Pendidikan Empowering Pendidikan sebagai Sarana Empowering

2013: 20 menyimpulkan bahwa rumpun bakau Rhizipora memantulkan, meneruskan, dan menyerap energi gelombang tsunami yang diwujudkan dalam perubahan tinggi gelombang tsunami ketika menjalar melalui rumpun tersebut. Data pasca tsunami 26 Desember 2004 yang melanda Asia dengan pusat di pantai barat Aceh terdapat fakta bahwa hutan bakau mangrove yang kompak mampu melindungi pantai dari kerusakan akibat tsunami. Demikian juga hal sama dijumpai pada kawasan pantai dengan hutan pantai yang baik akan mampu meredam dampak kerusakan tsunami WIIP, 2005.

2.1.3 Pendidikan sebagai Sarana Empowering

2.1.3.1 Pendidikan Empowering

Kata “empowerment” dan “empower” diterjemahkan dalam bahasa indonesia menjadi pemberdayaan dan memberdayakan. Menurut Merriam Webster dan Oxfort English Dictioner y Prijono Pranarka, 1996:3 mengandung dua pengertian yaitu: pengertian pertama adalah to give power or authority to, dan pengertian kedua berarti to give ability to or enable . Dalam pengertian pertama diartikan sebagai memberi kekuasaan, mengalihkan kekuatan atau mendelegasikan otoritas ke pihak lain. Sedangkan dalam pengertian kedua, diartikan sebagai upaya untuk memberikan kemampuan atau keberdayaan. Pendidikan menurut Rechey Syam, 2003:3-4 dalam bukunya, Planing for Teaching, an Introduction , menjelaskan bahwa pendidikan adalah: “The term education refers to the broad function of preserving the life of the group through bringing new members into its shared concern. Education is thus a far broader process than that which occurs in schools. It PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI is an essensial social activity by which cummunities continue to exist. In complex communities, this function is specialized and institutionalized in formal education, but there is always the education outside the school with which the formal process in related”. Prof. Richey dalam bukunya ‘Planning for teaching, an Introduction to Education ’ menjelaskan Istilah ‘Pendidikan’ berkenaan dengan fungsi yang luas dari pemeliharaan dan perbaikan kehidupan suatu masyarakat terutama membawa warga masyarakat yang baru generasi baru bagi penuaian kewajiban dan tanggung jawabnya di dalam masyarakat. Definisi pendidikan menurut Rechey sependapat dengan Syam 2003: 4 yang mengemukakan bahwa proses pendidikan jauh lebih luas dari pada proses yang berlangsung di sekolah sehingga pendidikan merupakan suatu aktivitas sosial penting yang berfungsi untuk mentransformasikan keadaan suatu masyarakat menuju keadaan yang lebih baik. Pendidikan empowering menurut Sastrapratedja 2013: 14 pemberdayaan atau empowerment dapat diartikan sebagai kekuatan atau keberdayaan. Dalam istilah powerment, power diartikan sebagai 1 daya untuk berbuat power to, 2 kekuatan bersama power-with, dan kekuatan dari dalam power-within.Power-to adalah kekuatan yang kreatif, yang membuat seseorang mampu melakukan sesuatu. Hal ini merupakan aspek individual dari pemberdayaan, yaitu membantu orang agar ia memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan, memecahkan masalah, bekerja dan membangun berbagai keterampilan dan pengetahuan. Pendidikan empowering menurut jurnal yang berjudul ”Does Education Empower Women? Evidence from Indonesia ” adalah: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI “Education may increase women’s bargaining power within their households because it endows them with knowledge, skills, and resources to make life choices that improve their welfare Duflo, 2012; Lundberg Pollak, 1993. Estimation of the effects of education on empowerment, however, is difficult because women’s preferences, family background, and community characteristics that affect both education and empowerment may be unobserved”. Duflo Lasibani Kamal, 2010 menyatakan bahwa pendidikan dapat meningkatkan kekuatan perempuan dalam rumah tangga mereka karena dengan pengetahuan, keterampilan, dan sumber daya mereka mampu untuk membuat pilihan hidup yang meningkatkan kesejahteraan mereka. Perkiraan efek pendidikan pemberdayaan sulit karena preferensi perempuan, latar belakang karakteristik keluarga, dan masyarakat yang mempengaruhi baik pendidikan dan pemberdayaan mungkin tidak teramati . Jika karakteristik teramati berkorelasi dengan pendidikan dan pemberdayaan perempuan, perkiraan paling biasa persegi efek pendidikan akan menjadi biasa. Kesimpulan dari definisi tersebut, peneliti menyimpulkan pengertian pendidikan tersebut dalam paradigma pendidikan sebagai humanisasi yang ditulis oleh Sastrapratedja bahwa pendidikan merupakan usaha untuk membantu membangun power-with, kekuatan bersama, yaitu agar peserta didik membangun solidaritas atas dasar komitmen pada tujuan dan pengertian yang sama untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi guna menciptakan kesejahteraan bersama. Dapat dikatakan bahwa pendidikan bertujuan untuk menciptakan suatu caring society , suatu komunitas persaudaraan yang memperhatikan kepentingan semua pihak. Yang lebih penting lagi adalah bahwa pendidikan bertujuan membangun power-within , yaitu kekuatan spritual yang ada dalam diri peserta didik. Power-within inilah yang membuat manusia lebih manusiawi karena disitu dibangun harga diri manusia dan penghargaan terhadap martabat manusia dan nilai-nilai yang mengalir dalam martabat itu.

2.1.3.2 Empowering dalam Pembelajaran