2.7 Perpindahan Merek Brand Switching
Brand switching adalah saat dimana seorang pelanggan atau sekelompok pelanggan berpindah kesetiaan dari satu merek sebuah produk tertentu ke merek
produk lainnya. Definisi dari brand switching lainnya adalah perpindahan merek yang dilakukan oleh pelanggan untuk setiap waktu penggunaan, tingkat brand
switching ini juga menunjukkan sejauh mana sebuah merek memiliki pelanggan yang loyal. Menurut Simamora 2004:22 dapat dijelaskan bahwa konsumen yang
seringkali melakukan peralihan merek brand switching dalam pembeliannya termasuk dalam tipe perilaku pembelian yang mencari keragaman variety seeking
buying behavior. Kotler dan Amstrong 2001:222 menjelaskan bahwa pelanggan menjalankan
perilaku membeli yang mencari variasi variety seeking buying behavior dalam situasi yang bercirikan rendahnya keterlibatan konsumen namun perbedaan merek
dianggap cukup berarti sehingga konsumen seringkali megganti merek. Peralihan merek brand Switching ditandai dengan adanya perbedaan signifikan antar merek.
Konsumen dalam hal ini tidak mengetahui banyak mengenai kategori produk yang ada. Para pemasar dengan demikian perlu mendiferensiasikan keistimewaan
mereknya untuk menjelaskan merek tersebut. Peralihan merek brand switching juga ditandai dengan keterlibatan yang rendah low involvement.
2.8 Proses Keputusan Pembelian Konsumen
Menurut Setiadi 2003:16-20 tahap-tahap dalam proses pengambilan keputusan pembelian yaitu:
Universitas sumatera utara
1. Pengenalan Masalah Proses membeli diawali saat pembeli menyadari adanya masalah kebutuhan.
Pembeli menyadari terdapat perbedaan antara kondisi yang diinginkannya. Kebutuhan ini disebabkan oleh rangsangan internal dalam kasus pertama dari
kebutuhan norma seseorang yaitu rasa lapar, dahaga atau seks hingga suatu tingkat kebutuhsn tertentu dan berubah menjadi dorongan.
2. Pencarian Informasi Seseorang konsumen yang mulai timbul minatnya akan terdorong untuk
mencari informasi lebih banyak. Kita dapat membedakan dua tingkat yaitu keadaan tingkat pencarian informasi yang sedang-sedang saja yang disebut
perhatian yang meningkat. Proses mencari informasi aktif yang mencari bahan-bahan bacaan, menelepon teman-teman dan melakukan kegiatan-
kegiatan mencari untuk mempelajari yang lain. 3. Evaluasi Alternatif
Bagaimana konsumen memproses informasi tentang pilihan merek untuk membuat keputusan akhir. Ternyata tidak ada proses evaluasi yang sederhana
dan tunggal yang digunakan oleh konsumen bahkan oleh satu konsumen pada seluruh situasi membeli.
4. Keputusan Membeli Pada tahap evaluasi konsumen membentuk preferensi terhadap merek-merek
pada perangkat pilihan. Konsumen mungkin juga membentuk tujuan membeli untuk merek yang paling disukai.
Universitas sumatera utara
5. Perilaku Sesudah Pembelian Sesudah pembelian terhadap suatu produk yang dilakukan, konsumen
mengalami beberapa tingkat kepuasan atau ketidakpuasan. Konsumen tersebut juga akan terlibat dalam tindakan-tindakan sesudah pembelian dan
penggunaan produk yang akan menarik minat pasar. 6. Kepuasan Sesudah Pembelian
Setelah membeli suatu produk seorang konsumen mungkin mendeteksi adanya suatu cacat. Beberapa pembeli tidak akan menginginkan produk cacat
tersebut, yang lainnya akan bersifat netral dan beberapa bahkan mungkin melihat cacat itu sebagai sesuatu yang meningkatkan nilai dari produk.
7. Tindakan-Tindakan Sesudah Pembelian Kepuasan atau ketidakpuasan konsumen pada suatu produk akan
mempengaruhi tingkah laku berikutnya. Jika konsumen merasda puas maka ia akan memperlihatkan kemungkinan yang lebih tinggi untuk membeli produk
itu kembali. Konsumen yang tidak puas akan berusaha mengurangi ketidakpuasannya karena dengan kodrat manusia untuk menciptakan
keserasian, konsistensi, dan keselarasan diantara pendapat, pengetahuan dan nilai-nilai pada dirinya.
8. Penggunaan dan Pembuangan Setelah Pembelian Para pemasar juga harus mengontrol bagaimana pembeli menggunakan dan
membuang suatu produk. Bila konsumen menemukan cara pemakaian penggunaan baru, ini haruslah minat pemasar karena penggunaan baru dapat
diiklankan.
Universitas sumatera utara
Sumber: KotlerArmstrong 2008:179
Gambar 2.2 Proses Keputusan Pembelian
2.9 Penelitian Terdahulu