan suatu pengujian yang dilakukan untuk mengukur dan mengetahui kemampuan atribut-atribut yang digunakan dalam mengukur variabel Usman dan Sobari 2013:10. Suatu skala pengukuran disebut valid apabila skala tersebut melakukan apa yang seharusnya dilakukan dan juga mengukur apa yang seharusnya diukur Kuncoro 2009:172. Bila skala pengukuran yang digunakan tidak valid maka tidak akan bemanfaat bagi peneliti karena tidak mengukur apa yang seharusnya diukur dan tidak melakukan apa yang seharusnya dilakukan. Uji validitas di dalam penelitian ini dilakukan kepada 30 responden di luar populasi responden yang diteliti. Tingkat validitas dapat diukur dengan membandingkan nilai r hitung dan nilai r tabel, dengan rumusan sebagai berikut: Jika: r hitung r tabel maka dinyatakan valid Universitas sumatera utara r hitung r tabel maka dinyatakan tidak valid

3.9.2 Uji Reliabilitas

Realibilitas merupakan konsistensi dan stabilitas dari suatu skala pengukuran. Reliabilitaas berbeda dengan validitas karena reliabilitas memusatkan perhatian pada masalah konsistensi, sedangkan validitas lebih memperhatikan ketepatan Kuncoro 2009:175. Pertanyaan yang telah dinyatakan valid dalam uji validitas, maka akan ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut: Jika r alpha positif atau dari r tabel maka pertanyaan reliabel. Jika r alpha negatif atau dari r tabel maka pertanyaan tidak reliabel.

3.10 Teknik Analisis Data

3.10.1 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan sebelum melakukan analisis regeresi. Ini dilakukan agar didapat perkiraan yang tidak bias dan efisiensi, maka dilakukan pengujian asumsi klasik yang harus dipenuhi, yaitu:

3.10.1.1 Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan Kolmogrov Smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikan 5 maka jika nilai Asymp.sig. 2-tailed diatas nilai signifikan 5 artinya variabel residual berdistribusi normal Situmorang, 2008: 62. Universitas sumatera utara

3.10.1.2 Uji Heteroskedastisitas

Adanya varians variabel independen adalah konstan untuk setiap nilai tertentu variabel independen homokedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas diuji dengan menggunakan uji Glejser dengan pengambilan keputusan jika variabel independen signifikan secara statistic mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadinya heteroskedastisitas. Jika probabilitas signifikannya diatas tingkat kepercayaan 5 dapat disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas.

3.10.1.3 Uji Multikolinearitas

Artinya variabel independen yang satu dengan yang lain dalam model regresi berganda tidak saling berhubungan secara sempurna. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF Variance Inflation Factor melalui program SPSS. Tolerance mengukur variabilitas variabel terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai umum yang biasa dipakai adalah nilai Tolerance 1 atau nilai VIF 5, maka tidak terjadi multikolinearitas Situmorang, 2008: 104.

3.10.2 Analisis Regresi Linear Berganda

Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis statistik regresi linier berganda. Persamaan yang digunakan adalah: Y = a + b1X1 + b2X2 + e Universitas sumatera utara Keterangan: Y = Brand Switching a = Konstanta b1, b2 = Koefisien regresi X1 = Skor dimensi Prior Experience X2 = Skor dimensi Iklan e = Standar error Model regresi yang sudah memenuhi asumsi-asumsi klasik kemudian akan dianalisis pengujian hipotesis sebagai berikut:

3.10.2.1 Koefisien Determinasi R

2 Koefisien Determinasi � 2 digunakan untuk mengukur seberapa besar kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat. Jika Koefisien Determinasi � 2 semakin besar mendekati satu menunjukkan semakin baik kemampuan X menerangkan Y dimana 0 � 2 1. Sebaliknya, jika � 2 semakin kecil mendekati nol, maka akan dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas adalah kecil terhadap variabel terikat. Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat.

3.10.2.2 Uji Serempak Uji F

Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama sama terhadap variabel terikat. Kriteria pengujiannya adalah: Universitas sumatera utara H0: b1, b2 = 0, artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat. H0: b1, b2 ≠ 0, artinya secara serentak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Kriteria pengambilan keputusannya adalah: H0 ditolak jika F hitung F tabel pada α = 5 H0 diterima jika F hitung F tabel pada α = 5

3.10.2.3 Uji Parsial Uji t

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh suatu variabel independen secara parsial individual terhadap variasi variabel dependen. Kriteria pengujiannya adalah: H0: b1, b2 = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen. H0: b1, b2 ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen. Kriteria pengambilan keputusan adalah: H0 ditolak jika t hitung t tabel pada α = 5 H0 diterima jika t hitung t tabel pada α = 5 Universitas sumatera utara BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan Shampo

Shampo adalah salah satu produk toiletries yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat luas saat sekarang ini. Setiap hari mereka menggunakan shampo untuk mencuci rambut dan menyelesaikan permasalahan rambut yang dialaminya. Beragamnya produk shampo yang ditawarkan di pasaran merupakan suatu strategi persaingan bisnis. Produsen shampo berlomba-lomba memberikan suatu inovasi yang baru pada produknya. Saat ini industri shampo dalam negeri dikuasai oleh dua pemain besar yaitu PT Unilever Indonesia Tbk. dan PT Protector Gambler Indonesia PG dimana kedua perusahaan ini merupakan produsen consumer goods. Unilever telah mengeluarkan empat merek shampo, yaitu, Sunsilk, Clear, Lifebuoy dan Dove. Sedangkan PG telah mengeluarkan merek shampo Pantene, Rejoice, Head Shoulders serta Herbal Essences. PT Unilever Indonesia Tbk perusahaan didirikan pada 5 Desember 1933 sebagai Zeepfabrieken N.V. Lever dengan akta No. 33 yang dibuat oleh Tn.A.H. van Ophuijsen, notaris di Batavia. Akta ini disetujui oleh Gubernur Jenderal van Negerlandsch-Indie dengan surat No. 14 pada tanggal 16 Desember 1933, terdaftar di Raad van Justitie di Batavia dengan No. 302 pada tanggal 22 Universitas sumatera utara Desember 1933 dan diumumkan dalam Javasche Courant pada tanggal 9 Januari 1934 Tambahan No. 3. Dengan akta No. 171 yang dibuat oleh notaris Ny. Kartini Mulyadi tertanggal 22 Juli 1980, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia. Dengan akta no. 92 yang dibuat oleh notaris Tn. Mudofir Hadi, S.H. tertanggal 30 Juni 1997, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia Tbk. Akta ini disetujui oleh Menteri Kehakiman dengan keputusan No. C2- 1.049HT.01.04TH.98 tertanggal 23 Februari 1998 dan diumumkan di Berita Negara No. 2620 tanggal 15 Mei 1998 Tambahan No. 39. Perusahaan mendaftarkan 15 dari sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya setelah memperoleh persetujuan dari Ketua Badan Pelaksana Pasar Modal Bapepam No. SI-009PME1981 pada tanggal 16 November 1981. PG didirikan oleh William Procter, seorang pembuat lilin, dan James Gamble, seorang pembuat sabun. Ide pendirian usaha bersama ini dirintis oleh Alexander Norris, mertua mereka, yang mengadakan pertemuan di mana ia membujuk Procter dan Gamble untuk menjadi partner bisnis. Pada tanggal 24 Agustus 1837, sebagai hasil dari pertemuan tersebut, Procter Gamble didirikan. Tanggal inilah yang kemudian diperingati sebagai hari jadi PG pada tiap tahunnya. Universitas sumatera utara

4.1.2 Produk Perusahaan Shampo

4.1.2.1 Produk Shampo PT Unilever Indonesia Tbk

Sumber: www.unilever.co.id, www.unilever.com.vn, www.dove.co.id dan www.femaledaily.com Gambar 4.1 Produk Shampo PT Unilever Indonesia Tbk Universitas sumatera utara

4.1.2.2 Produk Shampo PT Protector Gambler Indonesia PG

Sumber: www.kaskus.co.id, www.pantene.uk.com dan m.elevenia.co.id Gambar 4.2 Produk Shampo PT Protector Gambler Indonesia PG Universitas sumatera utara

4.1.3 Logo Perusahaan Shampo

Sumber: id.wikipedia.org, data diolah Gambar 4.3 Logo Perusahan Shampo PT Unilever Indonesia Tbk dan PT Protector Gambler Indonesia PG

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Metode Analisis Deskriptif

Metode ini merupakan suatu metode analisis dimana data yang dikumpulkan pertama kali disusun, diklasifikasikan dan dianalisis sehingga akan memberikan gambaran yang jelas mengenai masalah yang sedang diteliti. Analisis deskriptif dalam penelitian ini merupakan uraian atau penjelasan dari Universitas sumatera utara hasil pengumpulan data primer berupa kuesioner yng telah diisi oleh responden penelitian.

4.2.1.1 Deskriptif Responden

Populasi dalam penelitian ini adalah pengguna atau konsumen shampo di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Sampel yang diambil adalah sebanyak 62 orang berdasarkan rumus dari Supramono 2003:62. Penelitian ini menggunakan data tabulasi silang crosstab.

1. Crosstab Stambuk dan Usia

Tabel 4.1 Crosstab Stambuk dan Usia Stambuk Usia Total 18 19 20 21 22 2013 3 18 4 25 2012 1 12 4 1 18 2011 4 13 2 19 Total 3 18 20 17 3 62 Sumber: Hasil Penelitian, 2014 Data Diolah Berdasarkan Tabel 4.1 menunjukkan bahwa dari 62 responden terdapat 3 orang berusia 18 tahun, 18 orang berusia 19 tahun, 20 orang berusia 20 tahun, 17 orang berusia 21 tahun dan 3 orang berusia 22 tahun. Sehingga dapat dilihat bahwa perpindahan produk shampo brand switching didominasi oleh responden berumur 20 tahun dalam penelitian ini. Universitas sumatera utara

2. Crosstab Stambuk dan Jenis Kelamin

Tabel 4.2 Crosstab Stambuk dan Jenis Kelamin Stambuk Jenis Kelamin Total Laki-Laki Perempuan 2013 9 16 25 2012 5 13 18 2011 7 12 19 Total 21 41 62 Sumber: Hasil Penelitian, 2014 Data Diolah Berdasarkan Tabel 4.2 menunjukkan bahwa dari 62 responden yang melakukan perpindahan merek brand switching terdapat 21 orang berjenis kelamin laki-laki, dan 41 orang berjenis kelamin perempuan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa perpindahan merek shampo didominasi oleh responden yang berjenis kelamin perempuan dengan jumlah sebanyak 41 orang.

3. Crosstab Stambuk dan Lama Penggunaan Shampo

Tabel 4.3 Crosstab Stambuk dan Lama Penggunaan Shampo Sumber: Hasil Penelitian, 2014 Data Diolah Berdasarkan Tabel 4.3 menunjukkan bahwa responden yang menggunakan merek shampo saat ini selama kurang lebih 1 minggu berjumlah Stambuk Lama Penggunaan Shampo Saat Ini minggu Total 1 1-3 3 2013 6 16 3 25 2012 11 6 1 18 2011 8 6 5 19 Total 25 28 9 62 Universitas sumatera utara 25 orang, responden yang menggunakan merek shampo saat ini selama 1-3 minggu berjumlah 28 orang dan responden yang menggunakan merek shampo saat ini selam lebih dari 3 minggu berjumlah 9 orang. Dari Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa lebih banyak yang menggunakan merek shampo saat ini dalam jangka waktu 1-3 minggu sebanyak 28 orang.

4. Crosstab Stambuk dan Merek Shampo Sebelumnya

Tabel 4.4 Crosstab Stambuk dan Merek Shampo Sebelumnya Stambuk Merek Shampo Tota l Sunsilk Pantene Clear Lifebuoy Rejoice Dove Lainnya 2013 5 6 3 2 2 4 3 25 2012 5 2 2 3 5 1 18 2011 7 4 2 1 1 2 2 19 Total 17 12 5 5 6 11 6 62 Sumber: Hasil Penelitian, 2014 Data Diolah Berdasarkan Tabel 4.4 menunjukkan bahwa 62 responden yang menggunakan shampo dari merek sebelumnya yaitu Sunsilk sebanyak 17 orang, Pantene sebanyak 12 orang, Clear sebanyak 5 orang, Lifebuoy sebanyak 5 orang, Rejoice sebanyak 6 orang, Dove sebanyak 11 orang dan merek lainnya sebanyak 6 orang. Dari Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa responden lebih banyak yang menggunakan dari merek shampo sebelumnya yaitu Sunsilk sebanyak 21. Universitas sumatera utara

5. Crosstab Stambuk dan Merek Shampo Saat Ini

Tabel 4.5 Crosstab Stambuk dan Merek shampo Saat Ini Stambuk Merek Shampo Total Sunsilk Pantene Clear Lifebuoy Rejoice Dove Lainnya 2013 9 3 3 1 7 2 25 2012 5 1 3 8 1 18 2011 4 2 4 1 6 2 19 Total 18 6 10 1 1 21 5 62 Sumber: Hasil Penelitian, 2014 Data Diolah Berdasarkan Tabel 4.5 menunjukkan bahwa 62 responden yang menggunakan shampo dari merek yang saat ini yaitu Sunsilk sebanyak 18 orang, Pantene sebanyak 6 orang, Clear sebanyak 10 orang, Lifebuoy sebanyak 1 orang, Rejoice sebanyak 1 orang, Dove sebanyak 21 orang dan merek lainnya sebanyak 5 orang. Dari Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa responden lebih banyak yang menggunakan dari merek shampo saat ini yaitu Dove sebanyak 21 orang.

4.2.1.1 Analisis Deskriptif Variabel

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan skala Likert untuk mengukur prior experience dan iklan tehadap keputusan konsumen melakukan brand switching dalam pembelian produk shampo pada mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Variebel prior experience X1 terdiri dari 4 butir pertanyaan, variabel iklan X2 terdiri dari 4 butir pertanyaan, dan brand switching terdiri dari 4 butir pertanyaan. Kuesioner penelitian ini disebarkan kepada 62 orang responden. Universitas sumatera utara

1. Distribusi Jawaban Responden terhadap Variabel Prior Experience

Tabel 4.6 Distribusi Jawaban Responden terhadap Variabel Prior Experience No. Item SS S KS TS STS RATA- RATA F F F F F 1 3 4.8 51 82.3 4 6.5 4 6.5 3.8548 2 7 11.3 45 72.6 9 14.5 1 1.6 3.9355 3 3 4.8 11 17.7 46 74.2 2 3.2 3.2419 4 9 14.5 30 48.4 21 33.9 2 3.2 3.7419 Sumber: Data Primer, data diolah 2014 Hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari 62 responden untuk variabel prior experience pada Tabel 4.6 yaitu: a. Untuk penilaian pemakaian produk shampo sebelumnya dengan pernyataan sering menggunakan shampo dari merek lain sebelum mengganti merek shampo yang baru, dapat dilihat 3 responden atau 4.8 menyatakan sangat setuju, 51 responden atau 82.3 menyatakan setuju, 4 responden atau 6.5 menyatakan kurang setuju dan 4 responden atau 6.5 menyatakan tidak setuju. b. Untuk penilaian keadaan suasana hati dengan pernyataan tidak merasakan suasana hati yang menyenangkan selama menggunakan shampo dari merek sebelumnya, dapat dilihat 7 responden atau 11.3 menyatakan sangat setuju, 45 responden atau 72.6 menyatakan setuju, 9 responden atau 14.5 menyatakan kurang setuju dan1 responden atau 1.6 menyatakan tidak setuju. c. Untuk penilaian pengalaman konsumsi dengan pernyataan selama menggunakan shampo dari merek sebelumnya tujuan yang diinginkan tidak tercapai, dapat dilihat 3 responden atau 4.8 menyatakan sangat setuju, 11 Universitas sumatera utara responden atau 17.7 menyatakan setuju, 46 responden atau 74.2 menyatakan kurang setuju dan 2 responden atau 3.2 menyatakam tidak setuju. d. Untuk penilaian pengetahuan produk dengan pernyataan mengetahui informasi mengenai produk shampo yang dipakai sebelumnya, dapat dilihat 9 responden atau 14.5 menyatakan sangat setuju, 30 responden atau 48.4 menyatakan setuju, 21 responden atau 33.9 menyatakan kurang setuju, dan 2 responden atau 3.2 menyatakan tidak setuju

2. Distribusi Jawaban Responden terhadap Variabel Iklan

Gambar 4.7 Distribusi Jawaban Responden terhadap Variabel Iklan No. Item SS S KS TS STS RATA- RATA F F F F F 5 10 16.1 30 48.4 15 24.2 7 11.3 3.6935 6 4 6.5 33 53.2 24 38.7 1 1.6 3.6452 7 5 8.1 24 38.7 18 29 15 24.2 3.3065 8 2 3.2 33 53.2 23 37.1 4 6.5 3.5323 Sumber: Data Primer, data diolah 2014 Hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari 62 responden untuk variabel iklan pada Tabel 4.7 yaitu: a. Untuk penilaian gaya iklan dengan pernyataan gaya iklan yang dipakai saat ini lebih berpengaruh, dapat dilihat 10 responden atau 16.1 menyatakan sangat setuju, 30 responden atau 48.4 menyatakan setuju, 15 responden atau 24.2 menyatakan kurang setuju dan 7 responden atau 11.3 menyatakan tidak setuju. b. Untuk penilaian bahasa iklan dengan pernyataan mudah memahami bahasa yang digunakan pada iklan produk shampo yang dipakai saat ini, dapat Universitas sumatera utara dilihat 4 responden atau 6.5 menyatakan sangat setuju, 33 responden atau 53.2 menyatakan setuju, 24 responden atau 38.7 menyatakan kurang setuju dan 1 responden atau 1.6 menyatakan tidak setuju. c. Untuk penilaian model iklan dengan pernyataan model iklan produk shampo yang dipakai saat ini lebih menarik dan inovatif, dapat dilihat 5 responden atau 8.1 menyatakan sangat setuju, 24 responden atau 38.7 menyatakan setuju, 18 responden atau 29 menyatakan kurang setuju dan 15 responden atau 24.2 menyatakan tidak setuju. d. Untuk penelitian pesan iklan dengan pernyataan dapat menangkap pesan dari iklan produk shampo yang dipakai saat ini, dapat dilihat 2 responden atau 3.2 menyatakan sangat setuju, 33 responden atau 53.2 menyatakan setuju, 23 responden atau 37.1 menyatakan kurang setuju dan 4 responden atau 6.5 menyatakan tidak setuju. 3. Distribusi Jawaban Responden terhadap Variabel Brand Switching Gambar Tabel 4.8 Distribusi Jawaban Responden terhadap Variabel Brand Switching No. Item SS S KS TS STS RATA- RATA F F F F F 9 8 12.9 39 62.9 15 24.2 3.8871 10 6 9.7 35 56.5 21 33.9 3.7581 11 9 14.5 35 56.5 18 29 3.8548 12 5 8.1 42 67.7 15 24.2 3.8387 Sumber: Data Primer, data diolah 2014 Hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari 62 responden untuk variabel brand switching pada Tabel 4.8 yaitu: a. Untuk penelitian keingingan berpindah ke merek lainnya dengan pernyataan ingin berpindah ke merek shampo yang lainnya karena iklan yang Universitas sumatera utara ditampilkan sangat menarik, dapat dilihat 8 responden atau 12.9 menyatakan sangat setuju, 39 responden atau 62.9 menyatakan setuju dan 15 responden atau 24.2 menyatakan kurang setuju. b. Untuk penelitian lebih memilih merek lain dengan pernyataan lebih memilih merek shampo yang lain karena sesuai dengan keinginan, dapat dilihat 6 responden atau 9.7 menyatakan sangat setuju, 35 responden atau 56.5 menyatakan setuju dan 21 responden atau 33.9 menyatakan kurang setuju. c. Untuk penelitian ingin mencoba merek lain dengan pernyataan berpindah merek shampo karena ingin mencoba produk shampo merek lainnya, dapat dilihat 9 responden atau 14.5 menyatakan sangat setuju, 35 responden atau 56.5 menyatakan setuju dan 18 responden atau 29 menyatakan kurang setuju. d. Untuk penilaian merek lain lebih menarik dengan pernyataan mengganti merek shampo karena produk shampo merek lain lebih menarik daripada produk sebelumnya, dapat dilihat 5 responden atau 8.1 menyatakan sangat setuju, 42 responden atau 67.7 menyatakan setuju dan 15 responden atau 24.2 menyatakan kurang setuju.

4.2.2 Uji Validitas dan Realiabilitas

4.2.2.1 Uji Validitas

Uji validitas dilakukan dengan menggunakan SPSS 17.00 dengan kriteria sebagai berikut: a. Jika r ≥ 0,30, maka butir instrumen tersebut dinyatakan valid. Universitas sumatera utara b. Jika r ≤ 0,30, maka butir instrumen tersebut dinyatakan tidak valid. c. Nilai r hitung dapat dilihat pada kolom Corrected Item Total Correlation. Penyebaran kuesioner khusus dalam uji validitas dan realibilitas diberikan kepada 30 orang di luar responden. Tabel 4.9 Uji Validitas Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item- Total Correlation Cronbachs Alpha if Item Deleted 1. Sering menggunakan shampo dari merek lain sebelum mengganti merek shampo yang baru 41.066 22.68 .35 .78 2. Selama menggunakan shampo dar merek sebelumnya, tidak merasakan suasana hati yang menyenangkan 40.966 21.89 .37 .78 3. Selama menggunakan shampo dar merek sebelumnya, tujuan yang diinginkan tidak tercapai 40.933 22.27 .45 .77 4. Mengetahui informasi mengenai produk shampo yang dipakai sebelumnya 40.966 22.44 .38 .78 5. Gaya iklan shampo yang dipakai saat ini lebih berpengaruh 41.200 20.99 .47 .77 6. Mudah memahami bahasa iklan produk shampo yang dipakai 41.200 21.68 .63 .75 7. Model iklan produk shampo yang dipakai lebih menarik dan inovatif 41.633 21.96 .37 .78 8. Dapat menangkap pesan dari iklan shampo yang dipakai 41.300 23.04 .39 .78 9. Ingin berpindah ke merek shampo yang lain karena iklan yang ditampilkan sangat menarik 40.966 23.48 .36 .78 10. Memilih merek shampo yang lain karena sesuai dengan keinginan 41.033 22.03 .52 .76 11. Berpindah merek shampo karena ingin mencoba produk shampo lain 40.933 22.27 .53 .76 12. Mengganti merek shampo karena produk shampo merek lain lebih menarik daripada produk sebelumnya 40.966 23.13 .47 .77 Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer Kuesioner, SPSS 17.00, 2014 Universitas sumatera utara Untuk mengetahui validitas setiap pertanyaan, maka nilai pada kolom Corrected Item-Total Correlation yang merupakan r hitung dibandingkan dengan r tabel . Tabel 4.9 menunjukkan bahwa semua variabel yang termasuk dalam variabel pengaruh sebelumnya prior experience, iklan dan perpindahan merek brand switching valid karena nilai Corrected Item-Total Correlation pada keseluruhan butir adalah lebih besar dari nilai r tabel 0,30, sehingga diperoleh 12 pertanyaan valid yang dapat digunakan untuk melakukan penelitian.

4.2.2.2 Uji Reliabilitas

Pengujian reliabilitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17.00. Menurut Ghozali dalam Ginting dan Situmorang, 2008:185, suatu konstruk atau variabel dinyatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach’s Alpha 0,60 atau nilai Cronbach’s Alpha 0,80. Nilai Cronbach’s Alpha penelitian ini dapat dijelaskan pada Tabel 4.10 berikut : Tabel 4.10 Reliability Statistics Cronbach’s Alpha N of items .791 12 Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer Kuesioner, SPSS 17.00, 2014 Berdasarkan Tabel 4.10 dapat dilihat bahwa nilai Cronbach’s Alpha 0,60 yaitu 0,791 0,60 sehingga konstruk atau variabel dalam penelitian ini dinyatakan reliabel. Universitas sumatera utara

4.2.3 Uji Asumsi Klasik

4.2.3.1 Uji Normalitas

Tiga pendekatan yang digunakan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal yaitu pendekatan histogram, pendekatan grafik, dan pendekatan Kolmogorv-Smirnov. 1. Pendekatan Histogram Pendekatan ini menganalisis grafik histogram di mana data yang baik adalah data yang mempunyai pola berbentuk lonceng, yakni distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan . Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer Kuesioner, SPSS 17.00, 2014 Gambar 4.4 Histogram Universitas sumatera utara Grafik histogram pada Gambar 4.4 menunjukkan bahwa distribusi data yang berbentuk lonceng tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan. Oleh karena itu, data dikatakan berdistribusi normal. 2. Pendekatan Grafik Pendekatan ini melihat uji normalitas dengan melihat titik-titik di sepanjang garis diagonal. Pada scatter plot, titik yang mengikuti data di sepanjang garis normal berarti data berdistribusi normal. Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer Kuesioner, SPSS 17.00, 2014 Gambar 4.5 Normal Probability Plots Universitas sumatera utara Gambar 4.5 menunjukkan bahwa titik-titik yang ada mengikuti data di sepanjang garis diagonal. Oleh karena itu, data dikatakan berdistribusi normal. 3. Pendekatan Kolmogrov-Smirnov Pendekatan ini memastikan data di sepanjang garis diagonal berdistribusi normal dengan melihat data residualnya apakah berdistribusi normal atau tidak. Tabel 4.11 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 6 Normal Parameters a Mean .000000 Std. Deviation 1.4531078 Most Extreme Differences Absolute .07 Positive .06 Negative -.07 Kolmogorov-Smirnov Z .55 Asymp. Sig. 2-tailed .91 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer Kuesioner, SPSS 17.00, 2014 Pada Tabel 4.11 terlihat bahwa nilai Asymp.Sig.2-tailed adalah 0,914 di mana angka ini di atas nilai signifikan 0.05 dan nilai Kolmogrov- Smirnov lebih kecil dari 1,97. Dengan kata lain variabel residual berdistribusi normal . Universitas sumatera utara

4.2.3.2 Uji Heteroskedastisitas

Ada dua cara untuk mendeteksi keberadaan heteroskedastisitas, yaitu metode informal Grafik Scatterplot dan metode formal Uji Glejser. 1. Grafik Scatterplot Pada metode grafik, sumbu vertikal menjelaskan nilai prediksi disturbance term error dan sumbu horisontal menjelaskan niai prediksi variabel regression . Gambar 4.6 Scatterplot Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer Kuesioner, SPSS 17.00, 2014 Gambar 4.6 Scatterplot di atas menunjukkan bahwa titik-titik yang ada menyebar secara acak, tersebar baik di atas maupun di bawah angka nol Universitas sumatera utara pada sumbu Y dan tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas. Oleh karena itu, model regresi dikatakan tidak mengalami heteroskedastisitas. 2. Uji Glejser Tabel 4.12 Uji Glejser Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1Constant -.30 1.14 -.26 .79 Prior.Experience .05 .06 .12 .93 .35 Iklan .04 .05 .10 .79 .43 a. Dependent Variable: absut Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer Kuesioner, SPSS 17.00, 2014 Pada Tabel 4.12 terlihat bahwa tidak ada variabel bebas atau variabel independen yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel terikat atau variabel dependen. Hal ini ditunjukkan dari nilai Sig. variabel- variabel bebas yang lebih besar dari nilai signifikan 0,05. Jadi, model regresi tidak mengalami heteroskedastisitas.

4.2.3.3 Uji Multikolinieritas

Untuk mendekteksi multikolinearitas pada data dapat digunakan dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor VIF, dengan kriteria sebagai berikut: 1. VIF 5 maka diduga mempunyai persoalan multikolinearitas. 2. VIF 5 maka tidak terdapat multikolinearitas. 3. Tolerance 0,1 maka diduga mempunyai persoalan multikolinearitas. 4. Tolerance 0,1 maka tidak dapat terdapat multikolineraitas. Universitas sumatera utara Tabel 4.13 Uji Multikolinieritas Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer Kuesioner, SPSS 17.00, 2014 Pada Tabel 4.13 terlihat bahwa nilai Tolerance semua variabel independen adalah besar dari nilai 0,1 dan nilai VIF semua variabel independen adalah lebih kecil dari nilai ketetapan 5. Oleh karena itu, data dalam penelitian ini dikatakan tidak mengalami masalah multikolinearitas.

4.2.4 Analisis Regresi Linear Berganda

Persamaan regresi penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Y = a + B 1 X 1 + B 2 X 2 + e Analisis regresi linear berganda dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17.00. Tabel 4.14 Analisis Regresi Linear Berganda Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 5.12 1.91 2.68 .00 Prior.Experience .34 .10 .34 3.27 .00 Iklan .36 .08 .44 4.22 .00 a. Dependent Variable: Brand.Switching Sumber: Penelitian Data Primer Kuesioner SPSS 17.00, 2014 Model Collinearity Statistics B Tolerance VIF Constant 1. Prior.Experience Iklan 5.123 .344 .362 .995 .995 1.005 1.005 Universitas sumatera utara Berdasarkan hasil pengolahan regresi berganda yang ditunjukkan dalam Tabel 4.14 maka diperoleh persamaan regresi berganda sebagai berikut: Y = 5,123 + 0,344X 1 + 0,362X 2 + e Berdasarkan persamaan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: 1. Konstanta a = 5,123, ini menunjukkan tingkat konstanta dimana jika variabel prior experience X 1 dan iklan X 2 adalah 0, maka brand switching Y dalam pembelian produk shampo pada mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara tetap sebesar 5,123 dengan asumsi variabel lain tetap. 2. Koefisien X 1 = 0,344, ini menunjukkan bahwa variabel prior experience X 1 berpengaruh positif terhadap brand switching dalam pembelian produk shampo. Dengan kata lain, jika variabel prior experience X 1 meningkat sebesar satu satuan maka brand switching dalam pembelian produk shampo sebesar 0,344 satuan, dengan asumsi variabel lain tetap. 3. Koefisien X 2 = 0,362, ini menunjukkan bahwa variabel iklan X 2 berpengaruh positif terhadap brand switching dalam pembelian produk shampo. Dengan kata lain, jika variabel iklan X 2 meningkat sebesar satu satuan maka brand switching dalam pembelian produk shampo sebesar 0,362 satuan, dengan asumsi variabel lain tetap.

4.2.4.1 Koefisien Determinasi

Pengujian digunakan untuk melihat besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Dari persamaan dengan model persamaan tersebut Universitas sumatera utara akan dapat dihitung R 2 atau coefficient of determination yang menunjukkan persentase dari variasi variabel brand switching. Konsumen determinan R 2 bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel bebas menjelaskan variabel terikat. Koefisien determinasi, dalam output SPSS terletak pada tabel Model Summary dan tertulis R Square berkisa nol sampai satu. Tabel 4.15 Hubungan antar Variabel Nilai Interpretasi 0,0 – 0,19 Sangat Tidak Erat 0,2 – 0,39 Tidak Erat 0,4 – 0,59 Cukup Erat 0,6 – 0,79 Erat 0,8 – 0,99 Sangat Erat Sumber: Situmorang dan Lutfi 2012:148 Tabel 4.15 menjelaskan mengenai tipe hubungan antar variabel, semakin besar nilai R berarti hubungan semakin erat. Koefisien determinasi mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel bebas. Nilainya adalah 0 – 1. Semakin mendekati nol berarti semakin tidak baik atau variasi model dalam menjelaskan amat terbatas, sebaliknya semakin mendekati satu model berarti akan semakin baik. Hasil instrumen koefisiensi determinan R 2 dapat dilihat pada Tabel 4.16 Tabel 4.16 Pengujian Koefisien Determinasi Model Summary Model R R Square Adjusted R Squar Std. Error of the Estimate 1 .585 .34 .32 1.4775 a. Predictors: Constant, Iklan, Prior.Experience b. Dependent Variabel: brand switching Sumber: hasil Pengolahan Data Primer Kuesioner, SPSS 17.00, 2014 Universitas sumatera utara Berdasarkan Tabel 4.16 dapat terlihat bahwa: 1. Adjusted R 2 = 0,320 berarti 32,0 faktor-faktor dapat dijelaskan oleh variabel- variabel prior experience X 1 dan iklan X 2 , sedangkan sisanya 65,8 dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. 2. Standard Error of the Estimate artinya mengukur variasi dari nilai yang diprediksi. Standard Error of the Estimate juga biasa disebut standar deviasi. Standard Error of the Estimate pada penelitian ini adalah 1,47753, semakin kecil standar deviasi berarti model semakin baik.

4.2.4.2 Uji Simultan Uji F

Uji F dilakukan untuk menguji apakah varibel prior experience X 1 dan iklan X 2 secara bersama-sama atau simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap terciptaya brand switching Y dalam pembelian produk shampo pada mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Model hipotesis yang dugunakan dalam Uji F adalah sebagai berikut: a. H : b1 = b2 = 0, artinya secara simultan tidak signifikan dari variabel bebas X1, X2 terhadap variabel terikat Y. b. H 1 : b1 ≠ b2 ≠ 0, artinya secara simultan adalah signifikan dari variabel bebas X1, X2 terhadap variabel terikat Y. Kriteria pengambilan keputusan: a. Ho diterima jika F hitung F tabel pada α = 5 b. H1 ditolak jika F hitung F tabel α = 5 Universitas sumatera utara Nilai F hitung akan diperoleh dengan menggunakan bantuan software SPSS 17.00. Untuk menentukan nilai F tabel , maka diperlukan adanya derajat bebas pembilang dan derajat bebas penyebut, dengan rumus sebagai berikut: df pembilang = k – 1 df penyebut = n –k Keterangan: n = jumlah sampel penelitian k = jumlah variabel bebas dan terikat Pada penelitian ini diketahui jumlah sampel n adalah 62 dan jumlah keseluruhan variabel k adalah 3, sehingga diperoleh: 1. df pembilang = 3 – 1 = 2 2. df penyebut = 62 – 3 = 59 maka nilai F tabel 0,05 2,79 = 3,15 Tabel 4.17 Uji Simultan Uji F ANOVA a Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 67.08 33.54 15.36 .000 Residual 128.80 5 2.18 Total 195.88 6 a. Predictors: Constant, Iklan, Prior.Experience b. Dependent Variable: Brand.Switching Sumber: Penelitian Data Primer Kuesioner SPSS 17.00, 2014 Pada Tabel 4.17 dapat dilihat hasil perolehan F hitung pada kolom F yakni sebesar 15,364 lebih besar dari nilai F tabel dengan tingkat kesalahan = 5 yaitu 3,15 dan dengan nilai Sig. yang lebih kecil dari nilai alpha 0,000 0,05. Berdasarkan kriteria pengujian hipotesis jika F hitung F tabel maka H o ditolak dan Universitas sumatera utara H 1 diterima, artinya variabel bebas yang terdiri dari prior experience X 1 dan iklan X 2 secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap brand switching Y dalam pembelian produk shampo pada mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4.2.4.3 Uji Parsial Uji t

Statistik t uji t digunakan untuk menguji setiap variabel bebas yang terdiri dari prior experience X 1 dan iklan X 2 secara parsial mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel brand switching Y dalam pembelian produk shampo pada mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Model hipotesis yang dugunakan dalam Uji F adalah sebagai berikut: a. H : b1 = b2 = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif signifikan dari variabel bebas X 1 , X 2 terhadap variabel terikat Y. b. H 1 : b1 ≠ b2 ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas X 1, X 2, terhadap variabel terikat Y. Kriteria pengambilan keputusan: a. Ho diterima jika t hitung t tabel pada α = 5 b. H1 ditolak jika F hitung t tabel α = 5 Nilai t hitung akan diperoleh dengan menggunakan bantuan software SPSS 17.00. Nilai t hitung akan dibandingkan dengan nilai t tabel . Nilai t tabel pada tingkat kesalahan α = 0,05 dengan derajat kebebasan df = n-k. Jumlah sampel n Universitas sumatera utara adalah sebanyak 62 orang, dan jumlah variabel penelitian k adalah sebanyak 3. Jadi, df = 62-3 = 59. Dengan demikian, nilai t tabel 0,05:,59 adalah sebesar 2,001. Tabel 4.18 Uji Parsial Uji t Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 5.12 1.91 2.68 .00 Prior.Experien e .34 .10 .34 3.27 .00 Iklan .36 .08 .44 4.22 .00 a. Dependent Variable: Brand.Switching Sumber: Penelitian Data Primer Kuesioner SPSS 17.00, 2014 Berdasarkan Tabel 4.18 terlihat bahwa: 1. Variabel prior experience X 1 berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap brand switching Y dalam pembelian produk shampo. Hal ini terlihat dari nilai signifikan 0,002 0,05 dan nilai t hitung3,275 nilai t tabel2,001 . Dengan kata lain, jika variabel prior experience X 1 meningkat sebesar satu satuan maka brand switching dalam pembelian produk shampo akan meningkat sebesar 0,344. 2. Variabel iklan X 2 berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap brand switching Y dalam pembelian produk shampo. Hal ini terlihat dari nilai signifikan 0,000 0,05 dan nilai t hitung4,226 nilai t tabel2,001 . Dengan kata lain, jika variabel iklan X 2 meningkat sebesar satu satuan Universitas sumatera utara maka brand switching dalam pembelian produk shampo akan meningkat sebesar 0,344.

4.3 Pembahasan

4.3.1 Metode Analisis Deskriptif Variabel

a. Pengaruh

Prior Experience Terhadap Keputusan Konsumen Melakukan Brand Switching Berdasarkan analisis deskriptif responden, pernyataan sering menggunakan shampo dari merek lain sebelum mengganti merek shampo yang baru dengan skor 3,86 untuk itu produsen shampo harus meningkatkan kualitas produk shampo. Pernyataan merasakan suasana hati yang tidak menyenangkan selama menggunakan shampo dari merek sebelumnya dengan skor 3,94 untuk itu produsen shampo harus menciptakan produk yang baik agar konsumen merasa suasana hati yang menyenangkan saat menggunakan produk shampo tersebut. Pernyataan selama menggunakan shampo dari merek sebelumnya tujuan yang diinginkan tidak tercapai dengan skor 3,24 untuk itu produsen shampo harus meningkatkan kualitas produknya. Pernyataan mengetahui informasi mengenai produk shampo yang dipakai sebelumnya dengan skor 3,74 untuk itu produsen shampo harus memberikan informasi yang jelas mengenai produknya.

b. Pengaruh Iklan Terhadap Keputusan Konsumen Melakukan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Celebrity Endoser (Agnes Monica) Terhadap Keputusan Pembelian Helm GM (Studi Kasus pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara)

4 45 148

Pengaruh Labelisasi Halal Terhadap Keputusan Pembelian Produk Mie Instan Indomie Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

18 227 92

Pengaruh Kemasan, Harga, Dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Produk Shampo Clear Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

4 108 114

Pengaruh Diversifikasi Produk terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Merek Honda pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

10 118 107

Pengaruh Prior Experience, Product Knowledge dan Satisfaction Terhadap Keputusan Konsumen Melakukan Brand Switching dalam Pembelian Produk Handphone Pada Mahasiswa Departemen Manajemen FE USU.

14 78 107

Pengaruh Harga, Kualitas Produk dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Produk Teh Kotak Ultra pada Mahasiswa/i Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

14 122 117

Pengaruh Periklanan Rasional dan Emosional Terhadap Keputusan Pembelian Produk Sunsilk Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

2 63 108

A. UMUM - Pengaruh Prior Experience dan Iklan Terhadap Keputusan Konsumen Melakukan Brand Switching dalam Pembelian Produk Shampo (Studi Kasus Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara)

0 1 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Pengaruh Prior Experience dan Iklan Terhadap Keputusan Konsumen Melakukan Brand Switching dalam Pembelian Produk Shampo (Studi Kasus Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara)

0 0 26

Pengaruh Prior Experience dan Iklan Terhadap Keputusan Konsumen Melakukan Brand Switching dalam Pembelian Produk Shampo (Studi Kasus Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara)

0 1 9